Dilarang Polisi "Tamasya Almaidah" Tetap Digelar


Aksi Bela Islam beberapa waktu lalu (MP/Dery Ridwansah)
Upaya pengerahan massa jelang pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta digelar kedua kubu paslon yang bertarung.
Kabarnya, jutaan massa dari daerah akan datang ke Jakarta untuk mengawal langsung proses demokrasi tersebut. Bukan hanya pendukung Ahok-Djarot yang bakal dimobilisasi, pendukung dan simpatisan Anies-Sandi juga akan ikut secara langsung memonitor proses Pilkada DKI Jakarta.
Terkait hal itu, Ketua Panitia Gerakan "Tamasya Almaidah" Kapitra Ampera menegaskan akan tetap mengundang warga daerah untuk datang ke Jakarta guna memastikan proses pemilihan kepala daerah berjalan adil, jujur dan aman.
"RI ini dari Sabang sampai Merauke boleh tinggal sementara atau selamannya di suatu tempat, gak boleh ada yang larang. Orang daerah melihat Pilkada itu hak azasi, orang tidak boleh dilarang kecuali UU yang larang. Negara kita adalah negara hukum. Bukan negara kekuasaan. Bukan hukum tunduk kepada kekuasaan. Jadi, setiap warga boleh datang ke Jakarta," tegas Kapitra kepada merahputih.com, Selasa (28/3).
Sebelumnya, upaya pengepusan massa untuk datang ke Jakarta mendapat penolakan dari pihak berwajib. Alasannya, potensi akan terjadinya kerusuhan dan ketidaknyamanan cukup besar.
"Apa salahnya, takut kerusuhan? Meraka akan menyaksikan Pilkada, monitor, bukan berbuat kerusuhan, itu tugas polisi, menjaga keamanan, amankan dong agar tujuan baik tidak jadi jahat," terangnya.
Untuk diketahui, agenda "Tamasya Almaidah" merupakan pengepusan massa daerah untuk datang ke Jakarta. Massa selajutnya akan diarahkan untuk memantau dan memonitor proses pencoblosan di TPS-TPS se DKI Jakarta.
Rencananya, sesuai target akan ada sekitar 20 juta orang yang akan ikut bergabung.
"Jadi, di setiap TPS akan ada sekitar 1000 orang yang memantau," pungkas Kapitra.
Bagikan
Berita Terkait
DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut

Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan

Bagikan Mawar Putih dan Pink untuk Polisi hingga Tentara, Ojol: Kami Tak Mau Diprovokasi Lagi

Bukti Kerusuhan Dilakukan ‘Penumpang Gelap’ saat Demo Buruh dan Mahasiswa, Polda Metro: Datang dan Langsung Menyerang Polisi

Jadikan Direktur Lokataru Foundation sebagai Tersangka, Polisi: Sudah Sesuai SOP

Dari Jilbab Merah Muda hingga Jaket Hijau: Warna Simbol Perlawanan di Jalanan dan Media Sosial

Direktur Lokataru Dikenakan Pasal Berlapis, Polisi: Tindakannya Memicu Kerusuhan dan Keresahan

Direktur Lokataru Delpedro Marhaen Dijadikan Tersangka, Diduga Hasut Anak-Anak dan Pelajar untuk Berbuat Ricuh

7 Terduga Pelaku Penjarahan di Rumah Uya Kuya Diproses Hukum, Polisi Sita Barang Bukti Kucing yang Ikut Dicuri
