Defisit Migas, Ekspor Lebih Dominan
Penjual menata elpiji tiga kg di agen penyalur elpiji, Tanah Abang, Jakarta, Senin (2/3). (Foto Antara/Wahyu Putro)
MerahPutih, Bisnis-Penggunaan minyak dan gas (migas) untuk sektor energi menduduki porsi yang paling dominan, yakni 42,12 persen. Namun, pangsa yang besar tidak serta merta kebutuhannya selalu tercukupi.
"Kebutuhan energi untuk industri mengalami defisit karena lebih banyak diekspor," ujar peneliti INDEF Ahmad Heri Firdaus dalam diskusi bulanan INDEF bertajuk 'Carut Marut Tata Kelola Migas Nasional' di Pejaten Timur, Jakarta, Selasa (26/5).
Menurut Heri, defisit terjadi lantaran produksi migas di dalam negeri diprioritaskan untuk ekspor. Sementara kebutuhan dalam negeri ditutup dengan impor.
Ahmad memaparkan data neraca energi sektor industri tahun 2012-2013, untuk batu bara saja industri hanya kebagian 7 persen dari 100 persen yang dibutuhkan. Sedangkan 79 persennya untuk ekspor dan sisanya 14 persen untuk pembangkit listrik.
Kondisi serupa tak jauh berbeda dengan energi gas, di mana 47,8 persen produksi gas dalam negeri untuk dieskpor. Sementara untuk mendapatkan LPG, pemerintah melakukan impor.
"Untuk menghindari defisit, setidakya ekspor berbagai jenis energi harus dikurangi sebesar 19,2 persen," tandasnya. (Mad)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Tuntut Jawaban Konkret dari PGN dan Kemenperin Terkait Kebijakan Gas
SPBU Merek Asing Alami Kelangkaan BBM, Impor 1,4 Juta Kilo Dari AS Jadi Solusi Juta Kiloliter
Beda Data Produksi Migas Antara Kementerian ESDM dan SKK Migas, Menteri Bahlih Klaim Lampaui Target APBN
Blok Ambalat Kembali Menghangat, Negosiasi Pengelolaan Bersama Masih Dibahas
Pengoplosan Beras Ancam Negara, Indef Desak Presiden Turun Tangan
Komisi XII DPR Dukung Kerja Sama Indonesia-Rusia di Bidang Migas dan Nuklir
Menteri Bahlil Tepuk Jidat, RI Impor BBM dari Negara Tidak Punya Minyak!
Bahlil Klaim Punya Bukti Ketergantungan Impor Migas Indonesia Sengaja Didesain
Pemerintah Tawarkan Blok Migas Cadangan Besar ke Perusahaan AS, Termasuk Wilayah Blok Bali
Prabowo Sebut Indonesia Punya Kekuatan dan Potensi, Banyak yang Ingin Memecah Belah