Data Komputer yang Terkena “Ransomware Wannacry” Dirilis


Penjelasan terkait serangan ransomware wannacry (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyampaikan sejumlah hal guna meminialisasi jumlah komputer yang dapat terinfeksi oleh serangan siber Ransomware Wannacry yang telah terjadi secara global.
"Ransomware adalah sejenis aplikasi tools atau perangkat perusak yang dirancang serta ditanamkan secara diam-diam dan ketika dijalankan secara jarak jauh akan menghalangi akses kepada sistem komputer atau data," kata Wakil Ketua Hubungan Antar Lembaga APJII Much Rifan dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin (15/5).
Menurut dia, Ransomware bekerja dengan mengunci sistem dengan cara mengenkripsi file sehingga tidak dapat diakses hingga tebusan dibayar. Adapun jenis Ransomware yang saat ini sedang mewabah adalah WannaCrypt0r 2.0 ransomware, yang memanfaatkan kelemahan keamanan pada Sistem Operasi Microsoft.
Sedangkan pihak Microsoft sendiri, lanjutnya, juga telah menyediakan Security Update Patch untuk menanganinya beberapa saat yang lalu. Bagi pengguna komputer berbasis Microsoft yang tidak yakin telah melakukan Security Update Patch MS-17-010, disarankan melakukan langkah berikut.
Sebelum menyalakan komputer, diimbau untuk mencabut kabel data (LAN) yang tersambung, serta mematikan WIFI yang dapat otomatis tersambung di sekitar komputer. Setelah diyakinkan aman komputer tidak dapat tersambung ke internet, maka komputer dapat dinyalakan untuk segera melakukan backup seluruh data ke Hard Disk Portable atau USB Flash Drive.
"Lakukan download security patch dari komputer berbeda yang tidak terlalu kritikal fungsinya atau melalui komputer berbasis non-microsoft di https://technet.microsoft.com/en-us/library/security/ms17-010 dan membaca https://blogs.technet.microsoft.com/msrc/2017/05/12/customer-guidance-for-wannacrypt-attacks/," paparnya.
Selanjutnya, setelah selesai melakukan backup secara aman dan flash drive/Hard Disk Portable disimpan dengan aman secara terpisah, pada komputer tersebut dapat dilakukan update melalui file yang telah diunduh pada langkah terdahulu.
Bila langkah-langkah pemutakhiran keamanan tersebut telah berhasil dilakukan, maka dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Untuk mengantisipasi kejadian serupa selanjutnya, diharapkan kepada seluruh pengguna teknologi informasi untuk secara cepat melakukan update system apabila telah tersedia.
Hal tersebut karena update semacam ini walaupun terkesan meletihkan namun dapat menyelamatkan kita dari serangan siber semacam ini. Diimbau pula agar berhati-hati menggunakan link di internet, email atau media sosial yg tidak dikenali karena dikhawatirkan menjadi media penyebaran Ransomware.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Belajar dari Pengalaman, Pengamat Ingatkan Payment ID Rentan Dibobol Hacker

Akun X @H4ckmanac Klaim Bobol 700.000 Data Penerimaan CPNS, Begini Penjelasan Kemenhan

16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password

Terungkap! Kebocoran Data Login Terbesar dalam Sejarah: 16 Miliar Kredensial Bobol Akibat Malware Infostealer

Dugaan Korupsi Proyek PDNS di Kominfo Picu Kebocoran Data dan Serangan Ransomware

Tito Karnavian Minta ke Hacker Jangan Serang Server Dukcapil

CEO Indodax Ungkap Lokasi Hacker yang Bobol Platformnya

Data NPWP Warga Hingga Presiden Bocor, Komisi I DPR Sebut Pemerintah Bebal

Modus Peretas Google Business Polsek Setiabudi Kuras Rekening Bank Korban
