PPDI Sebut belum Dilibatkan dalam Pembahasan Pembangunan Chairlift di Candi Borobudur


Pemerintah jelaskan pemasangan eskalator non-permanen di Candi Borobudur hanya untuk kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: YouTube/Sekretariat Presiden)
MERAHPUTIH.COM - KETUA Umum Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Norman Yulian mengatakan pihaknya belum dilibatkan dalam diskusi dengan Kementerian Kebudayaan untuk pembangunan chairlift di Candi Borobudur.
"Belum, belum ada," kata dia saat dihubungi, Selasa (27/5).
Ia mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi gagasan inklusivitas di kawasan wisata sehingga wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut bisa menikmati keindahanya yang sama dengan orang nondisabilitas. Ia mengatakan, jika memungkinkan, rencana pembangunana chairlift ini bukan hanya di kawasan Candi Borobudur. Norman mengharapkan akses inklusif ini tersebar di seluruh titik pariwisata.
"Justru harapan kami tidak hanya di Borobudur, termasuk tempat-tempat wisata yang lain atau peninggalan-peninggalan bersejarah yang kami harapkan juga ramah buat disabilitas," kata dia.
Ia berharap pembangunan fasilitas untuk disabilitas yang nantinya dibangun sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Dengan berkaca pada kondisi dari Candi Borobudur, Norman mengatakan amat mungkin pembangunan chairlift dilakukan dengan menyesuaikan dengan kontur bangunan yang khas.
Baca juga:
PPDI Sambut Baik Wacana Pemasangan Chairlift di Candi Borobudur, tapi Berikan Sejumlah Catatan
"Kalau bisa, tanjakan Borobudur itu kan terlalu curam, nanjak terus tuh. Kalau bisa, dikasih jarak tanjakan ke berapa meter berhenti datar dulu, datar baru nanjak lagi, datar lanjak lagi. Enggak langsung menanjak gitu ya," katanya.
Norman mengharapkan adanya pembangunan chairlift ini menciptkan kesetaraan bagi penyandang disabilitas. Kalau misalnya orang normal bisa naik sampai di tingkat atas, disabilitas juga bisa mengakses tempat tersebut sehingga tidak ada diskriminasi.
"Ya, sampai batas zona yang diperbolehkan peraturan tempat peninggalan sejarah ya. Misalnya msampai di lantai berapa, ya pokoknya istilahnya tidak ada perbedaan lah," kata dia.(Tka)
Sumber foto: pexel/Ketua Umum Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Norman Yulian mengatakan pihaknya belum ada dilibatkan dalam diskusi dengan Kementerian Kebudayaan untuk pembangunan chairlift di Candi Borobudur.
"Belum, belum ada," kata dia saat dihubungi, Selasa (27/5).
Ia mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi gagasan inklusifitas di kawasan wisata, sehingga wisatawan yang mengunjungi tempar tersebut bisa menikmati keindahanya yang sama dengan orang non disabilitas.
Ia mengatakan kalau bisa rencana pembangunana chairlift ini bukan hanya di kawasan Candi Borobudur. Norman mengharapkan akses inklusifitas ini tersebar di seluruh titik-titik pariwisata.
"Justru harapan kuta tidak hanya di Borobudur, termasuk tempat-tempat wisata yang lain atau peninggalan-peninggalan bersejarah kita harapkan juga ramah buat disabilitas gitu," kata dia.
Ia mengatakan harapannya agar pembangunan fasilitas disabilitas yang nantinya dibangun sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Norman mengatakan berkaca kondisi dari Candi Borobudur, mungkin pembangunan chairlift dilakukan penyesuainya menilik dari kontur bangunan yang khas.
"Kalau bisa yang dimana tanjakan Borobudur itu kan terlalu curam- jalurnya nanjaknya terus tuh. Kalau bisa dikasih jarak tanjakan ke berapa meter, berhenti datar dulu, datar baru lanjak lagi, datar nanjak lagi. Nggak langsung menanjak gitu ya," katanya.
Norman mengharapkan adanya pembangunan chairlift ini menciptkan kesetaraan bagi penyandang disabilitas. Kalau misalnya orang normal bisa naik sampai di tingkat atas, disabilitas juga bisa mengakses fasilitas tersebut sehingga tidak ada diskriminasi.
"Ya sampai batas zona yang diperbolehkan oleh peraturan tempat peninggal sejarah ya. Misalnya msampai di lantai berapa gitu kan, ya pokoknya istilahnya tidak ada perbedaan lah," kata dia.(Tka)
Baca juga:
Stair Lift Diklaim tak Rusak Candi Borobudur, Pengelola Sebut Lazim Digunakan di Situs Dunia
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Resmi! Nasi Megono Kecombrang dan Lopis Krapyak Pekalongan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional

4 Permintaan Koalisi Nasional Organisasi Disabilitas Dalam Revisi KUHAP

Kurangi Angka Pengangguran, Penyandang Disabilitas di Jakarta Harus Diberi Kesempatan Bekerja

Gubernur Pramono Beri Akses Gratis untuk Disabilitas, Lansia, dan Pemilik KJP Masuk Wisata Jakarta

Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata

Fadli Zon Ingatkan Pentingnya Musyawarah dan Keseimbangan Menyikapi Fenomena Sound Horeg

Pemprov Jakarta Cairkan Bantuan Rp 300 Ribu Perbulan Bagi149.687 Lansia, Disabilitas dan Anak Jalanan

Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo

Fadli Zon ‘Dibully’ karena Sebut Pemerkosaan Massal 1998 Tak Terbukti, Istana : Jangan Buru-buru ‘Divonis’

Terobosan Formula Skincare Maju Pesat, Sayang Packaging tak Inklusif
