Glamping De‘Loano, Destinasi yang Lagi Tren di Kalangan Muda-Mudi Purworejo
Fasilitas tenda di Glamping De'Loano. (Foto: Dok Biro Komunikasi Publikasi Kemenpar)
WISATA bernuansa alam masih menarik perhatian muda-mudi. Terutama destinasi tersebut diberi sentuhan kekinian dan instagramable ala anak-anak milenial.
Salah satunya sebuah destinasi wisata alam Glamping De‘Loano di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Glamorius camping atau glamping menjadi daya tarik Desa Sedayu selain Pasar Digital.
Glamping De’ Loano yang langsung diresmikan Menteri Pariwisata Arief Yahya, dilengkapi dengan amenitas nomadic berupa glamp camp, home pod, dan caravan. Ada 11 tenda eksklusif terdiri dari satu buah mushola dan 10 tenda inap (1 tenda VIP berkapasitas 4 orang dan 9 tenda berkapasitas 6 orang) total kapasitas inap mencapai 60 orang.
1. Sajian alam udara sejuh kawasan perbukitan jadi daya tarik
Glamping De’Loano menempati lahan 1,3 hektare di kawasan perbukitan berudara sejuk. Lokasi glamp camp juga dilengkapi sejumlah fasilitas antara lain tourism information semi outdoor restoran, outdoor cinema, cozy seating spot, toilet umum, dan spot-spot foto instragramble yang kini banyak diminati wisatawan milenial.
Glamping De’Loano dikembangkan oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) yang bekerja sama dengan Perum Perhutani. Untuk lebih menghidupkan dan memanjakan wisatawan, BOB juga melakukan kerja sama dengan Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Purworejo yang berinisiatif mendirikan Pasar Digital di Desa Sedayu atau sekitar 15 menit dari kawasan glamping.
Glamping De'Loano merupakan salah satu wujud perencanaan BOB yang akan mengelola lahan seluas 309 hektare di Kabupaten Purworejo, 12 kilometer dari Candi Borobudur dan 35 kilometer dari bandara NYIA, Yogyakarta. Kawasan di area Perhutani itu sebagai zona otoritatif BOB dan dikenal dengan nama Borobudur Highland.
2. Glamping De‘Loano sebagai proyek percontohan
Glamping De‘Loano merupakan proyek percontohan nomadic tourism. Proyek-proyek pembangunan wisata tersebut dikembangkan di destinasi prioritas yaitu Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika, dan Borobudur. Nah, Glamping De’Loano ini bagian dari pendukung Borobudur.
Nomadic tourism kini sudah menjadi kebutuhan wisatawan milenial sekaligus sebagai solusi dalam mengatasi keterbatas dalam membangun unsur 3A (Aktraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas).
Glamping De’Loano diharapkan menjadi destinasi baru yang akan menambah daya tarik untuk kawasan Borobudur karena posisinya yang hanya berjarak 10 kilometer sebelah utara bandara baru New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
“Bisnis nomadic tourism banyak diminati investor karena karakter bisnis ini murah, cepat operasional, dan cepat kembali modal sesuai dengan karakter pasar potensial yang disasar yaitu para wisatawan milenial,” kata Menpar Arief Yahya seperti dikutip Arah Destinasi. (*)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Liburan Berkesan ke Kebun Binatang, ini Tipsnya
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo-Macron Nanjak Borobudur Pakai 'Stair Lift', Endingnya Presiden Prancis Sentuh Patung Buddha
Di Borobudur bersama Macron, Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia Jaga Toleransi dan Budaya
Ahli Arkeologi Khawatir Pemasangan Stairlift di Candi Borobudur, Bisa Rusak Struktur Candi
PPDI Sebut belum Dilibatkan dalam Pembahasan Pembangunan Chairlift di Candi Borobudur
PPDI Sambut Baik Wacana Pemasangan Chairlift di Candi Borobudur, tapi Berikan Sejumlah Catatan
Stair Lift Diklaim tak Rusak Candi Borobudur, Pengelola Sebut Lazim Digunakan di Situs Dunia
Dibangun untuk Mudahkan Emmanuel Macron dan Prabowo Naik ke Atas, Stair Lift Diyakini Tak Merusak Candi Borobudur
Fadli Zon Klaim Chair Lift Borobudur dari Kayu Aman Tidak Merusak Situs
Pemasangan Eskalator di Candi Borobudur, Pemerintah Jelaskan Tujuan Sebenarnya
Nilai Spiritual Borobudur Diharapkan Jadi Inspirasi Perdamaian Dunia pada Waisak 2025