Gencatan Senjata Gagal Berlanjut, Israel Lakukan Serangan Besar-Besaran ke Gaza


Arsip - Foto udara menunjukkan bangunan dan mobil yang hancur pasca serangan Israel yang berlanjut di Rafah, Gaza, Palestina. ANTARA/Anadolu Agency
MERAHPUTIH.COM - MILITER Militer Israel mengatakan tengah melakukan serangan besar-besaran di Jalur Gaza. Seorang juru bicara dari Badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas di Gaza, yang juga layanan respons darurat utama di wilayah tersebut, mengatakan kepada BBC bahwa setidaknya 34 orang Palestina tewas dan 70 lainnya terluka.
Angkatan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan mereka menargetkan ‘target teror’ milik Hamas. Ini merupakan gelombang serangan udara terbesar di Gaza sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari. Pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata Gaza gagal mencapai kesepakatan.
Tiga rumah dihantam di Deir Al-Balah di Gaza Tengah, sebuah gedung di Kota Gaza, dan beberapa target di Khan Younis dan Rafah. Demikian dilaporkan Reuters yang mengutip sumber medis dan saksi mata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz memerintahkan serangan pada Selasa (18/3) pagi. "Ini dilakukan setelah penolakan berulang dari Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakan terhadap semua proposal yang diterimanya dari utusan Presiden AS, Steve Witkoff, dan para mediator," ujar mereka pernyataan tersebut.
"Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat," tegasnya.
Rencana serangan disampaikan IDF selama akhir pekan dan disetujui kepemimpinan politik. Juru bicara Gedung Putih kepada Fox News mengatakan administrasi Presiden AS Donald Trump telah berkonsultasi dengan Israel sebelum melakukan serangan tersebut.
Baca juga:
AS dan Israel Disebut Bahas Pemindahan Paksa Warga Gaza ke Afrika Timur, Somalia Salah Satunya
Para negosiator telah berusaha mencari jalan keluar setelah fase pertama dari gencatan senjata sementara berakhir pada 1 Maret. AS mengusulkan memperpanjang fase pertama hingga pertengahan April, termasuk pertukaran sandera yang lebih lanjut yang ditahan Hamas dan tahanan Palestina yang ditahan Israel. Namun, seorang pejabat Palestina yang terlibat dalam pembicaraan mengatakan kepada BBC bahwa Israel dan Hamas tidak sepakat mengenai aspek-aspek utama dari kesepakatan yang diusulkan Witkoff dalam pembicaraan tidak langsung tersebut.
Perang terbaru antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas membunuh lebih dari 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, di Israel Selatan, dengan 251 orang disandera. Serangan tersebut memicu tindakan serangan militer Israel yang sejak itu telah menewaskan lebih dari 48.520 orang, sebagian besar warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas yang digunakan PBB dan lainnya.
Sebagian besar dari 2,1 juta penduduk Gaza telah dipindahkan berkali-kali. Diperkirakan, 70 persen bangunan telah rusak atau hancur, sistem kesehatan, air, dan sanitasi telah runtuh, serta ada kekurangan pangan, bahan bakar, obat-obatan, dan tempat perlindungan.(dwi)
Baca juga:
Kondisi Warga Gaza Semakin Sulit, Ranjau dan Sisa Bahan Peledak Memperparah
Bagikan
Berita Terkait
Pelapor Khusus PBB Sebut 680.000 Orang Gaza Tewas Akibat Serangan Israel, Itu Angka Terendah

Di Debat Darurat Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Indonesia Kecam Serangan Israel ke Qatar

Misi Kemanusiaan Berlanjut, Timnas Norwegia Sumbangkan Keuntungan Laga Lawan Israel untuk Gaza

MUI Dorong Sanksi Tegas Aksi Gabungan Arab-Islam dan Barat untuk Akhiri Kekejaman Israel di Gaza

Pemimpin Liga Arab dan OKI Tolak Rencana Pemukiman Ulang Rakyat Palestina oleh Israel

Kerahkan Tank, Tentara Israel Mulai Serangan Darat ke Kota Gaza

Media Belanda de Volkskrant Temukan Dugaan Serangan Tembakan Yang Disengaja ke Anak-Anak di Gaza

Agresi Israel ke Doha Dinilai Sebagai Ancaman Serius Bagi Stabilitas dan Perdamaian di Kawasan Timur Tengah

Prabowo Tegaskan Dukung Kedaulatan Qatar Setelah Serangan Israel, Suara Dunia Harus Kian Lantang

Prabowo Temui Emir Qatar Sheikh Tamim Setelah Israel Serang Markas Hamas
