Depresi dan Kesedihan, Serupa Namun Tak Sama


Sedih dan depresi dua hal yang berbeda. (Unsplash/Sydney)
SEBAGIAN orang menganggap ‘kesedihan’ dan ‘depresi’ adalah ungkapan yang sama. Meskipun dua kata tersebut mungkin tampak serupa namun sebenarnya tidak. Dilansir dari Lifehacker para ahli mengatakan melihat dua kata tersebut mungkin seperti membandingkan satu bintang dengan satu gugusan bintang.
Tentunya, bisa memahami kedua kata tersebut adalah penting. Karena dapat membantu orang mengetahui kapan harus mencari bantuan profesional sehingga bisa mencegah penderitaan yang tidak perlu.

Para ahli menggambarkan kesedihan sebagai keadaaan emosi normal yang dialami semua orang dalam hidup mereka. Setelah terjadi momen-momen tertentu seperti kehilangan, kekecewaan atau peristiwa menjengkelkan lainnya.
Sementara, depresi di sisi lain adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati sedih yang terus-menerus. Kehilangan kesenangan hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari selama setidaknya dua minggu atau lebih, menurut psikolog klinis dan penulis buku The Suicidal Thoughts Workbook, Dr. Kathryn Gordon.
Salah satu perbedaan terbesar antara kesedihan dan depresi adalah seberapa lama pengalaman seseorang bertahan dalam merasakan hal tersebut. Seorang psikolog berlisensi di California dan pendiri Depper Than Color, Bedford Palmer mengatakan kesedihan itu hanya dirasakan secara khusus untuk sesaat.
“Kesedihan adalah sesuatu yang dapat kamu rasakan dan hargai. Misalnya ‘aku merasa sedih karena hal ini terjadi’ dan itu sangat pantas,” ungkap Palmer.
Lain halnya dengan depresi yang jauh lebih kompleks dan bisa berdampak serius pada kehidupan seseorang. Palmer menjelaskan bahwa depresi adalah sekumpulan gejala yang mencakup kesedihan, tetapi hal-hal lain juga terjadi.
Orang mungkin bisa kehilangan nafsu makan, sulit tidur, mengalami gangguan pencernaan, sulit berkonsetrasi, atau tidak menikmati hal-hal yang biasa mereka lakukan.
Baca juga:

Dalam kasus tersebut, mungkin orang tersebut mengalami sesuatu di luar kesedihan. Bisa jadi sulit untuk mereka atasi sendiri. Kesedihan itu sesaat tetapi depresi bisa lebih sulit untuk menghilangkannya.
“Ini sangat berbeda dengan mendengarkan lagu sedih dan merasa melankolis. Ini bahkan berbeda dari kehilangan anggota keluarga dan menjadi sangat, sangat sedih selama sebulan. Tapi kemudian keluar dari keadaan itu dan merasa lebih baik dari minggu ke minggu,” lanjut Palmer.
Palmer mengungkapkan, depresi bukan tentang pemicu emosional atau jarak waktu dari pemicu emosional. Kamu tidak keluar dari situ dan merasa baik-baik saja. Sampai penyebab biologis dari depresi berubah secara alami, atau melalui pengobatan.
Depresi dan rasa sedih memang dua hal yang salit terkait, tetapi keduanya tetaplah berbeda. Sedih adalah bagian dari depresi.
Sementaradepresi adalah penyakit yang tidak akan membaik jika tidak diobati. Oleh karena itu, jangan berpikir untuk bertahan dalam depresi. Segeralah berkonsultasi ke dokter ahli untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
