G7 Beri Peringatan ke Rusia
Ilustrasi - Bendera Rusia berkibar di atas kantor pusat Bank Sentral Rusia di Moskow, Rusia. (ANTARA/REUTERS/Maxim Shemetov/pri.)
MerahPutih.com - Para pemimpin kelompok tujuh (G7) melakukan pertemuan setelah peristiwa gelombang serangan Rusia ke Ukraina, sebagai pembalasan atas ledakan yang merusak jembatan Kerch, yang menghubungkan Rusia dengan Krimea.
Rusia mengaitkan ledakan di jembatan itu dengan operasi pasukan Ukraina. Serangan ke Ukraina teranyar ini, dikhawatirkan mendorong penggunaan senjata nuklir oleh Moskow.
Baca Juga:
Hengkang dari Rusia, Nissan Jual Pabrik
Para pemimpin dari negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7) memperingatkan Rusia, setiap penggunaan senjata nuklir akan menghadapi konsekuensi yang parah.
"Kami mengutuk serangan (Rusia) ini dengan sekuat tenaga," kata para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa dalam pernyataan bersama.
Pernyataan bersama para pemimpin G7 itu menyoroti infrastruktur sipil dan kota-kota di seluruh Ukraina yang menjadi sasaran dalam serangan rudal oleh Rusia.
"Serangan membabi buta terhadap penduduk sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Kami akan meminta pertanggungjawaban Presiden Putin dan semua pihak yang bertanggung jawab," kata pemimpin G7.
Selain itu, ada kekhawatiran yang meningkat, Rusia dapat menggunakan senjata nuklir taktis untuk serangan terbatas dalam perang melawan Ukraina.
"Kita tidak boleh membuat Ukraina menjadi sasaran baru pengeboman dengan senjata nuklir," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Kishida mengatakan, negara-negara anggota G7 menegaskan, serangan Rusia terhadap warga dan wilayah sipil di Ukraina, tidak dapat dibenarkan.
"G7 setuju untuk memperkuat kerja sama dalam mengatasi agresi Moskow terhadap Kiev. Ancaman dan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia tidak boleh terjadi," kata Kishida.
Moskow menanggapi serangan di jembatan dengan melepaskan salah satu serangan rudal terbesarnya ke Ukraina sejak invasi dimulai pada akhir Februari 2022. (*)
Baca Juga:
Moda Transportasi Perusahaan Negara Uni Eropa Dilarang Masuk Rusia
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Seruan Indonesia Untuk Redakan Konflik Thailand dan Kamboja, Desak Saling Tahan Diri
Israel Lakukan 813 Kali Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza, Akses Bantuan Masih Dihambat
Konflik Kamboja dan Thailand Bikin Sekolah Tutup, Ratusan Warga Mengungsi
Trump Klaim Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza Bakal Didukung Banyak Negara
Kapal Perang USS Cincinnati-20 dan Drone AS Merapat ke Batam
Angkatan Laut Thailand Luncurkan Operasi Skala Besar di Perbatasan Kamboja
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Mengejutkan! Tes Kebohongan Mudryk Lolos, Masa Depan di Chelsea Terbuka?
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Thailand Bakal Bersihkan Ranjau Darat di Perbatasan Kamboja, Negara ASEAN Diminta Memantau