Investasi di Jakarta Pada Triwulan I 2025 Capai Rp 69,8 Triliun


Balaikota Pemprov Jakarta. (Dok. Pemprov DKI Jakarta)
MerahPutih.com - Realisasi Investasi Provinsi DKI Jakarta semakin melejit pada Tahun 2025. Capaian realisasi investasi Jakarta pada triwulan I tahun 2025 dari Januari hingga Maret mencapai Rp 69,8 triliun. Angka investasi tersebut merupakan yang tertinggi se-Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, dari nilai investasi Rp 69,8 triliun terdapat total ada 114.451 proyek investasi atau berkontribusi sebesar 15 persen dari total realisasi investasi secara nasional. Nilai tersebut meningkat pesat dibandingkan 2024 yang memperoleh Rp 58,4 triliun pada periode yang sama.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta, Benni Aguscandra mengungkapkan, pada awal 2025 ini realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) DKI masih menjadi yang tertinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia, dengan capaian Rp 42,2 Triliun atau 18 persen dari total realisasi PMDN secara nasional.
Sementara pada realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA), Provinsi Jakarta tercatat meraih USD 1,7 Miliar. Capaian tersebut pun memberikan kontribusi 11,9 persen dari total realisasi PMA secara nasional.
Baca juga:
Prabowo Terima Utusan Khusus Jepang, Investasi Geothermal dan Ketidakpastian Global Jadi Fokus
Secara kumulatif realisasi investasi PMDN dan PMA DKI Jakarta pada triwulan I 2025 mencapai Rp 69,8 triliun.
"Tentunya Ini semua tidak terlepas dari arahan Bapak Gubernur DKI Jakarta, agar seluruh jajarannya senantiasa memberikan kemudahan bagi investor, mulai dari penyederhanaan perizinan hingga penyediaan infrastruktur yang memadai," ungkap Benni di Jakarta, yang dikutip Senin (5/5).
Benni menyebut, tingginya capaian realisasi investasi Provinsi DKI Jakarta tersebut menjadi bukti bahwa berbagai program yang telah dikerjakan DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta telah berhasil mendorong laju pertumbuhan investasi.
"Ini merupakan hasil dari upaya keras dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat. Kami akan terus memastikan Jakarta tetap menjadi destinasi investasi yang menarik," imbuh Benni.
Pemprov DKI Jakarta juga berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan investasi yang inklusif dan berkelanjutan, guna memperkuat posisi Jakarta sebagai pusat ekonomi nasional dan global.
"Sebagai pusat ekonomi nasional dan global, Jakarta diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi di masa mendatang, yang tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan Masyarakat," tegas Benni.
Sementara itu, Menteri investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengungkapkan, pada triwulan I tahun 2025 setidaknya terdapat tiga sektor yang memiliki kontribusi terbesar pada realisasi penanaman modal bagi Provinsi DKI Jakarta.
Tiga sektor itu adalah Transportasi, Gudang dan telekomunikasi Rp 24,5 triliun; jasa lainnya Rp 16,6 triliun; serta Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp 8,6 triliun.
"Sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi ini adalah salah satu penyebab, mengapa investasi di Jakarta, itu meningkat. Diikuti oleh jasa lainnya; kemudian sektor Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran," ungkap Rosan. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Potret Galian Pipa Limbah di Jalan TB Sumatupang Jaksel Ditargetkan Rampung Desember 2025

Gulkarmat: 65% Kasus Kebakaran di Jakarta Akibat Masalah Kabel Listrik

Potret Kondisi Jakarta Pasca Demo, Warga Sudah Kembali Beraktivitas Normal

Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov

Hari Ini Transjakarta Kerahkan 4.907 unit Angkut Penumpang, Tarif Masih Rp 1 Sampai 7 September 2025

Kerugian Demo di Jakarta Capai Rp 55 M, Ini Rinciannya Versi Pemprov

Sekolah Ditargetkan Kembali Lancar di Rabu, 3 September 2025

Jam Operasional MRT Jakarta Kembali Normal Pasca-Demo, Stasiun Istora Mandiri Sisi GBK Masih Ditutup

Pasca-Demo, TransJakarta Berlakukan Tarif Rp 1 Hingga 7 September

Suasana CFD Jakarta Pasca-Demo Ternyata Lowong, Pedagang Keluhkan Tak Ada Pembeli
