Desakan Lockdown Sengaja Digulirkan untuk Jebak Jokowi?


Presiden Jokowi saat berbicara di Forum KTT ke-31 ASEAN di Manila, Filipina, Senin (13/11). (Biro Pers Setpres/Laily Rachev)
MerahPutih.com - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menyarankan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) hati-hati dengan adanya usulan lockdown atau isolasi wilayah sebagai upaya membatasi penyebaran virus corona (COVID-19) di Indonesia.
Menurut Ramses, usulan tersebut bisa berpotensi sebagai jebakan kelompok-kelompok tertentu dalam merongrong pemerintahan Jokowi.
Baca Juga:
Blunder Soal TKA Asal Tiongkok, Kapolri Diminta Tegur Kapolda Sultra
"Usulan itu bisa saja berpotensi sebagai jebakan kelompok-kelompok tertentu dalam merongrong pemerintahan Jokowi," kata Ramses, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (21/3).
Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini menyebut, lockdown bisa berpotensi menimbulkan guncangan sosial berupa kemarahan rakyat.
Kebijakan meliburkan aktivitas masyarakat dalam durasi waktu dua minggu sudah merepotkan masyarakat terutama yang kurang mampu atau kelas menengah ke bawah. Apalagi terjadi pembatasan dalam pembelian sembako yang dibutuhkan masyarakat.
"Lockdown bisa berpotensi menimbulkan guncangan sosial berupa kemarahan rakyat," ujarnya.
Ramses melihat, kebijakan meliburkan masyarakat dalam durasi waktu dua minggu saja sudah merepotkan masyarakat terutama yang kurang mampu.
"Apalagi terjadi pembatasan dalam pembelian sembako yang dibutuhkan masyarakat," imbuh dia.

Sebaliknya, Ramses menyarankan Presiden Jokowi dan jajarannya mengajak semua pihak agar bekerja sama dalam penyediaan disinfektan atau obat-obatan yang kini sudah mulai diproduksi sejumlah negara seperti Tiongkok dan beberapa negara lainnya.
Selain itu, lanjut Ramses, pemerintah perlu mencari strategi-strategi alternatif lainnya yang mampu membatasi penyebaran virus corona tanpa harus melakukan lockdown nasional yang bisa berdampak buruk terhadap perkembangan Indonesia ke depannya.
Dia juga mengkritisi banyaknya partai politik (parpol) dan anggota legislatif yang tidak ada tindakan nyata dalam membantu masyarakat menghadapi wabah virus corona.
Menurut Ramses, pada musim kampanye pemilu lalu, banyak parpol dan caleg yang bagi-bagi kaus dan atribut kampanye lainnya secara gratis hanya demi mendapatkan dukungan rakyat.
Baca Juga:
Namun di saat rakyat dihadapkan pada wabah corona yang kian meluas seperti sekarang, lanjut Ramses, parpol yang melenggang ke Senayan dan para caleg yang sudah duduk di kursi DPR/DPRD/DPD tak peduli dengan nasib rakyat.
Bahkan, Ramses menyebut untuk memberikan masker atau hand sanitizer kepada warga pun sulit dilakukan oleh parpol dan para anggota legislatif itu.
"Ini partai politik kan banyak duitnya, kenapa mereka bisa membeli baju gratis kepada masyarakat lalu sekarang masyarakat mengalami kesulitan mereka justru tidak ada?" tutup dosen Universitas Dian Nusantara Jakarta itu. (Knu)
Baca Juga:
Pasien Positif Corona Nekat Keluyuran, ODP di Solo Membengkak Ratusan Orang
Bagikan
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
