Dorong Kreativitas dengan Berjalan Kaki


Pemikiran kreatif meningkat ketika seseorang tengah berjalan. (Foto: Unsplash/Arturo Castaneyra)
APA kesamaan mendiang Steve Jobs dan Mark Zuckerberg? Semasa hidup, Steve Jobs dikenal sering berjalan kaki untuk menghadiri rapat. Begitu pula dengan Mark Zuckerberg.
Dari berjalan kaki itulah ide kreatif mereka muncul. Ini diperkuat oleh penelitian Universitas Stanford yang menunjukkan pemikiran kreatif meningkat ketika seseorang tengah berjalan.
Penelitian ini dilakukan oleh oleh Marily Oppezzo, seorang lulusan doktoral Stanford dalam psikologi pendidikan, dan Daniel Schwartz, seorang profesor di Stanford Graduate School of Education.
Mereka menemukan bahwa berjalan di dalam atau di luar ruangan sama-sama mendorong pikiran kreatif. Tindakan berjalan itulah yang menjadi faktor utama kreativitas. Bukan lingkungan. Mereka juga menyimpulkan bahwa tingkat kreativitas yang lebih tinggi terdapat pada mereka yang berjalan dibandingkan dengan mereka yang duduk.
“Banyak orang secara anekdot mengklaim bahwa mereka mengolah pikiran terbaik mereka saat berjalan. Kami akhirnya mungkin mengambil satu atau dua langkah untuk menemukan alasannya,” tulis Oppezzo dan Schwartz dalam penelitiannya di Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory and Cognition, seperti dikutip https://news.stanford.edu/
Baca juga:
Berjalan Kaki Singkat di Pantai Meningkatkan Kesehatan Mental

Untuk mengeluarkan kreativitas, orang tak mesti selalu berjalan kaki di luar. Seseorang yang berjalan di dalam ruangan atau di atas treadmill di ruangan yang menghadap ke dinding kosong, menghasilkan respons kreatif dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang duduk. Demikian kesimpulan lain para peneliti setelah melakukan eksperimen.
“Saya pikir berjalan di luar akan membuat kreativitas keluar secara maksimal, tetapi berjalan di atas treadmill di ruangan kecil yang membosankan pun ternyata memiliki hasil yang kuat, yang mengejutkan saya,” kata Oppezzo. Penelitian ini juga menemukan bahwa kreativitas terus mengalir bahkan ketika seseorang duduk kembali tak lama setelah berjalan-jalan.
Para peneliti memperoleh kesimpulan tadi setelah menguji sampel 176 mahasiswa dan orang dewasa lainnya yang menyelesaikan tugas-tugas yang biasa digunakan oleh para peneliti untuk mengukur pemikiran kreatif. Peserta ditempatkan dalam kondisi yang berbeda: berjalan di dalam ruangan di atas treadmill atau duduk di dalam ruangan.
Keduanya sama-sama menghadap ke dinding kosong. Kelompok lainnya ditempatkan di luar ruangan sambil berjalan atau duduk di luar ruangan sambil didorong di kursi roda. Keduanya ditempatkan di sepanjang jalur yang telah ditentukan di kampus Stanford. Para peneliti menempatkan peserta yang duduk di kursi roda di luar ruangan dengan pandangan visual yang sama seperti kelompok yang berjalan.
Para peneliti kemudian memberikan mereka sejumlah tugas untuk mengukur kreativitas. Salah satunya tes kreativitas "berpikir divergen". Berpikir divergen adalah proses berpikir atau metode yang digunakan untuk menghasilkan ide-ide kreatif dengan mengeksplorasi banyak kemungkinan solusi. Dalam eksperimen ini, peserta harus memikirkan kegunaan alternatif objek tertentu.
Baca juga:

Mayoritas peserta ternyata lebih kreatif saat berjalan daripada duduk, demikian temuan studi tersebut. Dalam salah satu eksperimen itu, para peserta diuji di dalam ruangan. Pertama sambil duduk, lalu sambil berjalan di atas treadmill. Hasil kreatif meningkat rata-rata 60 persen saat orang tersebut berjalan.
Meski pemikiran kreatif meningkat, berjalan tak lantas membuat proses berpikir orang jadi sama. Temuan itu bukan berarti mengharuskanmu untuk mengerjakan segala sesuatunya sembari berjalan. Penelitian ini untuk membantu mereka yang kesusahan mencari ide kreatif dalam pekerjaannya, tapi juga bukan untuk membuatmu lebih cerdas.
“Kami tidak mengatakan berjalan dapat mengubahmu menjadi Michelangelo. Tapi itu bisa membantumu pada tahap awal kreativitas," kata Oppezzo.
Temuan kuat penelitian ini akan berpotensi melahirkan penelitian lebih lanjut tentang peran atau pengaruh neurologis dan fisiologis pada kemunculan kreativitas. Misalnya, apakah berjalan saja atau apakah bentuk aktivitas fisik ringan lainnya memiliki efek peningkatan yang serupa?
Kita sudah tahu bahwa aktivitas fisik itu penting dan terlalu sering duduk tidak sehat. Penelitian ini adalah pembenaran lain untuk mengintegrasikan aktivitas fisik dalam perilaku keseharian. Entah itu ketika beristirahat di sekolah atau rapat di tempat kerja. Dengan berjalan kaki, kamu berpotensi lebih sehat dan kreatif sekaligus. (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Jarang Jalan Kaki Bikin Sirkulasi Pembuluh Darah ke Jantung Bisa Terganggu

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Polisi Tegaskan Sanksi bagi Pejalan Kaki Langgar Aturan bukan melalui ETLE
