Diplomasi Budaya Jadi Aspek Penting dalam Film


Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). (Foto: ANTARA/Putri Hanifa)
MerahPutih.com - Diplomasi budaya, kuliner, danpariwisata dalam film menjadi hal penting untuk mengangkat eksistensi dari budaya yang lebih tinggi lagi.
Namun, dalam diplomasi budaya, produk seperti film dan makanan tidak bisa berdiri sendiri. Karena itu, perlu ada kolaborasi lintas sektor untuk mendukung dan memperkuat narasi yang diangkat dalam film-film lokal, khususnya yang memperkenalkan budaya asli Indonesia.
"Jadi, justru ketika sekarang ini kita melakukan berbagai projek dan berjalan, mulai bisa dilihat sambungannya satu sama lain. Misalnya, usahanya tadi untuk membangkitkan pangan lokal kalau hanya diserahkan ke UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) dan tidak ada bantuan untuk promosinya, susah jalannya,” kata Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, di Jakarta (29/2) seperti dikutip Antara.
Baca juga:
Hilmar bercerita tentang salah satu langkah pemerintah untuk mewujudkan kolaborasi itu. Misalnya melalui Ruang Basbeth Bercerita yang menyosialisasikan gerakan kedaulatan pangan, terutama di kalangan generasi muda melalui "Mustika Rasa Kini".
Terdapat sembilan agenda utama dalam program yang akan digerakkan untuk mensosialisasikan resep makanan Indonesia melalui seminar, lokakarya, aktivasi acara dan sosialisasi, serta duta program.
Selanjutnya, terdapat juga situs web dan aplikasi, konten (video, audio, hingga siniar/podcast), serial dokumenter, film cerita, serta rilis buku Mustika Rasa yang sudah direvisi.
Menyambut peringatan Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret mendatang, Hilmar percaya bahwa proyek-proyek yang sedang berjalan memiliki potensi besar dalam memberikan kontribusi yang signifikan atas popularitas serta pemahaman soal budaya, kuliner, dan pariwisata di tanah air.
“Diharapkan bahwa proyek-proyek film yang sedang berjalan akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam dinamika pergerakan yang terjadi, serta mencerahkan pemahaman akan pentingnya menjaga dan memajukan kekayaan lokal kita,” kata Hilmar.
Hilmar berharap peringatan Hari Film Nasional tidak hanya menjadi momentum untuk mengapresiasi karya-karya film, tetapi juga mencerahkan pemahaman akan pentingnya menjaga dan memajukan kekayaan lokal asal Indonesia. (*)
Baca juga:
Tembus 3 Juta Penonton, 'Exhuma' Jadi Film 2024 Terlaris di Korea
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
JPPI Sebut Korupsi Pengadaan Laptop di Kemendikbudristek Bukti Bobroknya Sistem Pendidikan Indonesia

Kejagung Harus Buktikan 3 Hal Krusial untuk Lengkapi Unsur Dakwaan terhadap Nadiem Makarim, Menurut Pakar Hukum

Mengenal Lebih Dalam Chromebook, Laptop yang Pengadaannya Membuat Nadiem Makarim Ditetapkan sebagai Tersangka dan Dipenjara

KPK Kembali Klarifikasi Eks Stafsus Nadiem Makarim Terkait Kasus Google Cloud

Penuhi Undangan KPK, Nadiem Makarim Irit Bicara

KPK Panggil Google Selidikan Dugaan Korupsi Pengadaan Google Cloud

Sejumlah Persyaratan yang Mesti Dipenuhi Kejaksaan sebelum Tetapkan Mantan Stafsus Nadiem jadi Buronan Internasional

Setelah Diperiksa Kejagung, Nadiem Makarim Berpotensi Berurusan dengan KPK

Kejaksaan Ajukan Ekstradisi untuk Bawa Pulang Jurist Tan yang Diduga ‘Bersembunyi’ di Australia

Chromebook Jatah Kejagung, KPK Lidik Dugaan Korupsi Proyek Google Cloud Era Nadiem Makarim
