TELAAH

Dilema PDIP Meminang Puan atau Ganjar

Mula AkmalMula Akmal - Jumat, 04 November 2022
Dilema PDIP Meminang Puan atau Ganjar

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - PDIP jadi salah satu partai politik (parpol) yang berhasil memenangkan dua pemilihan umum (pemilu) berturut-turut pada tahun 2014 dan 2019. Mungkinkah partai berlambang banteng moncong putih tersebut mendapatkan kemenangan ketiganya (hattrick)?

Sebagai pemenang pemilu dua kali berturut-turut tentu membuat PDIP berambisi untuk kembali memenangkan pemilu yang ketiga kalinya di pemilu 2024.

Baca Juga:

Ganjar Minta Antar Pendukung Capres tidak Saling Ejek

Tidak dapat dipungkiri bahwa coattail effect atau efek ekor jas memiliki pengaruh dalam hasil pemilu di Indonesia. Sebagai contoh, kemenangan Joko Widodo pada pemilu 2014 dan 2019, ditopang oleh kemenangan PDIP. Oleh karena itu, kemenangan partai politik pada pemilihan legislatif (pileg) dan juga kemenangan calon presiden di pemilihan presiden (pilpres) dapat saling mempengaruhi.

Selain itu, kemenangan Partai Demokrat pada pemilu tahun 2009, dipengaruhi oleh kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat pada pemilihan presiden di tahun yang sama.

Berbeda dengan parpol lainnya yang hanya memiliki satu orang kandidat, bahkan tidak memiliki kandidat, saat ini PDIP justru punya dua kandidat potensial untuk maju sebagai calon presiden, yaitu Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.

Di satu sisi, Ganjar Pranowo sampai saat ini unggul dalam elektabilitas. Di sisi lain, Puan Maharani merupakan anak dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan secara tidak langsung sudah dipersiapkan untuk maju di pemilu 2024 sebagai calon presiden. Bahkan, di beberapa kesempatan, Puan juga mengisyaratkan akan maju sebagai calon presiden dari PDIP.

Puan banyak didukung level elite PDIP dengan narasi trah sukarno. Sementara Ganjar memiliki basis massa kuat di akar rumput dan luar partai. Namun, elektabilitas keduanya pun bak langit dan bumi.

Hasil Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Oktober 2022. Sosok Puan hanya mendapat elektabilitas 2,1 persen, sedangkan Ganjar Pranowo mendapat suara 24 persen.

Elektabilitas Puan naik sedikit dari 0,5 persen pada Maret 2021 menjadi 2,1 persen pada Oktober 2022. Sementara pada waktu yang sama, elektabilitas Ganjar naik dari 8,8 persen menjadi 24 persen.

Tak jauh beda dengan SMRC, Litbang Kompas merilis elektabilitas Puan Maharani sebagai calon presiden berada di angka 1 persen pada(26/10). Sedangkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu mencapai 23,2 persen.

Pada survei Indikator Politik Indonesia yang digelar baru-baru ini, nama Puan naik sedikit elektabilitasnya di angka 1,9 persen. Sementara, Ganjar Pranowo ada di angka 29 persen..

Pengamat Politik Ujang Komaruddin menilai kans Ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk menjadi Capres di 2024 mendatang dinilai tinggi.

Menurutnya, internal PDIP terlihat masih ngotot mengajukan putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri itu menjadi Capres. Meskipun salah satu kadernya, Ganjar Pranowo selalu menguasai beberapa elektabilitas bakal calon Presiden di sejumlah lembaga survei.

"Indikasinya banyak. Misalkan ketika Puan datang daerah Ganjar Pranowo, Ganjar tak diundang. Lalu Puan diminta datang ke sejumlah Ketua Umum Partai lain," kata Ujang kepada Merahputih.com.

Ia melihat, jika ngotot mengajukan Puan, PDIP bakal mendapatkan dampak baik atau buruk.

"Baiknya ya dia mengajukan calon sendiri ata masih trah Soekarno. Buruknya elektabilitasnya masih rendah jadi potensi kalahnya tinggi," ungkap Ujang.

Ujang juga melihat PDIP terancam timbul faksi jika Ganjar dan Puan maju bersama lewat jalur yang berbeda.

"Ini bisa jadi kerugian bagi PDIP. Yang jelas kita tunggu saja karena politik ini sifatnya dinamis," tutur Ujang.

Tak hanya itu, PDIP dianggap tengah menghadapi dilema karena disatu sisi elektabilitas tinggi tapi yang ingin dimajukan Puan.

"Dilema itu itu diketahui Megawati Soekarnoputri. Saya rasa PDIP akan menghitung untuk menetukan kalkulasinya apakah mau mengajukan Puan atau Ganjar," jelas Ujang.

Melihat potensi kemenanganyang tinggi, potensi kekalahan Puan juga dinilai tinggi jika tidak ada strategi khusus untuk mendongkrak elektabilitas anak bungsu Megawati tersebut.

Ujang menyarankan PDIP membangun narasi positif tentang Puan. Sebab, tingkat pencitraan yang dilakukan Puan saat ini belum mengena ke publik.

"Harus dievaluasi skema pengenalannya ke publik. Seperti hadir dan menolong masyarakat susah. Narasinya harus bagus agar bisa mendongkrak elektabilitasnya," tutur pengamat dari Indonesia Political Review ini.

Baca Juga:

Jokowi Bakal Terlibat Dalam Penentuan Capres PDIP

Sementara itu, Pengamat Komunikasi Politik Benny Susetyo menyebut, Megawati akan menjadi penentu utama siapa yang bakal dicapreskan PDIP.

Salah satunya mampu membawa Indonesia menghadapi ancaman krisis ekonomi, krisis pangan, kemandirian di bidang ekonomi dan budaya. Khususnya siapa yang punya visi soal pemikiran Soekarno. Sehingga, pihak luar sulit untuk memberi tekanan siapa yang bakal dicalonkan.

"Bu Mega sudah punya kematangan dan pengalaman dalam bidang Politik. PDIP terlihat memiliki kedisiplinan politik. Saya rasa bu Mega akan mempertimbangkan berbagai macam aspek itu," imbuh Benny.

Benny menambahkan, PDIP akan solid dan tegak lurus mengikuti keputusan Mega.

Ketua DPR Puan Maharani. (Foto: Antara)
Ketua DPR Puan Maharani. (Foto: Antara)

"Baik Puan atau Ganjar punya peluang yang sama. Tinggal nanti pilihannya ditentukan oleh Megawati ," jelas Benny.

Puan dan Ganjar sudah mengisyarakatkan siap untuk maju jadi capres, tentunya dengan dukungan dari PDIP sebagai tempat mereka berdua bernaung. Berbagai upaya untuk mendulang suara terus mereka lakukan.

Selain melihat elektabilitas, kinerja Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah juga dinilai cukup baik. Belum lagi terbentuknya dorongan-dorongan dari partia lain yang seolah ingin mengusungnya. Tak hanya parpol, dorongan tersebut juga mengemuka dengan munculnya relawan-relawan yang mengusungnya maju di 2024.

Sementara Puan Maharani telah melakukan safari politik dengan berkunjung ke beberapa partai politik beberapa waktu lalu juga dapat menjadi latihan bagi Puan untuk membentuk koalisi nantinya, baik koalisi untuk memenangkan Ganjar Pranowo, ataupun koalisi partai politik di parlemen. Kemampuan bernegosiasi dengan partai politik lain, serta mengambil sikap atas komunikasi politik yang telah dilakukan, dapat menjadi modal penting bagi Puan Maharani jika nantinya dipercaya menjadi Ketua Umum PDIP.

Namun, PDIP dengan tegas memberi komando pada seluruh kader agar disiplin terkait pilpres 2024.

"Terkait dengan pilpres 2024 sangat jelas semuanya ada tahapan. Semuanya sudah ada mekanismenya. Jadi kita ikuti tahapan-tahapan tersebut dengan penuh kedisiplinan," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat memberikan pembekalan kader baru PDIP di kantor Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Minggu (30/10).

Hasto menegaskan, terkait calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) merupakan kewenangan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan keputusan kongres partai berlambang moncong putih itu.

"Kongres telah memberikan mandat kepada Ibu Ketua Umum," ujar Hasto.

Menarik untuk melihat langkah politik yang akan diambil oleh PDIP kedepannya, khususnya langkah politik Puan Maharani. Apakah PDIP tetap mencalonkan Puan Maharani di pemilihan presiden walaupun berisiko setelah mempertimbangkan peta politik yang ada? Atau mundur selangkah dan mempersiapkan tahta lain, yaitu menjadikan Puan Maharani sebagai Ketua Umum PDIP?

Atau mungkin saja, Puan Maharani saat ini hanya bermain peran seakan-akan mengincar kursi presiden, padahal sejatinya mengincar kursi orang nomor satu di PDIP? Pengalaman di Partai Demokrat dengan politik oligarki telah membuktikan hal itu. Bagaimana dengan PDIP? Hanya waktu yang akan menjawab. (Bob)

Baca Juga:

Sebelum Putusan Capres dari Ketum Keluar, Kader PDIP Dilarang Bikin Gerakan

#Megawati Soekarnoputri #PDIP #Ganjar Pranowo #Puan Maharani
Bagikan
Ditulis Oleh

Mula Akmal

Jurnalis dan profesional komunikasi dengan pengalaman memimpin redaksi, menggarap strategi konten, dan menjembatani informasi publik lintas sektor. Saat ini menjabat sebagai Managing Editor di Merah Putih Media, dengan rekam jejak kontribusi di The Straits Times, Indozone, dan Koran Sindo, serta pengalaman strategis di Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan DPRD DKI Jakarta. Bagi saya, setiap berita adalah peluang untuk menghadirkan akurasi, relevansi, dan dampak nyata bagi pembaca.

Berita Terkait

Indonesia
FX Hadi Rudyatmo Mundur Plt DPD PDIP Jateng, Ungkap Ada yang Menyebutnya Lulusan TK
Mantan Wali Kota Solo ini menjelaskan alasan pengunduran diri karena merasa tidak mampu dan memilih menjaga soliditas partai.
Dwi Astarini - Sabtu, 20 Desember 2025
FX Hadi Rudyatmo Mundur Plt DPD PDIP Jateng, Ungkap Ada yang Menyebutnya Lulusan TK
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Kesal Rapat DPR Bahas Bencana Alam Sudah Habiskan Anggaran Rp 20 Miliar
Beredar informasi yang menyebut Menkeu Purbaya kesal rapat DPR bahas bencana alam habiskan anggaran besar. Cek faktanya.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 20 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Kesal Rapat DPR Bahas Bencana Alam Sudah Habiskan Anggaran Rp 20 Miliar
Indonesia
Megawati Tegaskan Pentingnya Pendataan Bencana: Jangan Setelah Bersih Lalu Lupa
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta pemerintah mendata secara rinci wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 20 Desember 2025
Megawati Tegaskan Pentingnya Pendataan Bencana: Jangan Setelah Bersih Lalu Lupa
Indonesia
FX Rudy Mundur Plt Ketua DPD PDIP Jateng, PDIP Solo Duga Ada Kaitannya dengan Konferda
Teguh menduga mundurnya Rudy tersebut terkait gagalnya menggelar Konferda PDIP Jateng.
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
FX Rudy Mundur Plt Ketua DPD PDIP Jateng, PDIP Solo Duga Ada Kaitannya dengan Konferda
Indonesia
Megawati Perintahkan Donasi Rp 2 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, Pramono: Sami'na wa Atho'na
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan Gubernur DKI Pramono Anung menyumbang Rp 2 miliar bagi korban banjir dan longsor di Sumatera.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 19 Desember 2025
Megawati Perintahkan Donasi Rp 2 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, Pramono: Sami'na wa Atho'na
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua DPR Puan Minta Rakyat Patungan Beli Hutan untuk Cegah Bencana Alam Terjadi akibat Kerusakan Alam
Disebutkan, Puan meminta rakyat membeli hutan untuk mencegah adanya kerusakan lahan agar insiden bencana alam seperti yang terjadi di Sumatra bisa dicegah.
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua DPR Puan Minta Rakyat Patungan Beli Hutan untuk Cegah Bencana Alam Terjadi akibat Kerusakan Alam
Indonesia
FX Rudy Temui Megawati Jelang Konferda PDIP, Pasrah Ditempatkan di Mana Saja
Mantan Wali Kota Solo ini mengaku mendapat arahan dan wejangan selama bertemu dengan Megawati di Jakarta.
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
FX Rudy Temui Megawati Jelang Konferda PDIP, Pasrah Ditempatkan di Mana Saja
Indonesia
Puan-Dasco Kompak Enggan Bahas soal Usulan Koalisi Permanen
Menilai pembahasan usul tersebut sangat tidak tepat untuk saat ini karena Indonesia dilanda bencana alam, terutama di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara ?
Dwi Astarini - Senin, 08 Desember 2025
Puan-Dasco Kompak Enggan Bahas soal Usulan Koalisi Permanen
Berita Foto
Ketua DPR Puan Maharani Sampaikan Refleksi Akhir Tahun 2025
Ketua DPR Puan Maharani (kiri), berpidato pada "Refleksi Akhir Tahun", di Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/12/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 05 Desember 2025
Ketua DPR Puan Maharani Sampaikan Refleksi Akhir Tahun 2025
Berita Foto
Ketua DPR Puan Maharani Terima Kunjungan Ketua MPPR China Wang Huning di Jakarta
Ketua DPR Puan Maharani bersama Ketua MPPR China Wang Huning saat pertemuan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 03 Desember 2025
Ketua DPR Puan Maharani Terima Kunjungan Ketua MPPR China Wang Huning di Jakarta
Bagikan