Ghosting, Berbahaya Bagi Kesehatan Mental

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 13 Agustus 2020
Ghosting, Berbahaya Bagi Kesehatan Mental

Korban ghosting dapat kehilangan kepercayaan pada cinta. (Foto: Pixabay/Foundry)

Ukuran:
14
Audio:

GHOSTING adalah meninggalkan hubungan dengan cara menghilang atau memutuskan tali komunikasi secara tiba-tiba sudah sering terjadi sejak dulu kala. Cara ini dianggap paling sederhana dan cepat karena tidak membutuhkan konfirmasi dari siapa pun. Baik dari pihak yang memutuskan atau diputuskan seolah harus mengerti bahwa hubungan tersebut telah kandas karena sudah tidak ada lagi komunikasi.

Cara yang dinilai simpel ini rupanya lebih menyakitkan batin seseorang jika dibandingkan dengan berbicara secara baik-baik. Manusia adalah makhluk sosial yang senang berkomunikasi. Maka alangkah lebih baik ketika kamu bertemu dan berbicara secara langsung jika memang ingin “menyudahi” sebuah hubungan.

Baca Juga:

Salahkah Berkepribadian Sensitif?

Melansir dari psychologytoday.com, perilaku ghosting berpotensi merusak mental seseorang. Efek emosional yang ditimbulkan bisa sangat menyakitkan terutama bagi mereka yang memiliki hati lembut dan mudah merasakan sedih. Apa saja ya dampaknya?


1. Kehilangan rasa percaya diri

relasi
Biasa membuat seseorang trauma. (Foto: Pexels/it's me neosiam)

Ghosting bisa menyebabkan seseorang kehilangan rasa percaya diri. Alasannya karena tidak ada yang memberitahu dirinya kenapa si doi sampai meninggalkannya begitu saja. Korban bisa kesulitan untuk memulai hubungan yang baru dengan orang lain karena rasa trauma ditinggalkan orang terkasih. Gejalanya bisa dilihat dari sikap yang berubah menjadi dingin, selalu terlihat murung, dan lebih suka menyendiri daripada bersosialisasi dengan orang banyak.

Baca Juga:

Orang Tua Sehat Mental karena Sering Menggunakan Internet

2. Merasa bersalah

relasi
Tidak ada kejelasan tentang kepergiannya. (Foto: Pexels/Kat Jayne0

Korban ghosting umumnya merasa bersalah ketika ditinggalkan secara tiba-tiba tanpa jejak. Awalnya masih bertanya-tanya dalam hati, lama-lama mereka akan berpikir bahwa orang yang paling bersalah dalam hubungan tersebut adalah dirinya. Hal ini disebabkan oleh paradigma berpikir: yang tersakiti akan pergi di kemudian hari.

3. Depresi

relasi
Korban ghosting mengalami trauma berat. (Foto: Pexels/Nathan Cowley)

Tidak percaya perilaku ghosting bisa menyebabkan seseorang mengalami depresi? Nyatanya korban yang mengalami ghosting akan mengalami trauma berat. Ditinggalkan secara tiba tiba bisa membuat seseorang overthinking secara berkelanjutan. Akibatnya korban Mengalami depresi dan kehilangan tujuan hidup. Dirinya akan merasa tidak berguna dan terbuang tanpa alasan yang jelas. Jangan main-main ya ketika berurusan dengan hati! (mar)

Baca Juga:

Makan Sendirian Ternyata Tidak Baik untuk Kesehatan

#Depresi #Trauma Healing
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Apabila depresi tidak ditangani dengan baik, dr. Adhi memperingatkan bahwa hal tersebut dapat berujung pada depresi resisten pengobatan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 11 Juli 2025
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Olahraga
Antony Ngaku Depresi di Manchester United, Mengurung Diri hingga Tidak Makan Berhari-hari
Antony mengaku dirinya depresi saat masih bermain di Manchester United. Ia mengatakan tak makan selama berhari-hari.
Soffi Amira - Selasa, 27 Mei 2025
Antony Ngaku Depresi di Manchester United, Mengurung Diri hingga Tidak Makan Berhari-hari
Lifestyle
Pentingnya Memahami Depresi untuk Menyelamatkan Nyawa
Stigma dan kesadaran yang rendah menghambat akses pasien terhadap pengobatan.
Dwi Astarini - Sabtu, 14 September 2024
Pentingnya Memahami Depresi untuk Menyelamatkan Nyawa
Lifestyle
Faktor-Faktor Ini Bisa Picu Depresi
Terkadang banyak yang mengelak, padahal sudah mengganggu pola hidup, misalnya, jadi sulit makan, sulit tidur
Angga Yudha Pratama - Senin, 29 Juli 2024
Faktor-Faktor Ini Bisa Picu Depresi
Fun
Konsumsi Banyak Buah Bantu Tangkal Depresi di Masa Tua
Studi baru menemukan konsumsi banyak buah bantu menangkal gejala depresi di masa tua.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 25 Juli 2024
Konsumsi Banyak Buah Bantu Tangkal Depresi di Masa Tua
Lifestyle
Penelitian: Pemilu 2024 Picu Risiko Kecemasan dan Depresi
Pemilu 2024 bisa memicu risiko kecemasan dan depresi. Hal itu dipaparkan dalam penelitian Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa.
Soffi Amira - Rabu, 28 Februari 2024
Penelitian: Pemilu 2024 Picu Risiko Kecemasan dan Depresi
Lifestyle
Asupan Gula Berlebih Bisa Sebabkan Depresi dan Kecemasan
Peneliti menemukan, untuk setiap peningkatan 100 gram gula makanan per hari (sekitar 8 sendok makan atau 1/2 cangkir), risiko depresi meningkat sebesar 28 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 26 Februari 2024
 Asupan Gula Berlebih Bisa Sebabkan Depresi dan Kecemasan
Fun
Gejala Depresi yang Jarang Dibicarakan
Ada satu penyebab depresi yang jarang dibicarakan: rasa bersalah yang berlebihan.
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 21 November 2023
Gejala Depresi yang Jarang Dibicarakan
Fun
Memutus Mata Rantai Trauma Antar-Generasi
Trauma antar generasi juga bisa menyerang korban perang dan anggota keluarga yang mendapatkan perlakuan abusif dari para orangtuanya.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 22 Mei 2023
Memutus Mata Rantai Trauma Antar-Generasi
Bagikan