Ngalap Berkah dari Resah Orang Tua Ketika Antre Daftar Sekolah

annehsannehs - Senin, 05 Juli 2021
 Ngalap Berkah dari Resah Orang Tua Ketika Antre Daftar Sekolah

Tukang makanan di sekolah ikut kecipratan rejeki. (Foto Infoperbankan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KILAS balik ketika masih sekolah offline. Biasa dibangunkan sepagi mungkin untuk daftar masuk SMP, karena biasanya orangtua berpikir semakin pagi, antrean daftar sekolah semakin sepi dan urusan cepat selesai. Sejak pagi, lantai kamar pun telah dipenuhi dengan berkas-berkas dibutuhkan untuk pendaftaran. Belum lagi ocehan mama sedang menelpon temannya, "eh, lu ada materai lebih enggak? Duh, gini hari beli di mana ya?".

Meski sudah "telat" versi emak-emak, alias masih dua jam sebelum waktu pendaftaran, berangkatlah menuju sekolah jyang araknya hanya 5 menit dari rumah. Mungkin karena satu keluarga kami termasuk clumsy, ada masalah baru tentunya menjadi berkah bagi pihak lain.

Daftar sekolah membawa berkah bagi tukang fotokopi.  (Foto pixabay/stevepb)
Daftar sekolah membawa berkah bagi tukang fotokopi. (Foto pixabay/stevepb)

"Nen, ini berkasnya harus di-fotokopi ya? Lah kirain mami pakenya berkas asli!" Akhirnya, kami pun langsung bergegas menuju koperasi. Walau masih pagi, tukang fotokopi di sekolah pun sudah ramai antrean. Maklum, rasanya para orangtua murid di Kelapa Gading memang super sibuk dan pelupa sehingga ada saja berkas yang lupa diperbanyak kopiannya.

Baca juga:

Kiat Efektif untuk Para Guru dalam Memberikan Tugas Sekolah selama PSBB

Tukang fotokopi pun menjadi tempat terbaik para orangtua murid untuk saling berkenalan. "Eh, baru daftar SMP juga ya? Dari sekolah mana sebelumnya? Oh.. iya? Eh, ini harus fotokopi berapa kali sih? Harus pakai map putih ya? Aduh Nen, ntar beli map juga yah." Ya, antrean fotokopi berubah jadi ajang pertukaran informasi sekaligus perkenalan orangtua murid mencari teman baru.

Biasanya untuk membedakan kelas atau jenjang sekolah tertentu, sekolah memberikan ketentuan warna map untuk menyimpan dokumen-dokumen agar lebih mudah untuk didata. Pihak koperasi pun telah menyiapkan map dengan berbagai warna yang dibutuhkan agar semakin cuan, cuan, dan cuan.

Berim-rim kertas HVS yang telah disiapkan pun ludes digunakan untuk memfotokopi berkas-berkas yang dibutuhkan untuk pendaftaran sekolah selama satu minggu berturut-turut mulai dari jenjang SD, SMP, sampai SMA.

Tukang fotokopi penyelamat orang tua murid. (Foto bumn.go.id)
Tukang fotokopi penyelamat orang tua murid. (Foto bumn.go.id)

Belum lagi ada beberapa berkas yang ternyata harus disetujui menggunakan materai. Koperasi pun pastinya memperbanyak stok materai dan pulpen untuk memenuhi kebutuhan orangtua murid.

Satu jam berlalu, berkas pun selesai dikumpulkan. Mama menelpon Tante Sonya, temannya yang sudah janjian akan mendaftarkan anaknya di sekolah yang sama. Sayangnya, temannya tampaknya lebih santuy walau rumahnya jauh dan berkasnya juga belum lengkap. "Lu di mana sih? Ini udah pada rame ngantre loh..", ungkapnya di telepon. "Sabar, gue lagi cari parkir nih," balas Sonya.

Baca juga:

Mendongeng Bisa Jadi Media Belajar, ini Manfaatnya

Rupanya benar saja ramalan mama. Semakin mendekati waktu pendaftaran dimulai, parkiran semakin crowded dan antrean koperasi semakin panjang. Kami pun bergegas ke ruang kelas yang dijadikan tempat penyerahan berkas, mengambil nomor antrean, dan duduk di kursi telah disediakan sambil menunggu untuk dipanggil. Aku pun duduk manis di samping ibuku, sambil menerka-nerka mana teman baru satu angkatan 'bening-bening' agar semakin semangat untuk masuk sekolah lagi.

Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, pendaftaran pun resmi dibuka. Tante Sonya menghampiri sambil mengeluh. "Gilaaa, enggak ada parkir. Gue harus parkir di ruko sebrang dulu, Kris," sambil menyedot es kelapa yang dijual di depan sekolah.

Tukang parkir dapat banyak cuan. (Foto pixabay/fill)
Tukang parkir dapat banyak cuan. (Foto pixabay/fill)

Ya, lahan parkir sekolah memang tidak cukup luas untuk menampung banyaknya mobil para orangtua murid yang hendak mendaftarkan anaknya. Alhasil, parkiran ruko seberang pun mendapatkan cuan lebih banyak. Bahkan sampai ada sederet parkiran paralel di sebrang sekolah karena saking banyaknya mobil-mobil ingin parkir. Meski begitu, tukang parkir pun selalu siap mengangguk menandakan masih ada lahan parkir setiap ada mobil baru datang. "Ada bosss, sabar bentar ya!", sambil mendorong mobil lain untuk menyiapkan ruang parkir lagi untuk mobil baru. Cuan besar pun siap dikantongi tukang parkir ruko seberang sekolah.

Setelah urusan selesai, kami merasa super lapar dan haus. Penampakan gerobak biru milik tukang siomay Goras pun tampak lebih bersinar daripada biasanya. Maklum, siomay Goras telah menemani hari-hariku saat menempuh Sekolah Dasar di sekolah tersebut. Kami memesan siomay yang langsung dikonsumsi dari plastik beningnya. Walau higienitasnya tidak terjamin, terpenting lidah dan perut tersenyum. Tidak hanya kami, Goras beserta Mamat penjual es kelapa pun ikutan tersenyum.

Siomay Goras andalan sekolah jadi laris manis. (Foto- MP/Krisna Bagus)
Siomay Goras andalan sekolah jadi laris manis. (Foto- MP/Krisna Bagus)

Letih mengantre dari pagi ditambah dengan terik sinar matahari menusuk kulit dan menyebabkan dahaga menjadi situasi menguntungkan bagi Mamat. Kami pun segera mengantre membeli es kelapa yang disajikan di plastik bening dengan sedotan berwarna pink.

Ya, jajanan sekolah juga ikutan kecipratan rezeki ketika sekolah sedang membuka pendaftaran. Apalagi ada banyak gerobak jajanan mangkal di area sekolah. Setelah selesai menghabiskan siomay Goras, aku pun menghampiri tukang telur gulung yang sedang sibuk mengocok telur. Hanya dengan uang sebesar Rp5 ribu, plastik beningku telah dipenuhi sepuluh tusuk telur gulung beserta saus merah dan bubuk gurih yang kelak membuat leher sakit.

Mengenang masa-masa sekolah offline sebelum pandemi, apalagi saat pendaftaran sekolah ketika orangtua resah menanti, pasti ada pihak-pihak yang beroleh berkah seperti tukang parkir, tukang fotokopi, sampai tukang jajanan. Berkah tersebut tentu tidak bisa didapatkan secara maksimal di masa pandemi saat pendaftaran sekolah berlangsung secara daring, dari rumah masing-masing. (SHN)

Baca juga:

Suka Duka Sekolah Online, Hanya Dipahami Generasi Z

#Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) #Juli Ngilmu Di Negeri Aing #Kuliner
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Fun
30 Kuliner Khas Riau yang Wajib Dicoba: Cita Rasa Melayu yang Kaya Rempah dan Sulit Dilupakan
Temukan 30 kuliner khas Riau mulai dari gulai patin, mie sagu, bolu kemojo, hingga otak-otak Selatpanjang. Lengkap dengan lokasi hingga harga.
ImanK - Jumat, 12 Desember 2025
30 Kuliner Khas Riau yang Wajib Dicoba: Cita Rasa Melayu yang Kaya Rempah dan Sulit Dilupakan
Kuliner
Merayakan Malam Tahun Baru ala Argentina, Menikmati Torta Galesa hingga Asado
Seluruh rangkaian ini menjadi cara Sudestada menutup 2025 dengan meriah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Desember 2025
Merayakan Malam Tahun Baru ala Argentina, Menikmati Torta Galesa hingga Asado
Fun
Babak Baru Restoran Latin: Pembagian Menu Lunch dan Dinner untuk Pengalaman Bersantap Lebih Fokus
CasaLena Jakarta memperkenalkan menu lunch dan dinner terbaru mulai 1 Desember 2025, menghadirkan pengalaman kuliner Latin American Grill yang lebih fokus dan premium.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 28 November 2025
Babak Baru Restoran Latin: Pembagian Menu Lunch dan Dinner untuk Pengalaman Bersantap Lebih Fokus
ShowBiz
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Video yang dihapus itu berisi permintaan maaf Chef Paik terkait dengan isu pelanggaran label asal produk, iklan menyesatkan, serta tuduhan penyalahgunaan siaran.
Dwi Astarini - Selasa, 25 November 2025
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Indonesia
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
ni merupakan perdana bakso Solo buka setelah tutup sejak Senin (3/11).
Dwi Astarini - Jumat, 07 November 2025
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
Kuliner
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Gastrodiplomacy merupakan strategi kebudayaan dan ekonomi yang memperkenalkan identitas bangsa melalui cita rasa.
Wisnu Cipto - Sabtu, 01 November 2025
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Kuliner
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Hidangan fusion Korea yang disajikan dibuat dari bahan-bahan terbaik dari seluruh Korea
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Kuliner
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Bakso Boedjangan menghadirkan inovasi terbaru kuah keju.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Kuliner
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Tahun ini, Jakarta Coffe Week memasuki usia satu dekade, menunjukkan aksi progresif.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Lifestyle
Makanan Khas Demak yang Unik dan Wajib Dicoba, 10 Rekomendasi Terlezat!
Sedang liburan ke Kota Wali? Jangan lewatkan 10 makanan khas Demak yang legendaris dan menggugah selera dari Caos Dhahar Lorogendhing hingga Mangut Kepala Manyung.
ImanK - Sabtu, 25 Oktober 2025
Makanan Khas Demak yang Unik dan Wajib Dicoba, 10 Rekomendasi Terlezat!
Bagikan