Empat Strategi Pemerintah Atasi Penularan Omicron di Tanah Air


Penumpang pesawat di area Terminal 2F Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (17/12/2021). (ANTARA FOTO/Fauzan/nz)
MerahPutih.com - Pemerintah terus mengantisipasi penyebaran varian baru COVID-19 Omicron di tanah air. Salah satunya dengan pengetatan pintu masuk bagi pelaku perjalanan mancanegara dan mengimbau masyarakat untuk tidak ke luar negeri kecuali hal mendesak.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan, pemerintah saat ini menerapkan empat strategi untuk mengatasi penularan SARS-CoV-2 varian Omicron.
"Kami di Kemenkes konsisten melakukan empat strategi penanganan Omicron. Pertama adalah protokol kesehatan 3M, kedua surveilans, ketiga vaksinasi, keempat terapeutik atau perawatan," katanya dalam konferensi pers mengenai penanggulangan COVID-19 yang disiarkan melalui saluran YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin (27/12) pagi.
Baca Juga:
Puluhan Kasus Omicron dari Luar Negeri, Luhut Imbau Masyarakat Liburan di Indonesia
Dikutip Antara, Menkes Budi juga menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dalam upaya mencegah penularan virus corona, termasuk varian Omicron.
Menteri Kesehatan mengingatkan warga untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi, aplikasi digital yang dikembangkan untuk mendukung pelacakan penularan COVID-19.
"Disiplin lah gunakan PeduliLindungi. Saya lihat banyak rakyat kita yang masuk restoran suka lupa pakai. Adalah kewajiban petugas untuk ingatkan, kenapa? Karena ini membantu kita untuk menyaring kalau misalnya ada orang yang berpotensi menular tapi tidak disiplin," katanya.
Di samping itu, dia mengimbau warga tidak melakukan perjalanan ke luar negeri kalau tidak ada keperluan mendesak karena penularan Omicron bermula dari luar negeri.
"Semua orang yang kembali, kita lihat banyak yang terkena. Jadi lindungilah diri kita, jangan ke luar negeri," katanya.
Menteri Kesehatan mengatakan bahwa pemerintah memperketat aturan perjalanan serta ketentuan karantina bagi pelaku perjalanan dari luar negeri guna meminimalkan risiko penularan Omicron karena 98 persen kasus infeksi Omicron di Indonesia bermula dari pelaku perjalanan dari luar negeri.
"Kalau teman-teman tanya, wah menyulitkan, tapi ini hanya untuk puluhan ribu rakyat kita yang relatif lebih mampu yang memang kemarin jalan ke luar negeri. Kita harus melindungi 272 juta rakyat kita yang sekarang kondisinya sudah baik," katanya.
Baca Juga:
Kasus Bertambah, Varian Omicron Terdeteksi Setelah 3 Hari Karantina
Selain menegakkan protokol kesehatan dan memperketat aturan perjalanan, pemerintah melakukan pemantauan kasus dengan menjalankan pemeriksaan, pelacakan, dan penanganan kasus infeksi virus corona.
Ia menjelaskan pula bahwa Kementerian Kesehatan memanfaatkan teknologi pemeriksaan menggunakan metode RT-PCR guna mengidentifikasi fenomena S-gene target failure (SGTF) dalam mendeteksi penularan Omicron. Tes RT-PCR membutuhkan waktu empat sampai enam jam sedangkan pengurutan genom memakan waktu tiga sampai lima hari.
Menurut dia, proses pemeriksaan menggunakan metode RT-PCR bisa lebih cepat mendeteksi infeksi Omicron ketimbang proses pemeriksaan menggunakan metode pengurutan genom.
"Kita sudah sebarkan (alat pemeriksaan RT-PCR) di seluruh pintu masuk luar negeri utama," katanya.
Menteri Kesehatan mengatakan bahwa pemerintah juga akan mendatangkan 15 alat pemeriksaan menggunakan metode pengurutan genom ke seluruh pulau, termasuk Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
"Agar tes genome sequencing ini menjadi lebih cepat, dan juga jaringannya menjadi lebih kuat tidak hanya di Jawa saja," katanya.
Perihal vaksinasi COVID-19, Menteri Kesehatan mengatakan bahwa pemerintah berupaya mempercepat penuntasan pelaksanaan vaksinasi para kelompok berisiko seperti orang lanjut usia dan orang dengan gangguan imunitas.
"Harus cepat kita vaksinasi agar mereka tidak tertular oleh Omicron," katanya.
Menteri Kesehatan juga mengemukakan bahwa guna mendukung upaya penanganan penderita COVID-19, Kementerian Kesehatan telah memasang lebih dari 16 ribu unit generator oksigen dan 31 konsentrator oksigen di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan.
"Kita sudah pasang agar bisa mempersiapkan diri. Mudah-mudahan tidak terjadi," katanya. (*)
Baca Juga:
Kemenkes Konfirmasi 11 Kasus Baru COVID-19 Varian Omicron
Bagikan
Berita Terkait
Gubernur Pramono Siapkan Parkir Sandar Gratis Rumah Sakit Apung di Pelabuhan Muara Angke

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
