Headline

Disorot Lantaran Tak Terurus, Pemprov DKI Mulai Lakukan Pengerukan di Waduk Pluit

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 11 Juni 2019
 Disorot Lantaran Tak Terurus, Pemprov DKI Mulai Lakukan Pengerukan di Waduk Pluit

Pengerukan lumpur dan enceng gondok di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara (Foto: antaranews)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Kondisi Waduk Pluit belakangan kembali menjadi sorotan. Selain muncul potensi pendangkalan juga banyak sampah yang menutupi permukaan waduk berada di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara tersebut.

Apalagi setiap musim kemarau, tumbuhan eceng gondok bertebaran dimana-mana sehingga airnya tak terlihat lagi.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melakukan pengerukan untuk mencegah pendangkalan dan memastikan waduk selalu siap menampung air hujan ataupun luapan sungai dari hulu.

Sampai saat ini pengerukan dilakukan lantaran sekitar sepertiga waduk mengalami pendangkalan yang membuat lapisan sedimen muncul permukaan.

Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal, menjelaskan jika sedimen muncul ke permukaan akibat kondisi permukaan air yang mengalami penurunan dari kedalaman maksimal yang mampu ditampungnya.

Kondisi Waduk Pluit saat ini
Permukaan waduk Pluit tertutup eceng gondok sehingga air tak tampak (Foto: antaranews)

Yusmada menerangkan, kondisi cuaca di DKI Jakarta beberapa hari belakangan yang diguyur hujan gerimis dan cuaca mendung, membuat Waduk Pluit harus segera dikosongkan hingga air berada dalam kondisi Low Water Level.

Dengan melakukan pengerukan hingga tingkat Low Water Level ini diharapkan Waduk Pluit dalam kondisi siap untuk menampung air ketika hujan datang maupun kiriman aliran sungai dari hulu.

Proses pengerukan inilah yang akhirnya memperlihatkan endapan lumpur di sebagian wilayah Waduk Pluit.

"Yang kelihatan sedimennya itu sekitar sepertiga waduk. Yang lainnya sudah dikerjakan, sudah tebal airnya (dibandingkan sedimen)," ujar Yusmada saat meninjau Waduk Pluit, Senin (10/6).

Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum menambahkan, pengosongan yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur.

"(Lapisan Sedimen yang terlihat) itu hal yang wajar karena kita lagi tidak hujan. Ini cuacanya mendung, dan sewaktu-waktu bisa hujan. SOP-nya, kita harus memaksimalkan waduk dalam kondisi kering. Kenapa? Kalau tiba-tiba terjadi hujan, (Waduk Pluit) bisa menampungnya. Secara SOP, kami kosongkan. Karena kami dalam pengosongan, waduknya di-maintenance sambil dikeruk supaya pada saat hujan deras datang, waduk siap menampung," jelas Ika.

Selain melakukan pengerukan, Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta telah melakukan proses pengepokan terhadap lapisan sedimen yang dilaksanakan sejak akhir April lalu. Pengerjaan ditargetkan dapat rampung dalam empat bulan ke depan.

"Kami sudah kerjakan (pengepokan) mulai akhir April. Oktober ditargetkan sudah selesai. Sedimen pun (terlihat hanya) di muaranya, dekat pompa ke arah laut," tambah Yusmada.

Taman Waduk Pluit pada era Gubernur Ahok
Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (26/9). (Foto: MerahPutih/Bartolomeus Papu)

Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta juga telah mengerahkan 6 unit eskavator amfibi dan rencananya akan ditambah jumlahnya menjadi 13 unit untuk memaksimalkan pengepokan sedimen di kawasan Waduk Pluit. Adapun metode pengepokan dilakukan dengan cara mengeruk secara estafet menuju pinggir waduk untuk selanjutnya diangkat maupun dibentuk menjadi tanggul.

Namun, proses pemeliharaan Waduk Pluit melalui pengepokan sempat mengalami kendala karena masa libur lebaran dan musim kemarau. Dengan wilayah waduk yang cukup luas, alat-alat yang digunakan untuk mengangkut hasil pengerukan tidak bisa langsung dibawa ke pinggir waduk.

BACA JUGA: Seiring Dirilisnya Data Inflasi Mei, Kurs Rupiah Menguat

Pemberangkatan Jemaah Haji Tahun 2019 dari Bandara Kertajati Batal

Sebagaimana dilansir Antara, upaya pengepokan Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta di Waduk Pluit terus dilakukan agar dapat menampung air hingga berada pada ketinggian maksimal 3 meter (Top Water Level).

Di sisi lain, 10 pompa air yang terdapat di Waduk Pluit terus bekerja untuk mengalirkan air waduk ke laut dan menjaga permukaan air waduk di bawah 1,9 meter dari ketinggian normal, sehingga tinggi muka air dikondisikan dalam kondisi surut sebagai upaya persiapan musim hujan.

Adapun permukaan sedimen yang terlihat saat ini adalah sedimen saat kondisi Low Water Level. Jarak tinggi muka air saat ini sampai dengan batas atas tanggul (Top Water Level) dijaga sekitar 4,9 meter, sehingga kapasitas waduk cukup besar untuk menampung tambahan air setelah hujan maupun luapan sungai dari hulu.

Waduk Pluit merupakan waduk pengendali banjir utama untuk mengatasi banjir di DKI Jakarta, seluas 80 hektar, dengan dam catchment area 2.400 hektare.(*)

#Taman Kota Waduk Pluit #Pemprov DKI #Dinas Kebersihan DKI Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
DPRD DKI Minta BUMD Jakarta Jangan Manja Minta PMD Terus, Creative Financing Bisa Jadi Solusi Darurat Usai Anggaran Dikebiri Habis-habisan
Inovasi adalah keharusan bagi BUMD
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
DPRD DKI Minta BUMD Jakarta Jangan Manja Minta PMD Terus, Creative Financing Bisa Jadi Solusi Darurat Usai Anggaran Dikebiri Habis-habisan
Indonesia
Jakarta Diprediksi Hanya Punya Lahan Makam 3 Tahun Lagi, Setelah Itu Mau Kubur di Mana?
Fajar juga mengakui adanya hambatan signifikan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menambah TPU baru
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Jakarta Diprediksi Hanya Punya Lahan Makam 3 Tahun Lagi, Setelah Itu Mau Kubur di Mana?
Indonesia
Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?
Memang ada beberapa pembangunan yang dirasa belum memungkinkan, sehingga dimundurkan
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?
Indonesia
MRT Jakarta Tambah 8 Kereta Baru dari Jepang untuk Rute HI–Kota, 'Headway' Bakal Jadi Secepat Kilat
Nakamura menilai proyek ini melampaui sekadar infrastruktur
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
MRT Jakarta Tambah 8 Kereta Baru dari Jepang untuk Rute HI–Kota, 'Headway' Bakal Jadi Secepat Kilat
Indonesia
Krisis Lahan Kuburan di Jakarta: Jarak Antar Makam Cuma 20 Cm, Jasad Baru Harus Rela 'Numpang' Sampai Tiga Lapis dalam Satu Lubang
Mekanisme pemakaman tumpang ini ditegaskan dilakukan tanpa membuka jenazah lama
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Krisis Lahan Kuburan di Jakarta: Jarak Antar Makam Cuma 20 Cm, Jasad Baru Harus Rela 'Numpang' Sampai Tiga Lapis dalam Satu Lubang
Indonesia
TPU Jakarta Penuh, Para Leluhur Siap-siap Naik Level! Pramono Anung Pertimbangkan Buat Kuburan Vertikal
Pramono menegaskan bahwa keputusan akhir terkait model dan lokasi pemakaman baru ini akan segera ditetapkan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
TPU Jakarta Penuh, Para Leluhur Siap-siap Naik Level! Pramono Anung Pertimbangkan Buat Kuburan Vertikal
Indonesia
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
Ia menekankan bahwa penanganan banjir adalah isu kemanusiaan dan hak warga
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
Indonesia
Viral Komunitas Fotografer Minta Pungutan Rp 500 Ribu, Anak Buah Pramono Tegaskan Taman Eco Park Bukan Lahan 'Preman' Berkedok Komunitas
Fajar menekankan pentingnya pemahaman bersama
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Viral Komunitas Fotografer Minta Pungutan Rp 500 Ribu, Anak Buah Pramono Tegaskan Taman Eco Park Bukan Lahan 'Preman' Berkedok Komunitas
Indonesia
Pemangkasan Anggaran Pusat Bikin Proyek DKI Mandek, Nasib GOR dan Sekolah Jadi Abu-Abu
Akibat pemangkasan ini, proyeksi APBD DKI 2026 terpaksa dikurangi menjadi Rp 81,28 triliun
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pemangkasan Anggaran Pusat Bikin Proyek DKI Mandek, Nasib GOR dan Sekolah Jadi Abu-Abu
Indonesia
Mikroplastik Air Hujan Jakarta, DKI Terapkan Filtrasi Udara Canggih
Temuan BRIN ini bukan sekadar peringatan, melainkan momentum untuk memperkuat riset dan solusi
Angga Yudha Pratama - Minggu, 19 Oktober 2025
Mikroplastik Air Hujan Jakarta, DKI Terapkan Filtrasi Udara Canggih
Bagikan