Dianggap Ampuh Lawan COVID-19, Apa itu Deksametason?


Dianggap mampu sembuhkan COVID-19. (Foto: Reuters)
BARU-BARU ini, ilmuwan di Inggris menemukan bahwa obat steroid deksametason dapat menyembuhkan mereka yang terjangkit COVID-19.
Uniknya, obat ini justru sangat mudah ditemukan dan dijual dipasaran dengan harga yang murah. Obat yang ini sering digunakan untuk mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan penyait autoimun.
Baca juga:
Obat dan Vaksin Corona Belum Ditemukan, Masyarakat Harap Waspada
Melansir laman Antara, deksametason adalah obat yang biasa digunakan untuk mengurangi inflamasi di sejulah penyakit seperti radang sendi. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati masalah alergi, asma, eksim, dan penyakit radang usus.
Para ilmuwan menyebut bahwa ini adalah terobosan besar yang dapat digunakan untuk menyelamatkan pasien yang terjangkit COVID-19.
Deksametason bisa mengurangi tingkat kematian akibat COVID-19 hingga sepertiga untuk pasien yang menggunakan ventialtor, dan seperlima bagi mereka yang menggunakan tabung oksigen.

“Ini adalah hasil uji coba yang paling penting untuk COVID-19 sejauh ini. Pengurangan kematian secara signifikan pada mereka yang membutuhkan oksigen atau ventilasi dari obat yang tersedia secara luas. Ini akan menyelamatkan nyawa di seluruh dunia,” kata Chris Whitty Kepala Petugas Medis di Inggris melansir dari laman Reuters.
Baca juga:
Peneliti utama, Peter Horby, mengatakan bahwa deksametason adalah satu-satunya obat yang sejauh ini terbukti mengurangi angka kemtian secara signifikan.
Hingga saat ini, tidak ada perawatan atau vaksin yang disetujui untuk mencegah COVID-19 yang telah menewaskan lebih dari 431 ribu jiwa secara global.

“Ini adalah hasil yang sangat disambut baik. Manfaat bertahan hidup jelas dan besar pada pasien yang cukup sakit unutk memerlukan perawatan oksigen, jadi deksametason sekarang harus menjadi standar perawatan pada pasien ini,” ucap Horby.
Percobaan telah dilakukan kepada 2.100 pasien yang dipilih secara acak, dengan 4.300 lainnya yang mendapat obat lain.
Hasilnya, deksametason yang diberikan secara oral dan lewat infus selama 28 hari mampu mengurangi risiko kematian hingga 35 persen pada pasien dengan bantuan ventilator.
Obat ini juga mampu mengurangi kematian hingga 20 persen pada pasien yang butuh asupan oksigen.
Kementerian Kesehatan Inggris telah menyetujui hal tersebut. Bahkan, mereka telah memiliki sebanyak 200 ribu stok obat.
Melansir laman Alodokter, ada beberapa efek samping yang dapat dialami penggunanya. Seperti nafsu makan meningkat, berat badan bertambag, gangguan tidur, sakit kepala, pusing, dan perubahan siklus menstruasi. (and)
Baca juga:
Uji Coba ke Musang, Obat Anti-Parasit Niclosamide Efektif Hilangkan COVID-19
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
