Genjot Produksi Dalam Negeri, Pemerintah Kembangkan Kawasan Bawang Putih 5.453 Hektare


Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR di Jakarta, Senin. (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)
MerahPutih.com - Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran Rp220,15 miliar untuk pengembangan sentra kawasan bawang putih seluas 5.453 hektare. Pengembangan ini diharapkan bisa meningkatkan produksi dalam negeri yang masih jauh dari angka kebutuhan.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menjelaskan, produksi bawang putih dalam negeri saat ini baru mencapai 85.000 ton per tahun, sedangkan kebutuhan nasional terhadap komoditas tersebut sebesar 560.000-580.000 ton per tahun.
Baca Juga:
"Pengembangan kawasan bawang putih totalnya ada 5.453 hektare dengan total anggaran Rp220,15 miliar," kata Prihasto dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (10/2), dikutip Antara.
Prihasto memaparkan, pengembangan kawasan bawang putih seluas 5.453 hektare (ha) tersebut tersebar di 16 provinsi Indonesia, yakni Aceh seluas 100 ha, Sumatra Utara 505 ha, Sumatra Barat 150 ha, Bengkulu 225 ha, Jambi 75 ha, Sumatera Selatan 50 ha, dan Lampung 160 ha.
Selanjutnya, Jawa Barat 185 ha, Jawa Tengah 1.581 ha, Jawa Timur 636 ha, Bali 195 ha, NTB 811 ha, NTT 50 ha, Sulawesi Utara 170 ha, Sulawesi Tengah 200 ha dan Sulawesi Selatan 360 ha.

Ada pun total anggaran sebesar Rp220,15 miliar digunakan untuk benih bersertifikat, pengendali organisme pengganggu tanaman dan mulsa plastik.
Pada 2019, Kementan mencatat luas tanam bawang putih adalah 12.461 hektare dengan luas panen 12.007 ha, produksi 87.509 ton, produktivitas 7,29 ton per hektare.
Baca Juga:
Harga Bawang Putih di Pasar Solo Melonjak, Satgas Pangan Bertindak
Selain peningkatan produksi lewat APBN, Kementan juga menerapkan peraturan wajib tanam kepada pelaku usaha yang mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).
Hingga tahun 2019, Kementan telah menerbitkan RIPH kepada 75 importir dengan volume 760.922 ton, sehingga target produksi harus mencapai 38.046 ton dengan target luas tanam 6.341 hektare.
"Evaluasi RIPH 2019, realisasi produksi 12.185 ton dengan realisasi tanam 2.572 hektare, sehingga masih ada sisa tanam 3.744 hektare dan kurangnya produksi dari target yang ditetapkan sekitar 26.004 ton," kata Prihasto.
Prihasto menambahkan bahwa produksi bawang putih di dalam negeri akan difokuskan untuk peningkatan benih, bukan untuk konsumsi, sehingga produksi dalam negeri dapat ditingkatkan. (*)
Baca Juga:
Dampak Virus Cirona, Impor Bawang Putih Tersendat dan Harganya Tembus Rp55.000
Bagikan
Berita Terkait
Gula Rafinasi Bocor dan Dijual Bebas di Pasar dengan Harga Sangat Murah Bikin Petani Rugi

Dugaan Beras Oplosan, 212 Perusahaan Produsen Beras Premium Diperiksa Bareskrim

Komisi VI DPR Minta Kementan Tingkatkan Pengawasan Bantuan Alat Pertanian

Indonesia Berikan Bantuan Kemanusiaan 10.000 Ton Beras untuk Palestina

Dari Lumbung Padi ke Teknologi Greenhouse: RI-Belanda Resmikan Era Baru Pertanian Berkelanjutan

Indonesia Kesulitan Negosiasi Harga Bawang Putih Impor, Padahal Harga di China Cenderung Turun

Stok Cadangan Beras Pemerintah Tembus 3,7 Juta Ton, Tertinggi Sepanjang Sejarah

RI Punya 64 Balai Rahasia, Wamentan: Kita Bisa Kuasai Pangan dan Energi Dunia

Korupsi 20 Sapi Hasil Hibah Kementan, Kerugian Negara Tembus Rp 269 Juta

Inpeksi Harga Bahan Pokok di Solo, Wamendag Dyah: Harga Bawang Putih di Atas HET
