Dua Harapan Besar Investor Listrik kepada Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Andika PratamaAndika Pratama - Minggu, 27 Oktober 2019
Dua Harapan Besar Investor Listrik kepada Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Pengusaha Bahlil Lahadalia ditelepon oleh protokol dan bergegas datang ke Istana Kepresidenan dengan mengenakan kemeja putih, Selasa (22/10). ANTARA FOTO/Hanni Sofia.

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) mengapresiasi penunjukan mantan Ketua Umum BPP HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Bahlil Lahadalia sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) baru. APLSI menilai, penunjukan Bahlil sangat tepat memecahkan kebuntuan investasi kelistrikan nasional.

“Dari track record beliau, ada segudang keberanian. Cara berpikir beliau juga out of the box dan punya relasi yang bagus dengan kepala-kepala daerah. Kita optimislah,” ujar Direktur Eksekutif APLSI Rizal Calvary Marimbo dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (27/10)

Baca Juga

Tugas Berat Kepala BKPM Bahlil Lahadalia Versi Ketum HIPMI

Rizal mengatakan, tantangan BKPM saat ini bukan lagi mendatangkan investor baru. Tetapi bagaimana merealisasikan berbagai komitmen investasi yang sudah ditandatangani namun terhenti sebab berbagai alasan.

“Investor itu sudah antri. Tapi cuma sampai di meja MoU di pusat. Masalahnya direalisasinya,” ucap Rizal.

Menurut Rizal, terdapat dua harapan besar investor atau pengusaha ketenagalistrikan kepada Bahlil. Pertama, adalah bagaimana Kepala BKPM baru menyederhanakan dan mempercepat perizinan di daerah. Terlalu lama dan berbelit-belit. Tergantung mood-nya kepala daerah

Rizal mengatakan, reformasi perizinan investasi di BKPM telah menunjukan perbaikan. Namun, reformasi ini tak diikuti oleh banyak daerah di bawahnya. Akibatnya, kinerja investasi nasional kurang memuaskan setiap tahun.

“Jadi, sekarang kendalanya di daerah. Masih sangat lamban,” ujar Rizal.

Bahlil Lahadalia berbicara kepada wartawan di halaman Istana Negara usai bertemu Presiden Joko Widodo. Foto: ANTARA/Bayu Prasetyo/aa.
Bahlil Lahadalia berbicara kepada wartawan di halaman Istana Negara usai bertemu Presiden Joko Widodo. Foto: ANTARA/Bayu Prasetyo/aa.

Rizal mengatakan, perizinan di daerah untuk investasi ketenagalistrikan dan sektor lainnya sangat buruk. Salah satunya, masih lamanya berlapis-lapisnya perizinan di tingkat daerah.

Baca Juga

BKPM: Masalah Pengupahan Harus Segera Diselesaikan

“Bisa berbulan-bulan bahkan lebih dari satu tahun baru keluar itu barang (izin),” ujar Rizal.

Dirinya mengatakan, sejumlah perizinan misalnya IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dan izin lokasi masih menjadi kewenangan daerah. Izin-izin inilah yang membuat investasi berjalan lamban. Sebab itu, investor mesti menunggu satu atau dua tahun lagi hanya untuk selembar surat.

“IPP-nya dilema. Mau bangun belum ada IMB. Ada yang nekat bangun, sambil tunggu IMB-nya yang tidak muncul-muncul juga. Menunggu itu biaya semua. Cost over run-nya melonjak,” tegasnya

Sebab itu, Rizal mengatakan, nasib investor saat ini sangat tergantung kepada budi baik kepala daerah atau bupati setempat. “Kalau bupatinya lagi bagus, syukur. Kalau tidak, mesti nunggu lama. Untung-untungan kalau keluar izinnya,” imbuh dia.

Harapan besar kedua, Bahlil mensinkronkan regulasi ditingkat kementerian dan lembaga agar pro terhadap iklim investasi yang baik.

“Tadi saya sebut diatas koordinasi beliau secara vertikal. Kedua secara horizontal, bagaimana beliau menghaormisasikan regulasi-regulasi di berbagai kementerian yang tumpang tindi dan mempersulit investor itu agar kondusif,” ujar Rizal.

Baca Juga

HIPMI: Pidato Presiden Warning untuk Tim Ekonomi

Dikatakannya, saat ini ego sektoral antar kementerian dan lembaga sangat tinggi. Masing-masing kementerian memiliki visinya sendiri-sendiri. Akibatnya, banyak kementerian malah rajin membuat regulasi yang mempersulit investor.

“Ego sektoral ini yang harus diberantas oleh beliau. Agar semua bersatu padu mendukung visi Presiden menciptakan iklim yang baik untuk investasi,” tegasnya. (*)

#BKPM
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Jawa Barat Masih Jadi Pilihan Investasi Terbesar di Indonesia
Capaian realisasi investasi di Jawa selama triwulan II tahun ini sebesar Rp 237,5Triliun dan untuk di luar Jawa sebesar Rp 240,2Triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 Juli 2025
Jawa Barat Masih Jadi Pilihan Investasi Terbesar di Indonesia
Indonesia
Investasi di Jakarta Pada Triwulan I 2025 Capai Rp 69,8 Triliun
Tiga sektor itu adalah Transportasi, Gudang dan telekomunikasi Rp 24,5 triliun; jasa lainnya Rp 16,6 triliun; serta Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp 8,6 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 05 Mei 2025
Investasi di Jakarta Pada Triwulan I 2025 Capai Rp 69,8 Triliun
Indonesia
Target Investasi Tahunan BKPM Sampai 2029 Demi Capai Instruksi Prabowo Ekonomi Tumbuh 8%
Kepala BKPM Rosan Roeslani menargetkan rata-rata tingkat penanaman modal di Indonesia naik sebesar 15,67 persen secara tahunan.
Wisnu Cipto - Senin, 10 Februari 2025
Target Investasi Tahunan BKPM Sampai 2029 Demi Capai Instruksi Prabowo Ekonomi Tumbuh 8%
Indonesia
BKPM Klaim Pabrik Apple di Batam Buka Lapangan Kerja Bagi 2.000 Orang
Pabrik itu sendiri ditargetkan rampung dibangun awal 2026 mendatang.
Wisnu Cipto - Rabu, 08 Januari 2025
BKPM Klaim Pabrik Apple di Batam Buka Lapangan Kerja Bagi 2.000 Orang
Indonesia
Kejar Target, BKPM & Apple Lanjut Bahas Komitmen Investasi US$ 1 Miliar Malam Ini
Indonesia menginginkan Apple berinvestasi US$ 1 miliar melalui skema investasi fasilitas produksi atau membangun pabrik di Indonesia.
Wisnu Cipto - Kamis, 05 Desember 2024
Kejar Target, BKPM & Apple Lanjut Bahas Komitmen Investasi US$ 1 Miliar Malam Ini
Indonesia
Serapan Tenaga Kerja Selama 6 Bulan Saat Investasi Capai Rp 829,9 Triliun
Penyerapan tenaga kerja didominasi melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan nilai investasi sebesar Rp 408,2 triliun
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 29 Juli 2024
Serapan Tenaga Kerja Selama 6 Bulan Saat Investasi Capai Rp 829,9 Triliun
Indonesia
Sejarah Baru, Indonesia Produksi Massal Baterai Kendaraan Listrik Mulai April 2024
Produksi massal pertama itu dilakukan melalui PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berbasis di Karawang, Jawa Barat.
Wisnu Cipto - Sabtu, 09 Maret 2024
Sejarah Baru, Indonesia Produksi Massal Baterai Kendaraan Listrik Mulai April 2024
Indonesia
Panggil Menteri Bahli, Komisi VII Dalami Cawe-Cawe Izin Tambang
Komisi VII DPR RI telah mengagendakan rapat kerja dengan Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil Lahadalia
Wisnu Cipto - Rabu, 06 Maret 2024
Panggil Menteri Bahli, Komisi VII Dalami Cawe-Cawe Izin Tambang
Indonesia
Komisi VI DPR Bakal Panggil Menteri Bahlil Terkait Dugaan Pungli Izin Tambang
Aria menambahkan Komisi VI telah menerima laporan Bahlil diduga melakukan pungutan liar (pungli) hingga miliaran rupiah kepada para pengusaha tambang yang ingin memperpanjang izin usahanya.
Wisnu Cipto - Selasa, 05 Maret 2024
Komisi VI DPR Bakal Panggil Menteri Bahlil Terkait Dugaan Pungli Izin Tambang
Bagikan