Dorong Kreativitas dengan Berjalan Kaki

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 31 Agustus 2022
Dorong Kreativitas dengan Berjalan Kaki

Pemikiran kreatif meningkat ketika seseorang tengah berjalan. (Foto: Unsplash/Arturo Castaneyra)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

APA kesamaan mendiang Steve Jobs dan Mark Zuckerberg? Semasa hidup, Steve Jobs dikenal sering berjalan kaki untuk menghadiri rapat. Begitu pula dengan Mark Zuckerberg.

Dari berjalan kaki itulah ide kreatif mereka muncul. Ini diperkuat oleh penelitian Universitas Stanford yang menunjukkan pemikiran kreatif meningkat ketika seseorang tengah berjalan.

Penelitian ini dilakukan oleh oleh Marily Oppezzo, seorang lulusan doktoral Stanford dalam psikologi pendidikan, dan Daniel Schwartz, seorang profesor di Stanford Graduate School of Education.

Mereka menemukan bahwa berjalan di dalam atau di luar ruangan sama-sama mendorong pikiran kreatif. Tindakan berjalan itulah yang menjadi faktor utama kreativitas. Bukan lingkungan. Mereka juga menyimpulkan bahwa tingkat kreativitas yang lebih tinggi terdapat pada mereka yang berjalan dibandingkan dengan mereka yang duduk.

“Banyak orang secara anekdot mengklaim bahwa mereka mengolah pikiran terbaik mereka saat berjalan. Kami akhirnya mungkin mengambil satu atau dua langkah untuk menemukan alasannya,” tulis Oppezzo dan Schwartz dalam penelitiannya di Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory and Cognition, seperti dikutip https://news.stanford.edu/

Baca juga:

Berjalan Kaki Singkat di Pantai Meningkatkan Kesehatan Mental

lebih kreatif dengan berjalan kaki
Untuk mengeluarkan kreativitas, orang tak mesti selalu berjalan kaki di luar. (Foto: Unsplash/Jad Limcaco)

Untuk mengeluarkan kreativitas, orang tak mesti selalu berjalan kaki di luar. Seseorang yang berjalan di dalam ruangan atau di atas treadmill di ruangan yang menghadap ke dinding kosong, menghasilkan respons kreatif dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang duduk. Demikian kesimpulan lain para peneliti setelah melakukan eksperimen.

“Saya pikir berjalan di luar akan membuat kreativitas keluar secara maksimal, tetapi berjalan di atas treadmill di ruangan kecil yang membosankan pun ternyata memiliki hasil yang kuat, yang mengejutkan saya,” kata Oppezzo. Penelitian ini juga menemukan bahwa kreativitas terus mengalir bahkan ketika seseorang duduk kembali tak lama setelah berjalan-jalan.

Para peneliti memperoleh kesimpulan tadi setelah menguji sampel 176 mahasiswa dan orang dewasa lainnya yang menyelesaikan tugas-tugas yang biasa digunakan oleh para peneliti untuk mengukur pemikiran kreatif. Peserta ditempatkan dalam kondisi yang berbeda: berjalan di dalam ruangan di atas treadmill atau duduk di dalam ruangan.

Keduanya sama-sama menghadap ke dinding kosong. Kelompok lainnya ditempatkan di luar ruangan sambil berjalan atau duduk di luar ruangan sambil didorong di kursi roda. Keduanya ditempatkan di sepanjang jalur yang telah ditentukan di kampus Stanford. Para peneliti menempatkan peserta yang duduk di kursi roda di luar ruangan dengan pandangan visual yang sama seperti kelompok yang berjalan.

Para peneliti kemudian memberikan mereka sejumlah tugas untuk mengukur kreativitas. Salah satunya tes kreativitas "berpikir divergen". Berpikir divergen adalah proses berpikir atau metode yang digunakan untuk menghasilkan ide-ide kreatif dengan mengeksplorasi banyak kemungkinan solusi. Dalam eksperimen ini, peserta harus memikirkan kegunaan alternatif objek tertentu.

Baca juga:

Bakar Lemak dengan Berjalan kaki

dorong kreativitas dengan berjalan kaki
Temuan itu bukan berarti mengharuskanmu untuk mengerjakan segala sesuatunya sembari berjalan. (Foto: Unsplash/Frank Busch)

Mayoritas peserta ternyata lebih kreatif saat berjalan daripada duduk, demikian temuan studi tersebut. Dalam salah satu eksperimen itu, para peserta diuji di dalam ruangan. Pertama sambil duduk, lalu sambil berjalan di atas treadmill. Hasil kreatif meningkat rata-rata 60 persen saat orang tersebut berjalan.

Meski pemikiran kreatif meningkat, berjalan tak lantas membuat proses berpikir orang jadi sama. Temuan itu bukan berarti mengharuskanmu untuk mengerjakan segala sesuatunya sembari berjalan. Penelitian ini untuk membantu mereka yang kesusahan mencari ide kreatif dalam pekerjaannya, tapi juga bukan untuk membuatmu lebih cerdas.

“Kami tidak mengatakan berjalan dapat mengubahmu menjadi Michelangelo. Tapi itu bisa membantumu pada tahap awal kreativitas," kata Oppezzo.

Temuan kuat penelitian ini akan berpotensi melahirkan penelitian lebih lanjut tentang peran atau pengaruh neurologis dan fisiologis pada kemunculan kreativitas. Misalnya, apakah berjalan saja atau apakah bentuk aktivitas fisik ringan lainnya memiliki efek peningkatan yang serupa?

Kita sudah tahu bahwa aktivitas fisik itu penting dan terlalu sering duduk tidak sehat. Penelitian ini adalah pembenaran lain untuk mengintegrasikan aktivitas fisik dalam perilaku keseharian. Entah itu ketika beristirahat di sekolah atau rapat di tempat kerja. Dengan berjalan kaki, kamu berpotensi lebih sehat dan kreatif sekaligus. (dru)

Baca juga:

Mengurangi Risiko Diabetes dengan Jalan Kaki 2 Menit

#Sains #Kreativitas #Jalan Kaki
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Indonesia
Jarang Jalan Kaki Bikin Sirkulasi Pembuluh Darah ke Jantung Bisa Terganggu
Insufisiensi vena kronis disebabkan gangguan sirkulasi pembuluh darah kaki yang seharusnya mengarah ke jantung. Lalu, karena aliran terganggu maka tekanan meningkat dan kaki jadi bengkak.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 18 Juli 2025
Jarang Jalan Kaki Bikin Sirkulasi Pembuluh Darah ke Jantung Bisa Terganggu
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Indonesia
Polisi Tegaskan Sanksi bagi Pejalan Kaki Langgar Aturan bukan melalui ETLE
Pejalan kaki tetap bisa dikenai sanksi hukum, meski bukan melalui tilang elektronik.
Dwi Astarini - Selasa, 27 Mei 2025
Polisi Tegaskan Sanksi bagi Pejalan Kaki Langgar Aturan bukan melalui ETLE
Bagikan