Figur Kelinci Erianto di Hiruk-Pikuk Kehidupan Urban


Seorang pengunjung di antara figur kelinci karya Erianto. (MP/Ronggo)
KELINCI super gemas terpancang di galeri Vice & Virtue (V&V) Jakarta Art Hub, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/8). Tentu bukan hewan, tetapi figur Kelinci di lukisan karya Erianto bertajuk Collective Chemistry.
Figur kelinci biru dengan dua gigi ikonik sedang berpose berlatar warna hitam langsung menyapa begitu masuk ruang pamer V&V. Lukisan itu diapit dua figur Kelinci berkacamata di kanannya dan Kelinci bersama vas bunga di kiri.
Baca juga:
Selain tiga figur itu, masih ada dua lukisan Kelinci di bathtub berjudul Ngadem 1 dan 2. "Kelinci itu simbol kelembutan. Dalam artian, kita sekarang berada di dalam situasi hiruk pikuk tapi kan butuh sesuatu hal bersifat lembut. Salah satunya lewat figur kelinci. Kan dari anak kecil, dewasa, dan orang tua suka kelinci. Kelinci simbol persatuan," kata Erianto kepada Merahputih.com.

Pada pameran merayakan pembukaan galeri V&V tersebut, Erianto menampilkan 18 karya merayakan interaksi dinamis dari keragaman kehidupan dan hubungan rumit mengikat di alam semesta. Selain figur kelinci, ada pula figur hewan lain, seperti panda, ikan, dan ada pula sosok populer Mickey Mouse dilukis sedang bermain lato-lato, serta tumbuhan.
Baca juga:
Melalui interaksi harmonis antara kehidupan sosial dan lingkungan sekitar, lanjut Erianto karya-karyanya merangkum gerak eksistensi tiada henti agar setiap elemen saling melengkapi dan menciptakan satu kesatuan utuh bak roda kehidupan. "Kehidupan boleh mati tapi seni tetap terjaga," kata Finalis UOB Painting of the Year itu saat membuka pameran.
Selain figur, objek kecil-kecil di belakang figur sebagai latar belakang juga punya peran penting sebagai hasrat, curahan, dan emosi melalui grafiti, sketsa, serta media ekspresif lainnya. Sinergi kuat antara figur dan latar belakang tersebut membentuk ikatan kesatuan tidak terpisahkan dalam setiap karya Erianto.

“Di UOB, kami terus membuka peluang bagi perupa di tanah air untuk mempersembahkan karya-karya terbaik di panggung seni rupa melalui kreativitas tanpa batas. Kami harap melalui pameran ini, publik dapat terinspirasi untuk menghargai perbedaan dan saling merangkul menciptakan solidaritas,” kata Head of Corporate Communications UOB Indonesia Maya Rizano.
Pameran ini punya magnet bagi sesiap jika ingin merasakan keragaman dan pengalaman hidup sehingga mendorong empati, kasih sayang, dan tanggung jawab bersama terhadap pelestarian dan peningkatan dunia.
“Sebagai pemilik V&V, saya sangat senang berbagi secercah harapan dengan dunia. Galeri kami berdiri sebagai bukti kekuatan ekspresi artistik, tempat perlindungan kreativitas tidak mengenal batas. Dengan setiap sapuan kuas, pahatan, dan foto, kami bertujuan untuk menyalakan percikan inspirasi dan mengobarkan api imajinasi,” pungkas founder V&V Gallery Wilian Robin. (*)
Baca juga:
Pameran Seni 'Constellations: Global Reflections' Bali Resmi Dibuka
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'

Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal

Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer

Menilik Pameran Seni Rupa Bertajuk Beyond Imagination di Gedung JDC Jakarta

One Satrio Rayakan Tahun Kedua dengan Urban Oasis
Kisah Urbanisme dan Identitas dalam Pameran Foto ’TRANSIT’ di Prancis La Maison de L’Indonésie

Menilik Pameran Karya Lini Natalini Widhiasi Bertajuk Infinity Yin Yang di Galnas
