Gabung ke Pemerintahan Jokowi, PAN Disebut Tergoda Kursi Kabinet


Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan dengan para ketua umum partai politik dan sekjen partai di Istana, Jakarta, Rabu (25/8/2021). (ANTARA/HO-PDIP)
MerahPutih.com - Partai koalisi pendukung pemerintah kini semakin membeludak. Hal ini tak lepas dengan masuknya Partai Amanat Nasional (PAN).
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie mengungkapkan, sejatinya PAN sudah tepat berada pada jalur oposisi bersama dengan Demokrat dan PKS.
Tapi, mereka lebih memilih dekat dengan kekuasaan ketimbang berlawanan dengan koalisi pemerintah.
Baca Juga:
Saat Bahas Pandemi dan Vaksinasi, Megawati Minta Jokowi Tegar Hadapi COVID-19
"Saya menduga ini gara-gara kursi di kabinet, jadi apa pun itu ya dilakukan oleh PAN," kata Jerry kepada wartawan di Jakarta, Minggu (29/8).
Alasanya menurut Jerry, Zulhas sebagai Ketua Umum PAN pernah duduk di posisi menteri.
Ia menilai, Zulhas canggung karena tak duduk di kabinet.
"Sejak Zulhas jadi Ketum mereka maunya bermain politik 'safety'. Kalau PAN masih dikendalikan Amien Rais, maka akan sulit bagi PAN untuk koalisi ke pemerintahan Jokowi," jelas dia.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, hadirnya PAN dalam rapat koalisi itu mengisyaratkan dua sinyal.
Pertama, PAN akan secara resmi bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah dan tentunya dengan konsekuensi akan mendapatkan jatah menteri sehingga dimungkinkan terjadinya reshuffle kabinet.
"PAN akan resmi bergabung dengan koalisi pemerintah dengan konsekuensi mendapat jatah menteri atau posisi lainnya yang setara kementerian," kata Karyono.
Kedua, lanjut Karyono PAN masih mungkin di posisi abu-abu artinya bukan partai koalisi, tapi bukan juga oposisi.
Meskipun begitu, Karyono menuturkan hubungan PAN bisa dibilang mesra dengan pemerintahan Jokowi. Ia melihat dari sikap PAN kerap mendukung agenda dan kebijakan pemerintah.
Baca Juga:
PAN Gabung Koalisi, Gerindra Harap Pasokan Tenaga Pemerintah Bertambah
Karyono pun membeberkan dampak Jika posisi PAN bergabung resmi dalam koalisi pemerintahan Jokowi - Maruf Amin, maka pemerintahan semakin tangguh, sebaliknya kekuatan oposisi semakin loyo.
Lalu bagaimana dengan nasib oposisi selanjutnya? Karyono memberikan penjelasan bahwa oposisi melemah dengan bertambahnya partai koalisi pendukung pemerintah, tetapi di sisi lain ada harapan.
Salah satunya, menurut Karyono bisa mendapat manfaat elektoral dari sebagian masyarakat yang tidak puas dengan kinerja pemerintah.
"Asalkan mereka mampu mengelola isu yang bisa menarik simpati publik," ucap Karyono. (Knu)
Baca Juga:
PAN Gabung Koalisi untuk Muluskan Program Pemerintah
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Imbas Kemarahan Rakyat, PAN Ajukan Penghentian Gaji hingga Fasilitas Eko Patrio dan Uya Kuya

PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya Sebagai Anggota DPR

Reshuffle Sebentar Lagi, Prabowo Sudah Kantongi Nama Wamenaker Baru Pengganti Noel

Rencana Perombakan Kabinet, Istana: Prabowo Bisa Lakukan Kapan Pun

PAN Puji Sikap PDIP ke Pemerintah Prabowo Jaga Kualitas Demokrasi

PAN Bicara Potensi Polemik Gibran Pindah Kantor ke IKN, Minta Prabowo Turun Tangan

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Soal Penempatan Dubes, PAN Yakin Prabowo sudah Siapkan Kandidat di Momentum yang Tepat

Giliran Sekjen PAN Eko Patrio Temui Gubernur Pramono Anung Setelah Kaesang

Golkar: Presiden Punya Kewenangan Absolut soal Reshuffle Kabinet
