Filosofi Tradisi Siat Yeh Warga Teba Jimbaran Bali

Muchammad YaniMuchammad Yani - Minggu, 18 Maret 2018
Filosofi Tradisi Siat Yeh Warga Teba Jimbaran Bali

Kemeriahan tradisi Siat Yeh, yang digelar oleh ratusan warga Teba, Desa Adat Jimbaran, Badung Bali. Minggu (18/3). (Foto: MP/MKF)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Pulau Bali tidak perna lepas dari tradisi adat dan budaya. Setiap desa ke desa di Pulau Dewata selalu menyajikan tradisi yang unik dan mempunyai makna mendalam pada lingkungan sekitar atau alam dalam makna yang luas. Salah satunya, tradisi Siat Yeh yang digelar oleh warga Banjar Teba, Desa Adat Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali. Minggu (18/3).

Tradisi, Siat Yeh dalam filosofinya mempertemukan dua sumber Tirta (Air) yang berada di Desa Adat Jimbaran. Kedua sumber tirta tersebut adalah air laut di pantai Segara dan air Suwung (rawah) di Jimbaran. Air laut pantai Segara berada di sebelah barat, sedangkan air Suwung berada di sebelah timur. Tradisi Siat Yeh, selain pesannya mempertemukan kedua sumber air tersebut, juga mempunyai makna yang mendalam.

Seperti yang dikatakan oleh I Gusti Ketut Gede, Yusah Asana Putra, selaku Ketua Panitian Pengarah Siat Yeh, dalam kata "Siat" yang berarti perang merupakan makna, bahwa pada hakekatnya manusia dalam saban harinya sebenarnya berperang melawan keinginan diri sendiri untuk mengindari hal-hal yang tidak baik.

"Kenapa 'Siat' karena sesungguhnya manusia setiap hari berperang dengan diri sendiri atau pikiran-pikiran diri sendiri. Itulah yang kita ambil maknanya. Mau tidak mau suka tidak suka, setiap hari kita perang dengan diri kita sendiri antara keinginan yang baik dan tidak baik," ucapnya.

Sedangkan kata "Yeh" yang berarti air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Sehingga sumber air itu harus dijaga dan dihormati. Nantinya dengan menjaga kedua sember air tersebut masyarakatnya bisa mendapatkan kemakmuran.

"Kita harus menghormati sumber air. Air yang ada di Jimbaran adalah air Pantai dan Suwung. Dulu orang Jimbaran hidupnya itu, kalau tidak dari Suwung ya dari laut. Kalau dulu, di Suwung itu ada pembuatan garam yang sangat luar biasa. Orang Jimbaran dulu, kerja membuat garam dan ditukar dengan beras. Kalau yang di pantai menjadi nelayan untuk mencari ikan," imbuh Yusah Asana Putra.

Kemeriahan tradisi Siat Yeh, yang digelar oleh ratusan warga Teba, Desa Adat Jimbaran, Badung Bali. Minggu (18/3). (Foto: MP/MKF)
Kemeriahan tradisi Siat Yeh, yang digelar oleh ratusan warga Teba, Desa Adat Jimbaran, Badung Bali. Minggu (18/3). (Foto: MP/MKF)

Menurut, Yusah Asana Putra, kenapa tradisi Siat Yeh dilakukan karena kembali untuk mempertemukan dua sumber air tersebut. Karena sejak dulunya, sebelum pembangunan pariwisata di Jimbaran, kedua air tersebut selalu bertemu secara alami jika dalam keadaan pasang.

"Karena, sekarang pembangun pariwisata seperti ini, ketemunya tidak secara langsung, sehingga manusia yang membangun maka manusia yang harus menemukankanya kembali air itu. Kalau dua sumber bisa ketemu maka kemakmuran akan tercapai, itu harapan kami," tuturnya.

Kemudian, dari energi atau kekuatan spritual, Yusah Asana Putra menyampaikan bahwa energi dari air Segara dan Suwung itu kalau di kelolah secara baik akan menjadi energi yang luar biasa, sehingga berdampak positif pada masyarakat Jimbaran.

"Kalau kita kelola dengan baik bisa membuat energi yang luar biasa. Kalau salah, akan membuat energi negatif juga. Kami hormati dua energi ini dan mempertemukan secara positif dengan harapan masyarakat Jimbaran menjadi tenang, dengan mempertemukan kekuatan dari timur dan barat," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan, oleh Anak Agung Bagus Cahya Dwijanata, selaku Ketua Panitian Pelaksana tradisi Siat Yeh. Menurutnya, yang pertama tradisi ini digelar agar Sekaa Truna-Truni Bhakti Asih (Organisasi Kepemudaan) Warga Teba Jimbaran mempunyai ikon yang bisa dibanggakan dan diwariskan pada generasi selanjutnya.

Kemudian, digelarnya tradisi Siat Yeh ini, juga sesuai dengan kondisi geografis Desa Adat Jimbaran dengan adanya dua sumber air pantai Segara dan Suwung.

"Karena kondisi geografis, di pantai barat (Segara) dan Suwung (Timur) itu, alasan kenapa kami membangkitkan kembali tradisi Siat Yeh," ujarnya.

Dwijanata juga menjelaskan, bahwa air Suwung dan Segara dulunya bertemu di Lobok yang bertempat di depan InterContinental Jimbaran Bali. Namun, karena pesatnya perkembangan pariwisata, kedua sumber air tersebut tak bisa bertemu lagi.

"Oleh karena itu, kami berinsiatif membangkitkan, menyatukan dan mempertemukan kembali air dari barat dan dari timur dengan tradisi Siat Yeh," ujarnya.

Tradisi Siat Yeh, pertama kali digelar oleh ratusan Warga Banjar Tebat Jimbaran Bali. Setelah tradisi tradisional di Jimbaran lama tidak digelar. Lewat keinginan Sekaa Truna-Truni dan krama adat di hari Ngembak Geni menyepakati untuk merekonstruksi tradisi dengan wadah yang baru yakni Siat Yeh. (*)

Artikel ini ditulis berdasarkan laporan MKF, reporter dan kontributor merahputih.comuntuk wilayah Bali dan sekitarnya.

#Tradisi Unik #Wisata Bali
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Akhirnya Pengelola GWK Hancurkan Tembok Pembatasan Yang Halangi Akses Warga
Setelah terjadi pertemuan antara Pemprov Bali dengan PT GAIN, berhasil disepakati bahwa tembok penghalang itu dibongkar mulai Rabu (1/10).
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Akhirnya Pengelola GWK Hancurkan Tembok Pembatasan Yang Halangi Akses Warga
Lifestyle
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman
Aksi ini digelar setelah pemerintah daerah di Korea menggelar kembali turnamen adu banteng meskipun ada kekhawatiran terkait dengan wabah penyakit kaki dan mulut baru-baru ini.
Dwi Astarini - Jumat, 02 Mei 2025
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman
Travel
Jajal Suasana Hari Raya Galungan di Bali, Airbnb Kasih Rekomendasi Akomodasi Nih
Untuk mendapatkan pengalaman to the max, Airbnb kasi rekomendasi akomodasi sempurna untuk perjalanan budaya yang berkesan.
Dwi Astarini - Rabu, 23 April 2025
Jajal Suasana Hari Raya Galungan di Bali, Airbnb Kasih Rekomendasi Akomodasi Nih
Tradisi
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Sesuai namanya, Bakdan Sapi merupakan perayaan khusus untuk hewan ternak milik warga, terutama sapi.
Dwi Astarini - Selasa, 08 April 2025
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Tradisi
Menilik Keindahan Arsitekstur Rumah Adat Angkul-Angkul khas Bali
Struktur ini sering ditemukan di depan rumah adat Bali dan berfungsi sebagai penghubung antara ruang luar dan ruang dalam.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 27 September 2024
Menilik Keindahan Arsitekstur Rumah Adat Angkul-Angkul khas Bali
Tradisi
Tarian Gundala-Gundala Ritual Pemanggil Hujan dari Tanah Karo
Asal usul tarian pemanggil hujan Gundala-Gundala dari Karo.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 06 September 2024
Tarian Gundala-Gundala Ritual Pemanggil Hujan dari Tanah Karo
Tradisi
Lomba Dayung Jukung, Tradisi Unik 17 Agustusan di Kalimantan Selatan
Jukung adalah perahu tradisional suku Banjar, digunakan untuk transportasi, perdagangan, dan menangkap ikan di sungai, danau, serta rawa.
Frengky Aruan - Rabu, 14 Agustus 2024
Lomba Dayung Jukung, Tradisi Unik 17 Agustusan di Kalimantan Selatan
Berita
3 Tradisi Unik di Indonesia Merayakan Idul Adha
Tradisi unik merayakan momen Idul Adha ternyata banyak di Indonesia.
Frengky Aruan - Jumat, 14 Juni 2024
3 Tradisi Unik di Indonesia Merayakan Idul Adha
Fun
Mengenal Makna Tradisi Imlek 'Yu Sheng'
Setiap unsur dalam Yu Sheng memiliki simbolisme tersendiri.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 08 Februari 2024
Mengenal Makna Tradisi Imlek 'Yu Sheng'
Fun
Tradisi Unik di Berbagai Negara untuk Sambut Tahun Baru 2024
Delapan tradisi unik di berbagai negara dalam menyambut tahun baru 2024.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 26 Desember 2023
Tradisi Unik di Berbagai Negara untuk Sambut Tahun Baru 2024
Bagikan