‘Father Hunger’ dan Dampaknya pada Anak-anak


Father hunger adalah istilah yang sama dengan fatherless, father absence, dan father deficit. (freepik/jcomp)
APA itu father hunger? Istilah ini wara wiri di media sosial dan mungkin terdengar asing di telinga sebagian orang. Namun, istilah father hunger bukanlah istilah terkait kondisi psikologi seseorang.
Dikutip dari laman Viva, father hunger adalah istilah yang sama dengan fatherless, father absence, dan father deficit. Sementara orang tua pada umumnya, tidak di dukung oleh lembaga sosial. Contohnya seperti orang yang sudah bercerai, diremehkan, dan disingkirkan secara paksa dari kehidupan anak-anaknya.
Father Hunger dapat memengaruhi aspek kehidupan anak kapanpun dan di segala rentang usia. Hal itu bisa terjadi antara ayah biologis dan anaknya. Mengutip dari laman Psychology Today, penelitian menemukan sejumlah dampak yang bisa dialami seorang anak dengan kondisi father hunger.
Baca Juga:

Fisik dan emosional
Anak yang kehilangan sosok dan perhatian dari ayahnya dilaporkan memiliki masalah konsep, baik secara fisik maupun emosional. Mereka cenderung sulit mengontrol emosi dan diri dipenuhi dengan kebencian yang berkepanjangan. Bahkan, kondisi father hunger bisa berdampak pada kenakalan remaja seperti mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
Perilaku
Anak-anak dengan kondisi ini memiliki lebih banyak kesulitan dengan penyesuaian sosial. Mereka cenderung memiliki kepribadian yang angkuh dan kerap kali mengintimidasi sebagai upaya untuk menyamarkan ketakutan, kebencian, kecemasan, dan ketidakbahagiaan.
Kesehatan fisik
Kondisi ini rupanya juga berdampak pada masalah kesehatan fisik anak. Anak yang kehilangan sosok dan perhatian dari ayah lebih mudah terserang masalah kesehatan kronis seperti sakit kepala, sakit perut, dan serangan asma.
Baca Juga:

Masa depan
Kondisi ini berdampak pada hubungan anak dengan orang lain di masa depan. Seseorang yang kehilangan sosok ayah lebih memungkinkan untuk mengalami perceraian dalam hubungan pernikahannya.
Kesehatan mental
Anak-anak “tanpa sosok ayah” disebut lebih berpeluang mengalami gangguan kesehatan mental terutama anxiety (kecemasan), depresi, dan bunuh diri.
Prestasi akademik
Kondisi ini rupanya juga berdampak terhadap keterampilan berpikir anak. Disebutkan bahwa anak yang kehilangan sosok ayah dapat memiliki prestasi akademik yang buruk, suka membolos, bahkan dikeluarkan dari sekolah. (dkr)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
