Dodol Betawi Banyak Dicari Warga Saat Lebaran


Proses pembuatan dodol betawi membutuhkan waktu hingga delapan jam. (Foto: MP/Dery Ridwansah)
Merayakan Lebaran tanpa kehadiran dodol Betawi pastinya kurang pas bagi warga asli Jakarta. Makanan tradisional asal Jakarta ini sering menjadi kudapan yang paling dicari saat merayakan lebaran.
"Kalau mau Lebaran orang bilangnya lagi 'bikin kue', kalau kita bilangnya lagi 'ngaduk dodol'," kata Salmah, perempuan berdarah Betawi yang tinggal di Ceger, Jakarta Timur, Sabtu (24/6).
Salmah adalah sebagian dari orang Betawi yang masih melestarikan tradisi membuat dodol Betawi untuk Lebaran. Kebiasaan itu diturunkan oleh ibunya, Kinah (72), yang tidak pernah absen membuat dodol Betawi selama puluhan tahun.
"Dodol ini rajanya kue Lebaran," kata Kinah.
Di halaman rumahnya yang luas, Kinah bersama anak-anaknya bercerita mengenai tradisi yang makin terkikis zaman. Kinah tidak ingat persisnya kapan dia mulai membuat dodol Betawi. Yang pasti kebiasaan itu dia tularkan juga kepada tujuh orang anaknya.
Kinah tidak punya toko khusus dodol Betawi, tapi dia memang sudah dikenal sebagai salah satu pembuat penganan khas Jakarta itu oleh orang-orang di sekitarnya.
Biasanya separuh dari dodol yang selesai dibuat, disisihkan untuk kebutuhan sendiri, untuk dibagikan atau dibawa saat berkunjung ke rumah saudara lain, sisanya dijual kepada pelanggan atau siapa saja yang berminat.
Niat awalnya membuat dodol bukan untuk diperjualbelikan, tetapi merawat adat istiadat.
"Kata orang tua zaman dulu, kalau Lebaran harus ada dodol," ungkap Kinah mengenai alasannya setia mengaduk dodol setiap tahun.
Tidak semua orang mampu menjaga komitmen untuk membuat dodol Betawi setiap menjelang Ramadhan. Sebagian keluarga Betawi akhirnya memilih cara yang lebih praktis. Daripada repot dan capek, lebih baik membeli.
Lagipula modal untuk membuat dodol juga lumayan menguras kantong.
Dodol Betawi harus dibuat dalam kuali besar, bahan-bahannya pun harus dibeli dalam jumlah banyak. Modal untuk membuat satu kuali besar dodol Betawi bisa mencapai Rp1,5 juta.
Dahulu, biaya membuat dodol lebih murah karena sebagian besar bahan baku ada di kebun sendiri. Tapi semuanya masih manual, belum ada mesin "ini itu" yang bisa mengolah bahan baku secara cepat. Kelapa harus diparut satu per satu. Beras ketan ditumbuk dengan alu dan lumpang. Tungku penyangga kuali dibuat dari bonggol pohon pisang.
"Sekarang enak, ada mesin penggiling kelapa, tungku pakai semen pasir. Dulu repot banget dah," katanya dengan logat Betawi yang kental.
Memang banyak yang berubah, tapi Kinah tetap mempertahankan arang untuk memasak dodol Betawi agar rasanya lebih gurih dan wanginya lebih menggiurkan.
Pemali Konon ada pemali alias pantangan yang harus dipatuhi agar dodol Betawi hasilnya bagus.
"Boleh percaya, boleh tidak. Tapi begitulah kata orang-orang zaman dulu," kata Kinah.
Orang zaman dulu juga percaya bahwa pembuat dodol Betawi harus makan sirih agar kuenya bagus, meski ini tidak diterapkan anak-anak Kinah yang tidak terbiasa mengunyah sirih.
Selain itu, membuat dodol tidak bisa sembarangan kapan saja. Ada perhitungan tersendiri selayaknya memilih tanggal untuk mengadakan pesta pernikahan. Yang pasti, dalam sepekan seseorang sebaiknya hanya membuat dodol maksimal dua kali.
"Kalau tiap hari ya kecapekan juga," seloroh Salmah.
Suatu momentum seru dan kocak saat membuat dodol adalah "meminta janji tertentu" dari adonan.
"Misalnya pas baru masukin tepung pakai janji. Kue, mateng lo jam tiga, kalo enggak mateng gue ceburin ke kali," kata Salmah.
Seloroh itu sering ditimpali oleh anggota keluarga lain, "Di sini memangnya ada kali?" Juga, tidak boleh membicarakan hal buruk selama mengaduk dodol Betawi, termasuk di antaranya bicara soal orang meninggal. Konon, membicarakan sesuatu yang negatif membuat hasil akhir dodol Betawi tidak memuaskan.
Pembuat dodol juga harus berprasangka baik dengan adonan yang diaduknya. Walau dari awal kelihatan hasil akhirnya kurang maksimal, pantang untuk memberi label bahwa dodol itu "tidak bagus".
"Biar dodolnya jelek, bilang saja 'ih bagus banget!'. Kalau dibilang jelek, nanti beneran jelek," katanya.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Lebaran Betawi 2025 Digelar di Monas, ini Rangkaian Acara Lengkapnya

Pasar Baru Bakal Jadi Pusat Oleh-oleh Betawi, Wagub Rano: Kita Undang Mandra Biar Rame
Sekda Marullah: Pemuda Betawi Harus Terus Berkembang Ikuti Perubahan Zaman

Bir Pletok Bakal Jadi Minuman Selamat Datang Ketika Pramono Memerintah Jakarta
Jokowi Pakai Baju Adat Betawi di Sidang Tahunan MPR Terakhir

Bamus Suku Betawi 1982 Usulkan 5 Nama untuk Maju di Pilkada Jakarta

Bamus Betawi 1982 Harap Orang Betawi Jadi Anggota Dewan Kawasan Aglomerasi

Menu Lebaran Bersantan yang Sering Dipanaskan Kadar Lemak Jahatnya Naik
