Depresi dan Kecemasan, Tidaklah Sama

P Suryo RP Suryo R - Minggu, 04 Desember 2022
Depresi dan Kecemasan, Tidaklah Sama

Rasa cemas biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat. (Pixabay/counselling)

Ukuran:
14
Audio:

ORANG kerap terlihat dalam suasana hati yang buruk setelah menjalani hari yang buruk. Ia hanya duduk, merenung, dan mengatakan kalau dirinya merasa hampa. Orang lain menyebut itu sebagai rasa cemas yang wajar. Namun, sebagian lainnya menyebut itu sebagai gejala depresi.

Namun, apakah itu benar depresi? Atau hanya sekadar ungkapan yang hiperbola saja? Menurut psikiater Dr. Benjamin Janaway, cara sederhana yang membedakan antara rasa cemas (anxiety) dengan depresi adalah melalui perasaan hampa itu sendiri.

Baca Juga:

Makanan Sehat Menunjang Kesehatan Mental

cemas
Sama-sama terasa hampa, anxiety dan depresi punya dasar yang berbeda. (Pexels/Pixabay)


Biasanya, rasa hampa pada anxiety hanya berlangsung sesaat saja. Sedangkan pada depresi, perasaan ini bisa bertahan lebih lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Menganalisis perilaku dan pengalaman seseorang juga bisa menjadi salah satu kuncinya.

“Perasaan rendah diri yang berlangsung terus, hilangnya energi dan semangat hingga memengaruhi kegiatan sehari-hari seperti makan, tidur, bersosialisasi, dan hilangnya harapan bisa jadi salah satu tanda depresi,” ungkap Janaway seperti yang diterjemahkan dari Life Hacker, Rabu (14/9).

Anxiety sederhananya adalah rasa cemas dan takut akan sesuatu yang dirasa akan terjadi di masa depan. Perasaan ini bisa hadir dalam gejala fisik maupun pola pikir seseorang. Pada fisik, misalnya telapak tangan yang berkeringat, ekspresi yang cemas, serta wajah yang pucat. Sementara pada pola pikir terlihat seseorang menghindari perlakuan tertentu, menolak untuk melakukan sesuatu, atau bersikap tertutup. Biasanya perilaku ini hanya muncul sesaat dan akan hilang dalam waktu yang cenderung singkat.

“Penting bagi orang lain untuk paham kalau anxiety itu normal. Hal ini merupakan bentuk pertahanan diri dari hal-hal yang dirasa berbahaya,” ungkap psikolog klinis Jonathan Stea.

Kalau depresi sebenarnya memiliki dasar yang mirip seperti anxiety. Namun, perasaan negatif pada depresi berlangsung lama dan cenderung diikuti oleh kondisi mental lainnya seperti bipolar. Depresi kerap kali dipicu oleh rasa kehilangan dan akhirnya berdampak ke sisi emosi, fisik, dan cara bersosialisasi. Dalam kondisi yang lebih serius, orang-orang yang menderita depresi akan mulai kehilangan ketertarikan dengan dunia nyata dan tenggelam dalam imajinasi mereka sendiri.

Baca Juga:

Bagaimana Menghadapi Suami Narsis

depresi
Depresi merupakan perasaan kehilangan yang membuat diri merasa tak semangat menjalani hidup. (Pexels/Nathan Cowley)

Meski berbeda, nyatanya seseorang bisa mengalami anxiety dan depresi sekaligus. Ketakutan akan masa depan bisa memicu rasa rendah diri dan hampa pada diri seseorang. Stigma yang negatif juga cenderung akan memperburuk kondisi mental.

Lalu, kapan saat yang tepat untuk mencari pertolongan? Bantuan sebenarnya bisa datang dalam bentuk yang beragam, seperti pertolongan dari ahli profesional (dokter, psikolog, atau psikiater) maupun orang awam yang tepat (sahabat, pasangan, atau keluarga). Janaway dan Stea menyebutkan bahwa seseorang butuh bantuan ketika rasa takut dan hampa tadi mulai memengaruhi hidup mereka.

“Misalnya seseorang yang terpikirkan dan berencana untuk mengakhiri hidup mereka akibat rasa hampa setelah putus dari kekasih itu bukanlah hal yang umum dilakukan,” tutur psikiater tersebut.

Bantuan dan perawatan bagi orang depresi dan/atau anxiety bisa jadi berbeda-beda tergantung pada kondisi tiap orang. Tindakan yang diambil biasanya disesuaikan dengan gejala, masalah, dan kondisi kesehatan fisik serta mental.

Cara yang paling umum adalah cognitive-behavioral therapy, di mana seorang ahli mencoba mengubah pikiran negatif seseorang guna meringankan kesedihan yang dirasakan. Pada kondisi tertentu, pertolongan yang diberikan merupakan kombinasi dari terapi dan obat-obatan. (mcl)

Baca Juga:

Recharge Diri Sendiri, Lakukan Detoks Media Sosial

#Kesehatan Mental #Lipsus Desember Kesehatan Mental #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan