Gepeng Merajalela di Yogyakarta Jelang Lebaran


Pengemis di depan minimarket. (Foto: MP/Teresa Ika)
MerahPutih.com - Jumlah gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Yogyakarta meningkat menjelang Lebaran. Satuan Polisi Pamong Praja(Satpol PP) Kota Yogyakarta tak tinggal diam. Satpol PP makin getol menertibkan gelandangan dan pengemis.
"Kami tingkatkan patroli gepeng untuk memastikan kondisi kota tetap kondusif saat Idulfitri," tegas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Kamis (21/05).
Baca Juga:
Terus Meningkat, 50 Persen Pasien Positif Corona di Yogyakarta Sembuh
Pihaknya menertibkan lima hingga 15 orang per hari. Bahkan, pernah mencapai 23 orang.
Gepeng yang terjaring razia akan dibawa ke shelter milik Dinas Sosial DIY. Di tempat tersebut, seluruhnya didata.
"Bagi warga DIY akan mendapat pembinaan. Sedangkan warga dari luar DIY akan dipulangkan ke daerah asal," jelasnya.
Sebagian besar gelandangan dan pengemis yang terjaring razia, lanjut dia, merupakan warga dari luar DIY. Ada yang berasal dari Jawa Barat hingga luar Pulau Jawa.

Gelandangan dan pengemis tersebut beraksi dengan cara duduk di tepi jalan atau di trotoar sambil membawa gerobak. Adapula yang duduk dipintu masuk minimarket.
“Alasan mereka bermacam-macam, dari mulai kecopetan hingga kehabisan bekal dan kebetulan ada wabah corona sehingga tidak bisa kembali ke daerah asal,” katanya.
Sebagian besar gelandangan dan pengemis tersebut terjaring razia di sekitar Jalan Adi Sutjipto yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman, atau di sekitar Pojok Beteng Keraton Yogyakarta, di sekitar Stadion Mandala Krida serta di kawasan Kotabaru.
“Ada yang terkadang membawa anaknya. Terakhir kali, kami menertibkan warga yang membawa gerobak yang di dalamnya berisi dua anak. Mereka warga Kabupaten Magelang dan langsung diminta untuk pulang,” katanya.
Baca Juga:
39 Ribu Kepala Keluarga di Kabupaten Sleman Terima Bansos Tunai
Agus menengarai, munculnya gelandangan dan pengemis menjelang Lebaran dipengaruhi banyaknya kegiatan pembagian bantuan sosial atau bantuan sembako kepada warga.
Mereka sengaja menunggu pembagian bantuan sosial atau bantuan sembako dan makanan.
"Padahal, kegiatan pembagian bantuan di tepi jalan sudah dilarang karena lebih baik disalurkan melalui wilayah agar tepat sasaran,” katanya.
Selain mengintensifkan penertiban, Agus berharap, jumlah gelandangan dan pengemis tersebut akan berkurang dengan sendirinya usai Lebaran. (Teresa Ika)
Baca Juga:
Pagebluk COVID-19, Ratusan Abdi Dalem Keraton Surakarta Tidak Terima THR
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi

Melonjak Signifikan, 47.471 Penumpang Wisatawan WNA Manfaatkan KA di Daop 6 Yogyakarta

Hamzah Sulaiman Berpulang, Seniman dan Pengusaha di Balik House of Raminten
