Cerita Ketua IDI Jabar Eka Mulyana Jadi Relawan Vaksin COVID-19

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 27 Agustus 2020
Cerita Ketua IDI Jabar Eka Mulyana Jadi Relawan Vaksin COVID-19

Lab Vaksin Bio Farma. (Foto: Sekretariat Presiden)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com – Bukan hanya masyarakat biasa yang menjadi relawan uji klinis vaksin COVID-19 di Bandung, Jawa Barat, yang menjadi lokasi untuk mengetahui keampuhan vaksin yang hasil kerja sama dengan Tiongkok.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jabar dr Eka Mulyana SpOT Mkes, SH, MHKes menjadi salah seorang yang juga ikut uji coba vaksin COVID-19. Ia sudah menjalani penyuntikan vaksi ini yang pada tahap 1 dan 2, yang diuji cobakan pada hewan hasil menggembirakan sehingga bisa masuk ke tahap 3 untuk diujicobakan pada manusia.

Eka menegaskan, setiap vaksin maupun obat yang dipakai di dunia medis, telah melalui tahapan uji coba dengan prosedur ketat. Misalnya, vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Ltd, masuk tahap 3 atau tahap akhir tengah diteliti oleh Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Unpad kepada 1.620 relawan di Bandung.

Baca Juga:
Selain Nasional, Pecah Rekor Penambahan Kasus COVID-19 Juga Terjadi di Jakarta

“Obat dari warung dan apotek melalui pengujian penelitian seperti itu. Begitu juga vaksin. Cuma karena sekarang pandemi orang baru tahu sekarang. Mungkin banyak yang menyangka vaksin langsung diujicoba ke manusia karena selama ini kan kita tidak tahu, tahunya sudah jadi obat di apotek,” kata Eka, saat dihubungi, Kamis (27/8).

Eka sendiri sebagai perwakilan dair IDI Jabar yang menjadi relawan vaksin. Dengan menjadi relawan, Eka ingin berkontribusi dalam mengatasi pandemi sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang vaksin.

“Kami dari IDI Jabar turut serta sebagai relawan uji vaksin virus SARS CoV 2 dan kita sudah berlangsung sampai V1 atau tingkat uji klinis pertama. Rencananya dalam waktu dekat masuk ke tingkat V2 atau masuk penyuntikan tahap dua. Dan alhamdulillah sejauh ini tidak ada keluhan atau dampak yang tidak diinginkan,” kata Eka.

Eka disuntik berbarengan dengan relawan lainnya dari masyarakat. Uji coba penyuntikan vaksin dimulai 11 Agustus lalu dan masih berlangsung hingga kini. Eka masuk dalam gelombang pertama. Selain sebagai Ketua IDI Wilayah Jabar, sehari-hari Eka bekerja sebagai dokter spesialis tulang.

“Kami dari IDI Jabar juga turut serta menjadi relawan tujuannya tidak lain turut serta sukseskan sambil memberikan edukasi juga ke masyarakat bahwa vaksin ini untuk kepentingan bersama dan insha allah aman,” katanya.

Paling tidak ada 10 dokter dari IDI Jabar yang diterima sebagai relawan. Lewat keikutsertaan menjadi relawan, Eka dan IDI Jabar berharap pandemi bisa segera berakhir.

“Kami tentu saja dari dokter IDI Jabar ingin edukasi, juga menunjukkan bahwa vaksin ini insha allah aman dan untuk kepentingan kita bersama, intinya begitu,” terangnya.

Eka menegaskan, tidak merasakan dampak tertentu setelah menjalani penyuntikan. Menurutnya, panitia penelitian uji coba telah melakukan skrining ketat dalam memilih relawan.

Lab Vaksin Bio Farma
Lab Vaksin Bio Farma. (Foto: bumn.go.id)

Setelah penyuntikan, juga dilakukan pengawasan lebih ketat lagi untuk melihat kerja vaksin di tubuh relawan. Walaupun ada reaksi setelah penyuntikan, reaksi ini bersifat lokal dan hilang dengan segera.

“Pada saat penyuntikan terasa reaksi lokal di tempat yang disuntik tapi hari itu juga segera hilang lagi, sama seperti suntik-suntik lainnya. Penyuntikan sendiri dilakukan di pangkal lengan kiri,"

Ia mengaku, aktivitas pascapenyuntikan juga berjalan seperti biasa. Sehari-hari Eka praktek ke rumah sakit tempatnya bekerja dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, yaitu mengenakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak.

“Bukan berarti setelah suntik vaksin kita bebas. Protokol kesehatan tetap harus jalan,” katanya.

Pemerintah berharap, 15 juta orang bisa mendapatkan 30 juta vaksin pada akhir 2020 jika uji klinis vaksin COVID-19 yang dikerjasamakan dengan dua negara itu berjalan dengan baik.

Sinovac berkomitmen menyediakan bahan baku vaksin COVID-19 sebanyak 20 juta dosis pada akhir 2020 dan komitmen pasokan bahan baku untuk 2021 sebesar 250 juta dosis dengan overfill (kelebihan) 10 persen sedangkan G42 berkomitmen untuk menyediakan 10 juta vaksin pada Desember 2020 dan 50 juta dosis pada kuartal pertama pada 2021. (Iman Ha/ Jawa Barat).

Baca Juga:

Pemerintah Tengah Negosiasi Beli Vaksin COVID-19 Tiongkok

#Vaksin Covid-19 #Vaksinasi
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies
Sebanyak 14.645 ekor hewan yang divaksin itu terdiri atas anjing 2.363 ekor, kucing 12.126 ekor, kera 104 ekor dan musang 52 ekor.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” menyebut, rekayasa cuaca itu dilakukan agar penyakit TBC kembali tinggi sehingga berdampak pada penggunaan vaksin dan obat.
Frengky Aruan - Minggu, 06 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Tengah viral di media sosial informasi yang menyebut vaksin sengaja disiapkan sebelum penyakit tersebut muncul.
Frengky Aruan - Rabu, 11 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
TurnBackHoax menelusuri klaim pemberian bantuan sosial di laman resmi kemensos.go.id dan kemkes.go.id melalui mesin pencarian Google.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 27 Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin mRNA, TBC, dan Malaria Disebarkan Lewat Udara, Efeknya Memicu Sesak Napas
Informasi tersebut diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”
Frengky Aruan - Minggu, 25 Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin mRNA, TBC, dan Malaria Disebarkan Lewat Udara, Efeknya Memicu Sesak Napas
Indonesia
Gerindra Kawal Uji Coba Vaksin TBC Teranyar, Alasan BPOM Sudah Berikan Izin Pakai
Fraksi Partai Gerindra menegaskan bahwa seluruh proses harus dikawal dengan transparan dan akuntabel.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 16 Mei 2025
Gerindra Kawal Uji Coba Vaksin TBC Teranyar, Alasan BPOM Sudah Berikan Izin Pakai
Indonesia
Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya
Hingga April 2025, Kemenkes dan UNDP menyelenggarakan Pekan Imunisasi Dunia.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Maret 2025
Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya
Indonesia
1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia
Terungkap 1,3 juta anak di Indonesia sama sekali belum mendapatkan vaksin imunisasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Maret 2025
1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia
Bagikan