Dunia Sambut Gencatan Senjata Israel-Lebanon


Serangan Israel di kota Khiam, Lebanon. (ANTARA/HO-Anadolu/www.aa.com.tr)
MerahPutih.com - Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon mulai berlaku beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan usulan untuk mengakhiri konflik telah dicapai.
Kesepakatan itu juga diharapkan dapat mengakhiri pertempuran lintas batas antara Israel dan Lebanon yang telah berlangsung selama satu tahun.
Lebih dari 3.800 orang telah tewas dalam serangan Israel di Lebanon dan lebih dari 1 juta orang mengungsi sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Negara-negara Arab menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon yang mulai berlaku pada Rabu (27/11) pagi, mengakhiri pertempuran selama 14 bulan antara tentara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon.
Baca juga:
Gencatan Senjata Berlaku, Lebanon Mulai Jaga Perbatasan dengan Suriah
Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan, gencatan senjata itu akan membuka jalan bagi de-eskalasi di kawasan melalui penerapan Resolusi PBB 1701 dan pengerahan tentara Lebanon ke Lebanon selatan.
Resolusi 1701, yang diadopsi pada 11 Agustus 2006, menyerukan penghentian total permusuhan antara Hizbullah dan Israel, serta pembentukan zona bebas senjata antara batas demarkasi Garis Biru dan Sungai Litani di Lebanon selatan, dengan pengecualian bagi tentara Lebanon dan misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL).
Mesir menyatakan, kesepakatan tersebut harus menjadi "langkah awal untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza" di samping "perlunya mencapai gencatan senjata segera, akses tanpa hambatan terhadap bantuan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut dan menghentikan pelanggaran yang tidak dapat dibenarkan di Tepi Barat."
Yordania memuji gencatan senjata itu sebagai "langkah penting untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza dan serangannya ke Tepi Barat yang diduduki."
Mereka menyebut kesepakatan itu "langkah pertama untuk mengurangi eskalasi yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional, dan menjaga pengiriman bantuan kemanusiaan yang cukup dan berkelanjutan ke seluruh wilayah Gaza."
Otoritas Palestina menyuarakan harapan agar kesepakatan gencatan senjata tersebut akan mendorong "berakhirnya kekerasan dan ketidakstabilan di kawasan sebagai akibat dari kebijakan Israel yang menyebabkan gejolak di kawasan."
Irak menegaskan kembali dukungannya untuk Lebanon, menyuarakan harapan agar kesepakatan gencatan senjata tersebut akan membantu mengakhiri kekerasan, kehancuran, dan penderitaan rakyat Lebanon.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyambut kesepakatan itu, dan berharap agar gencatan senjata tersebut akan "mengarah pada kesepakatan serupa untuk mengakhiri perang yang masih berlangsung di Jalur Gaza dan serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki."
Pernyataan kementerian tersebut menegaskan kembali "dukungan teguh" Qatar terhadap persatuan dan integritas teritorial Lebanon.
Sementara Turkiye menyambut kesepakatan gencatan senjata antara Lebanon dan Israel.
"Kami menyambut baik penyelesaian negosiasi yang sukses untuk menetapkan gencatan senjata di Lebanon dan berharap gencatan senjata tersebut akan bersifat permanen," kata Kementerian Luar Negeri Turki pada Rabu.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyambut gencatan senjata di Lebanon, menyebutnya sebagai "kelegaan di tengah situasi yang menghancurkan di Timur Tengah."
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
![[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat](https://img.merahputih.com/media/57/be/b4/57beb4f39c46834d56d0e5242ebe5b5d_182x135.png)
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina

Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan

1,3 Juta Warga Gaza Bakal Dipaksa Berpindah ke Selatan, Perburuk Penderitaan

Israel Bakal Duduki Gaza, PBB Ingatkan Kematian dan Kehancuran Besar Bakal Terjadi kal Terjadi

Krisis Kemanusian di Gaza Semakin Memburuk, Kematian dan Kelaparan Ekstrem Melonjak

Otoritas Palestina Segera Bentuk Komite Sementara Pemerintahan di Jalur Gaza.

Kekuatan Pesawat Nirawak Indonesia: Kesiapan Prajurit di Balik Keterbatasan Teknologi

Kematian dan Kelaparan di Gaza Bakal Makin Parah Saat Israel Rencanakan Pendudukan Militer di Jalur Gaza

Komisi Eropa Tolak Upaya Israel Kuasai Jalur Gaza, Tetap Bagian Negara Palestina di Masa Depan
