Dari Jaksa hingga Jadi Presiden Iran, Mengenal Lebih Dekat Sosok Ebrahim Raisi
Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi. (Foto: ANTARA/HO-TREND News-OANA)
MerahPutih.com – Duka mendalam dirasakan oleh rakyat Iran. Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan meninggal setelah helikopter yang membawanya jatuh di kawasan provinsi Azerbaijan Timur.
Tokoh politik berusia 63 tahun ini telah lama dianggap sebagai penerus alami dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang menjadi otoritas tertinggi di Iran.
Sebagai sosok yang memiliki koneksi di kalangan peradilan dan elit agama, Raisi menjadi seorang politisi garis keras dan konservatif dalam hal agama. Dikutip dari Aljazeera pada Senin (20/5), Raisi pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2017 namun gagal, dan akhirnya terpilih pada 2021.
1. Tahun-tahun awal
Raisi mulai belajar di seminar agama Qom yang terkenal pada usia 15 tahun. Ia terus belajar di bawah bimbingan beberapa cendekiawan Muslim pada masa itu. Pada awal usia 20-an, ia ditunjuk sebagai jaksa di beberapa kota secara berurutan hingga akhirnya pindah ke Teheran untuk bekerja sebagai wakil jaksa.
Baca juga:
Presiden Iran Ebrahim Raisi Dipastikan Tak Selamat dari Insiden Kecelakaan
Selain itu, selama lima bulan pada 1988, ia menjadi bagian dari komite yang mengawasi serangkaian eksekusi tahanan politik, masa lalu yang membuatnya tidak populer di kalangan oposisi Iran dan membuat Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepadanya. Pada 1989, ia ditunjuk sebagai jaksa di Teheran setelah kematian Pemimpin Tertinggi pertama Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.
2. Jalan menuju presiden
Raisi pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2017 melawan Hassan Rouhani, yang mencalonkan diri untuk terpilih kembali. Rouhani telah mengawasi negosiasi kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia, yang membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.
Setelah kekalahannya, Raisi mulai merencanakan kampanye presiden berikutnya. Pada Juni 2021, ia memenangkan 62 persen suara, tetapi pemilihan itu dirusak oleh jumlah pemilih yang rendah sebesar 48,8 persen, setelah beberapa reformis dan moderat dicegah untuk mencalonkan diri.
3. Koneksi
Kredensial Raisi dalam lembaga keagamaan sangat kuat, dengan hubungan yang solid dengan mendiang Khomeini dan Khamenei, yang telah menunjuknya untuk beberapa posisi senior. Dia juga berhasil menjaga hubungan baik dengan semua cabang pemerintahan, militer, legislatif, serta kelas penguasa teokratis nan kuat. (far)
Bagikan
Berita Terkait
Cuma Bawa 4 Pemain, Iran tak Gentar Bersaing di Asian Cup Woodball Championship 2025
IAEA Sebut Inspektur Nuklir telah Tinggalkan Iran
Presiden Iran Perintahkan Penghentian Kerja Sama dengan Badan Nuklir PBB IAEA, Buka Peluang Pengayaan Uranium ke Tingkat Senjata
Iran Rilis Korban Tewas Perang 12 Hari 935 Orang, Desak AS dan Israel Bayar Kompensasi
Kepala IAEA Sebut Iran Negara Maju, Serangan AS tak Hilangkan Kemampuan Memperkaya Nuklir
Disebut Coba Nego dengan Iran, Presiden AS Donald Trump Bantah Beri Penawaran
Iran Layangkan Surat Panas, Sebut Israel dan AS Terlibat Kejahatan Perang
Khamenei Sebut AS tak Dapat Apa-Apa dari Serangan terhadap Iran, hanya Menderita Kekalahan Telak
Presiden AS Donlad Trump Sebut Pejabat AS dan Iran akan Berdialog Pekan Depan, Harapkan Gencatan Senjata masih Bertahan
Bantah Donald Trump, Laporan Intelijen Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran