Deteksi Dini di Puskesmas dan Posyandu Cegah Kematian Ibu dan Anak Stunting


Alat itu sangat bermanfaat bagi ibu hamil dan juga bayi dalam kandungannya. (Pexels/Mart Production)
MerahPutih.com - Pusksesmas dan Posyandu mengemban tugas penting dalam pencegahan kematian ibu dan anak stunting. Namun, fasilitas pendukung untuk memenuhi tugas itu belum tersedia secara merata di seluruh Puskesmas dan Posyandu.
Karena itulah, Pemerintah mendistribusikan alat ultrasonography (USG) untuk membantu pemeriksaan kehamilan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai upaya deteksi dini.
Dalam kunjungan kerja ke Puskesmas Toroh 1, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah (23/1), Presiden Joko Widodo memeriksa ketersedian USG di fasilitas layanan kesehatan tersebut.
Baca juga:
Cegah Kematian Ibu dan Bayi, Seluruh Puskesmas Bakal Dapat Alat USG
Alat itu sangat bermanfaat bagi ibu hamil dan juga bayi dalam kandungannya. “Kita harapkan nanti semuanya memiliki USG sehingga kehamilan ibu, bayi bisa dideteksi lebih dini dan semuanya data masuk ke pusat data di Jakarta. Ini penting sekali dalam rangka pengentasan stunting,” ujar Presiden seperti dikutip dari rilis Kementerian Kesehatan (30/1).
Selain mendistribusikan alat USG, pemerintah memberikan alat timbang digital (antropometri) untuk bayi ke posyandu di seluruh Indonesia. Alat timbang digital berfungsi memantau dan mendeteksi bayi yang kemungkinan mengalami stunting.
“Ada 300 ribu timbangan yang sudah kita berikan, yang sebelumnya tidak ada semuanya sekarang diberikan sehingga juga cek berat badan bayi, panjang balita, semuanya bisa dicek. Ini saya kira penanganan sejak dini seperti ini yang akan terus kita perbaiki,” tutur Presiden.
Kemkes mencatat, pada 2022, sebanyak 66,7% puskesmas atau 6.886 puskesmas telah menerima alat USG. Pada 2023, 1.943 puskesmas mendapatkan bantuan alat USG. Pada 2024, sebanyak 1.492 puskesmas ditargetkan beroleh kebutuhan alat USG.
Sedangkan untuk posyandu yang akan menerima alat antropometri, jumlahnya mencapai 313.737. Pemenuhan alat ukur timbang bayi dilakukan secara bertahap.
Pada 2019, tercatat 25.177 puskesmas memiliki antropometri kit. Pada 2020, sebanyak 1.823 posyandu. Pada 2021, sebanyak 16.936 posyandu. Pada 2022, berjumlah 34.256 posyandu. Pada 2023, 127.033 posyandu. Pada 2024, ditargetkan mencapai 81.512 posyandu.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, antropometri sebelumnya diberikan ke puskesmas. Baru dua tahun terakhir ini didistribusikan ke posyandu karena sangat bermanfaat dalam mencegah stunting. (dru)
Baca juga:
Bukan Karena Corona, Faktor ini yang Buat Angka Kematian Ibu dan Janin Meningkat
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
