Lingkungan

2019 Jadi Tahun Deklarasi Status Darurat 'Krisis Iklim’ Dunia

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 30 Desember 2019
2019 Jadi Tahun Deklarasi Status Darurat 'Krisis Iklim’ Dunia

Aksi deklarasi darurat iklim di Irlandia (Foto: gcn)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PERUBAHAAN iklim yang terjadi begitu cepat mendorong banyak pemerintahan di seluruh dunia untuk mendeklarasikan status darurat di 2019. Sementara deklarasi tersebut menjadi ‘simbol’ dari sebuah gerakan, tak sedikit penduduk dunia yang melakukan aksi-aksi pencegahan yang nyata. Menjadi puncak dari upaya para aktivis yang mendorong pemerintah untuk mengambil tindakan yang sama dramatisnya dengan ancaman dari krisis iklim.

Pada tahun terakhir dari dekade terpanas dalam sejarah, deklarasi darurat iklim telah berkembang dalam dari kota-kota hingga ke seluruh benua. Pada Mei 2019, Inggris menjadi pemerintah nasional pertama yang mengumumkan keadaan darurat iklim, beberapa hari setelah deklarasi serupa dari Skotlandia dan Wales.

Baca juga:

Billie Eilish Bagikan Tiket Konser Gratis untuk Mereka yang Peduli Lingkungan

Pada November 2019, Parlemen Eropa telah melakukan hal yang sama. Dengan jelas dan tegas lebih dari 11.000 ilmuwan bersama-sama menyatakan bahwa Bumi juga menghadapi keadaan darurat iklim. Bahkan kamus Oxford menjadikan kata ‘darurat iklim’ sebagai kata terbaik pada 2019.

Saat ini, sekitar 800 juta orang dari berbagai belahan dunia menyatakan pemanasan global sebagai keadaan darurat – jumlah itu satu banding sepuluh orang di bumi. Ini adalah perubahan besar dalam tiga tahun sejak Darebin, Australia mendeklarasikan keadaan darurat lokal pertama pada 2016.

Pada tanggal 1 Januari 2019, Mobilisasi Iklim mencatat hanya 233 deklarasi di seluruh dunia dibandingkan dengan 1.288 deklarasi serupa saat ini. Sebagian besar, deklarasi tersebut tidak mengikat dan jarang memasukkan perubahan spesifik dalam kebijakan, tetapi dalam beberapa kasus, deklarasi tersebut telah meningkatkan upaya nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

2019 Jadi Tahun Deklarasi Status Darurat 'Krisis Iklim’ Dunia
Demonstran turun ke jalan suarakan darurat krisis iklim dunia (Foto: theconversation)

New York menjadi kota terbesar di dunia untuk mendeklarasikan keadaan darurat iklim pada bulan Juni 2019. Deklarasi itu menyerukan mobilisasi darurat iklim dan untuk segera memulihkan iklim yang aman tanpa banyak detail tentang bagaimana hal itu akan dilakukan.

Deklarasi itu pun datang setelah dewan kota mengeluarkan paket undang-undang iklim yang dijuluki Green New Deal, dimana itu berbentuk komitmen dari kota untuk membuat bangunannya lebih hemat energi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80 persen pada tahun 2050.

Deklarasi juga dapat memberikan kota di daerah lebih kecil cara dan gambaran untuk menyatakan prioritas mereka terutama ketika preferensi mereka berbenturan dengan keputusan kebijakan yang dibuat di tingkat yang lebih tinggi.

Baca juga:

Milenial, Yuk Jadi Pelopor Aksi Darurat Iklim

Di AS, pencemar gas emisi rumah kaca terbesar kedua di dunia, kota kecil dan negara bagian telah meningkatkan upaya mereka dalam menanggapi perubahan iklim. Sementara Presiden Trump telah menggulirkan kembali perlindungan lingkungan.

Kebijakan iklim lokal sudah ada di buku-buku di AS, siap untuk mengurangi emisi gas rumah kaca 25 persen pada tahun 2030. Menurut laporan Bloomberg Philanthropies pada Desember 2019. Ketika negara bagian Maine, Selatan Portland, AS mengadopsi resolusi yang menyatakan darurat iklim pada bulan Oktober, itu termasuk sumpah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga nol pada tahun 2030.

Enam puluh delapan kota, kota kecil dan negara bagian telah mengeluarkan status darurat mereka sendiri di AS. Enam puluh di antaranya dibuat pada 2019, dan termasuk kota-kota besar seperti Miami dan Austin. Meskipun gerakan ini dimulai dari pemerintahan yang lebih kecil, gerakan ini juga melibatkan para pemangku kepentingan yang lebih besar. Sembilan negara - termasuk Portugal, Argentina, Bangladesh, dan Kanada - juga memutuskan bahwa ancaman perubahan iklim memerlukan deklarasi darurat.

2019 Jadi Tahun Deklarasi Status Darurat 'Krisis Iklim’ Dunia
Tidak hanya orang dewasa, Anak-anak juga ikut aksi darurat iklim dunia (Foto: southerntimesafrica)

Di Indonesia, ribuan orang dari berbagai usia dan komunitas melakukan aksi berjalan kaki dari Balai Kota DKI menuju Taman Aspirasi pada akhir November 2019. Mereka menuntut pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian dan segera mendeklarasikan darurat iklim.

Memenuhi tujuan di 2050 secara global adalah apa yang para ilmuwan dalam gerakan yakini diperlukan untuk menghindari bencana perubahan iklim. Ini adalah tugas berat yang membutuhkan transisi hampir lengkap dari ketergantungan dunia pada bahan bakar fosil.

Tanpa melakukan itu, hampir semua terumbu karang dunia diperkirakan akan mati, 61 juta orang tambahan akan berurusan dengan kekeringan ekstrem di kota-kota dunia, dan 70 persen dari garis pantai dunia akan menyusut di bawah permukaan laut yang naik. Dengan begitu banyak hal yang dipertaruhkan, 2020 bisa menjadi tahun yang besar untuk keadaan darurat iklim. (ADP)

Baca juga:

Polusi Udara Jakarta Pengaruhi Perubahan Iklim

#Peduli Lingkungan #Aktivis Lingkungan #Perubahan Iklim
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Fun
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Untuk pertama kalinya, nyamuk ditemukan di Islandia. Rekor panas dan perubahan iklim diduga jadi penyebab utama munculnya spesies ini di negeri es.
ImanK - Jumat, 24 Oktober 2025
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Berita Foto
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq (dari kiri) bersama dengan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional & Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu dan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno saat acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 21 Oktober 2025
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Dunia
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Spesies Nyamuk Culiseta annulata ini diyakini mampu menetap karena tahan terhadap suhu dingin, menandai dampak nyata dari perubahan iklim terhadap persebaran serangga di Islandia.
Wisnu Cipto - Selasa, 21 Oktober 2025
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
ShowBiz
Dari Pengelolaan Sampah hingga Penanaman Mangrove, Synchronize Fest Tegaskan Komitmen Hijau
Synchronize Fest konsisten menjalankan berbagai inisiatif ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif aktivitas urban.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 19 Oktober 2025
Dari Pengelolaan Sampah hingga Penanaman Mangrove, Synchronize Fest Tegaskan Komitmen Hijau
Indonesia
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Undang-Undang tersebut bakal mengintegrasikan berbagai kebijakan di kementerian dan lembaga yang saat ini masih berjalan secara sektoral.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Oktober 2025
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Lifestyle
Eco Paws, Kampanye Kreatif untuk Masa Depan Lebih Baik
Jakarta Premium Outlets menyerukan kampanye masa depan berkelanjutan lewat aksi nyata Eco Paws.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Eco Paws, Kampanye Kreatif untuk Masa Depan Lebih Baik
Indonesia
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Jokowi kini ditunjuk menjadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy. Ia akan bertugas untuk mengatasi masalah ekonomi global hingga krisis iklim.
Soffi Amira - Rabu, 24 September 2025
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Dunia
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Para ahli menggunakan pemodelan untuk memproyeksikan jumlah korban sebelum data resmi dirilis.
Dwi Astarini - Jumat, 19 September 2025
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Dunia
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Tidak ada komunitas di Australia yang akan bebas dari risiko iklim yang berhubungan, saling memperkuat, dan terjadi secara bersamaan.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Dunia
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Secara geografis, Pakistan sangat rentan terhadap perubahan iklim karena menghadapi ancaman panas ekstrem sekaligus curah hujan tinggi.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Bagikan