Darmin Nasution: Sektor Pariwisata dan Perikanan Paling Banyak Sumbang Pendapatan Negara


Menko Perekonomian Darmin Nasution (ketiga kiri) saat pemaparan Paket Kebijakan IX di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (27/1). (Foto Setkab.go.id)
MerahPutih Keuangan - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pengaruh penerimaan pendapatan nasional, itu adalah realisasi investasi dalam waktu setahun.
"Jadi gak bisa diitung total investasinya, itu nanti-nanti tahun berikutnya. Nah perhitungan yang cepet diperoleh dari diperikanan, pariwasata, dan manufaktur. Sebenarnya, buat indonesia yang paling krusial bagaimana mengundang investor imvestasi ke tiga sektor tersebut," ujar Darmin saat ditemui di open house di Rumah Dinasnya, Jalan Widya Chandra IV/No.17, Jakarta Selatan, Kamis (7/7).
Darmin menjelaskan dalam Dana Negatif Investasi pada hotel bintang dua, dan tiga diperuntukkan pihak asing untuk berinvestasi. Namun diperlu dipikirkan pula bagi pengusaha dalam negeri yang ingin berinvestasi di sektor pariwisata.
"Untuk nasional bisa tapi nggak cukup, kalau membangun pariwisata nasional itu cukup, tapi membangun tiga sampai sepuluh itu jauh sekali. Jangan kemudian khawatir kalau dibuka untuk asing semua. Tapi diberi kesempatan bagi para pengusaha lokal untuk berinvestasi juga," tuturnya.
Darmin Nasution menilai yang paling berpengaruh bagi pendapatan negara dari investasi pariwisata, diikuti perikanan.Hal paling penting investasinya terjadi kemudian.
"Berbeda dengan di manufaktur kalau ada investasi pasarnya nggak ada, ada tapi nasional tidal terlalu besar, sehingga kalau ekspor dalam kondisi sekarang, pasar ekspor dunia juga turun," jelasnya.
Saat ini, sambungnya, sekarang ini kebijakan invstasi sedang disiapkan oleh Pak Menko maritim dari awal puasa lalu atas perintah Pak Presiden dalam ratas.
"Sektor- sektor itu segara untuk dimasukkan mungkin minggu-minggu pertam setelah termasuk di manufaktur," pungkas Darmin.(Abi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Transaksi Harbolnas 2025 Ditarget Tembus Rp 35 Triliun, Pemerintah Janjikan Diskon Besar-besaran

Dibanding Hapus Outsourcing, Pemerintah Diminta Naikkan Standar Pendapatan

AS Respons Positif Indonesia, Sepakat Selesaikan Negosiasi soal Tarif 60 Hari ke Depan

PDB Per Kapital Indonesia Diproyeksi USD 30.300 Pada 2045

Pendapatan Devisa Dari Uni Eropa Kemunkinan Anjlok Akibat EUDR

Ciri-ciri Negara yang Mengalami 'Middle Income Trap', Apa Saja?

Sulitnya Pemerintah Samakan Tingkat Pendapatan di Semua Daerah

Pendapatan Negara Turun 7,1 Persen di Mei 2024

Pemerintah Musnahkan 11 Jenis Produk Impor Ilegal Capai Rp 49,95 Miliar

Airlangga Dukung Kereta Cepat Hingga Surabaya
