Desa Shenshayba Bazaar, Desa Satu Ginjal

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Kamis, 17 Maret 2022
Desa Shenshayba Bazaar, Desa Satu Ginjal

Ginjal menjadi jalan keluar dari kesulitan ekonomi di Afghanistan. (Foto: Pixabay/rikirisnandar)

Ukuran:
14
Audio:

MUNGKIN kamu pernah mendengar 'bercandaan' 'Mesti jual ginjal dulu kayanya kalau mau beli Ferrari'. Rupanya, 'bercandaan' tersebut ada di kehidupan nyata.

Desa Shenshayba Bazaar di Provinsi Herat, Afghanistan dikenal sebagai 'Desa Satu Ginjal'. Karena banyak penduduknya yang menjual salah satu ginjal mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Baca Juga:

Denervasi Ginjal, Solusi Untuk Hipertensi 'Bandel'

Kondisi ekonomi membuat banyak orang terpaksa harus menjual satu ginjal mereka (Foto: facebook CGTN)

Dilansir dari laman odditycentral, Afghanistan tidak terlalu baik secara ekonomi. Situasi dan kondisi dalam negeri menyebabkan ekonomi negara tersebut hancur. Banyak orang yang berjuang keras untuk bisa memberikan makan keluarganya.

Pada sejumlah kasus, keadaan menjadi sangat buruk Kemudian mendorong banyak orang memilih jalan pintas untuk menjual salah satu ginjalnya, demi membayar hutang dan membeli makanan. Warga desa itu menjual salah satu ginjal mereka di pasar gelap. Karena banyaknya penduduk yang menjual ginjalnya, maka desa itu kemudian berjuluk 'Desa Satu Ginjal'.

Menjual atau membeli organ tubuh manusia merupakan tindakan ilegal bagi sebagian besar negara di dunia. Sayangnya di Afghanistan aturan itu kemudian dilipat tak diperhatikan. Selama ada persetujuan dari pendonor dan dokter yang melakukan tindakan operasi, maka dianggap sah saja.

Ketika ginjal sudah diambil tidak ada yang pernah tahu kemana perginya. Dokter yang melakukan tindak operasi pun tidak pernah mencari tahu. Mereka mengatakan bahwa itu bukan tugas mereka untuk mencari tahu.

Baca Juga:

Seorang Wanita Menyumbangkan Ginjal untuk Suaminya Sebagai Kado Valentine

Tak ada angka yang pasti jumlah ginjal yang sudah dijual dari Afghanistan. Hanya saja catatan pembedahan menunjukan bahwa ada ratusan operasi pengangkatan ginjal sudah dilakukan di Provinsi Herat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah itu menjadi bertambah jika ekonomi mengalami penurunan.

Salah satu perempuan yang menjual ginjalnya bernama Aziza mengaku, bahwa dia menjualnya karena terlilit hutang. "Saya menjual ginjal saya seharga USD2.900 (sekitar Rp41 juta). Saya harus melakukannya karena suami sudah tidak bekerja, kami punya hutang," jelas Aziza.

Aziza juga menjelaskan, bahwa anak-anakyna berkeliaran di jalanan meminta-minta. Karena itu, bila dia tidak menjual ginjalnya, Aziza terpaksa menjual putrinya yang berusia satu tahun.

Meskipun menjual ginjal tampak ekstrem bagi banyak orang dan melanggar hukum di sejumlah negara. Namun situasi yang buruk membuat banyak orang terpaksa melakukannya. Lebih dari 24 juta orang atau 59 persen dari populasi, berisiko kelaparan, dan setengah juta orang kehilangan pekerjaan di negara itu. (Ryn)

Baca Juga:

Aktif Bergerak Jadi Cara Mudah Hindari Gagal Jantung

#Kesehatan #Donor Ginjal #Ginjal
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan