Ditunggu Penilaian Badan POM Pada Vaksin COVID-19 Bandung


Calon relawan berkonsultasi dengan dokter riset uji vaksin di RSP Unpad, Kota Bandung. (ANTARA)
MerahPutih.com - Pemerintah berharap pada akhir tahun ini sudah bisa melakukan vaksinasi massal pada warga negara untuk mengurangi pandemi COVID-9. Namun, untuk produksi vaksin asal Bandung, Jawa Barat, dengan bahan baku dari Tiongkok, masih haris menunggu penilaian Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Vaksin COVID-19 yang diujicobakan di Bandung, harus menempuh serangkaian uji yang di atur regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hasil kajian Badan POM ini, akan menentukan apakah vaksin ini bisa produksi massal pada awal atau pertengahan 2021.
Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjdjaran (FK Unpad), Eddy Fadlyan, bilang para peneliti uji klinis vaksin saat ini terus melakukan skrining dan penyuntikan terhadap relawan.
Baca Juga:
Antibodi Virus Corona Mampu Bertahan Selama Empat Bulan
Sejak penyuntikan pertama awal Agustus lalu, peneliti sudah mendapat para relawan yang telah menjalani dua kali penyuntikan yang hasilnya dari sisi keamanan sudah memuaskan. Pada Januari 2021, hasil uji klinis terhadap relawan angkatan pertama ini sudah bisa dianalisa antibodinya.
Hasil dari pengujian relawan angkatan pertama inilah yang bisa menjadi dasar untuk didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapat izin produksi. Jumlah relawan angkatan pertama sebanyak 540 orang.
"Januari yang tahap awal (penyuntikan) ada yang 540 diperiksa antibodinya dan keamanannya. Rencana (hasil penelitian dari) 540 relawan itu sudah bisa mendaftar ke Badan POM," terang Eddy, Jumat (4/9).
BPOM nantinya akan mengkaji vaksin untuk diproduksi dan dipakai secara massal.
"Jadi kalau Badan POM sudah memberi izin, intinya gitu, kalau Badan POM izinnya sudah keluar ya bisa jadi massal," katanya.
Kendati demikian, hasil total dari penelitian ini baru bisa dianalisa pada Maret atau April 2021. Hal ini yang akan menjadi pertimbangan Badan POM apakah akan memakai hasil penelitian yang Januari 2021, atau akan memilih hasil penelitian secara menyeluruh yang baru bisa keluar Maret-April 2021.

"Ya makanya nunggu Badan POM, saya ga bisa jawab yang bener karena mereka punya regulasi apakah mau yang Januari atau Maret-April," katanya.
Penelitian terhadap relawan vaksin sejauh ini dilakukan secara bertahap. Ada relawan yang sudah menjalani penyuntikan selama dua kali untuk kemudian dilakukan pemantauan selama 6 bulan. Ada pula relawan yang baru disuntik sekali. Sedangkan yang lainnya masih dalam proses skrining dan tes COVID.
Penelitian uji coba klinis Tahap III atau fase akhir ini memang dijadwalkan memakan waktu 6 bulan, dengan target menguji efektivitas dan keamanan vaksin buatan Sinovac Biotech, Tiongkok, pengujiannya bekerja sama dengan PT Bio Farma dan FK Unpad.
Eddy Fadlyan menjelaskan, pada Januari 2021 nanti sudah ada relawan yang selesai pemantauan setelah menjalani penyuntikan vaksin sebanyak 2 kali. Ia yakin, baik antibodi maupun keamanan vaksin akan muncul pada penyuntikan relawan angkatan pertama ini mengingat pada uji klinis Tahap II dan III di China hasilnya juga positif. (Iman Ha/ Bandung).
Baca Juga:
Kisah 'Mojang Bandung' Jadi Relawan Vaksin Flu Babi, Kini Jajal COVID-19
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies

[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
![[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat](https://img.merahputih.com/media/a1/94/ca/a194ca9b40f4787086da8d3b6dbeaf1d_182x135.jpg)
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul](https://img.merahputih.com/media/cb/96/e7/cb96e76dd80770d33a8ae51142c6957d_182x135.jpg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
![[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates](https://img.merahputih.com/media/ea/1b/85/ea1b85328dfeb974ccf37457c118d123_182x135.jpeg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin mRNA, TBC, dan Malaria Disebarkan Lewat Udara, Efeknya Memicu Sesak Napas
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin mRNA, TBC, dan Malaria Disebarkan Lewat Udara, Efeknya Memicu Sesak Napas](https://img.merahputih.com/media/a1/94/ca/a194ca9b40f4787086da8d3b6dbeaf1d_182x135.jpg)
Gerindra Kawal Uji Coba Vaksin TBC Teranyar, Alasan BPOM Sudah Berikan Izin Pakai

Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya

1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia
