Cegah Ledakan COVID-19, Publik Diimbau Jangan Ziarah Kubur dan Liburan Dulu


Pamflet imbauan bagi pengunjung TPU Karet Bivak yang di pasang di pintu masuk TPU Karet Bivak. (ANTARA/HO/TPU Karet Bivak)
MerahPutih.com - Kasus COVID-19 Indonesia masih belum bisa ditekan menyentuh angka 1,7 juta dengan kasus kematian puluhan ribu orang dan masih terus bertambah. Untuk itu, masyarakat diimbau ntuk membatasi pergerakan selama libur Idul Fitri 1442 Hijriah dan bersama-sama mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19.
“Bayangkan, sudah hampir 50.000 orang meninggal dunia akibat COVID. Saya harap ini menjadi perhatian seluruh masyarakat agar menahan diri selama masa libur Lebaran ini. Tidak perlu dulu ziarah kubur, lakukan halalbihalal dengan video called saja dengan kerabat atau keluarga jauh,” kata Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti, Jumat (14/5).
Baca Juga:
Dedi Mulyadi Mengaku Bingung dengan Kebijakan Larangan Ziarah Kubur
La Nyalla juga mengingatkan masyarakat agar tidak berwisata terlebih dahulu, meskipun tidak ada larangan dari pemerintah untuk menutup destinasi wisata saat ini. Imbauan mantan Ketum PSSI itu khususnya berlaku bagi mereka yang berada di zona merah dan zona oranye.
“Saya memahami kebutuhan saudara-saudara kita untuk refreshing, apalagi di tengah tekanan saat pandemi. Tapi percayalah, keputusan pemerintah dengan melarang kegiatan wisata di zona merah dan zona oranye itu adalah untuk kebaikan kita bersama,” tuturnya.

Untuk masyarakat di zona hijau dan zona kuning, La Nyalla mengimbau aktivitas yang bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional itu tetap harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Satgas sudah mengatur kapasitas tempat wisata di zona hijau dan zona kuning hanya 50%. Pemda harus melakukan pengawasan yang ketat di tempat-tempat wisata dan perlu tegas apabila terjadi kerumunan,” ungkap senator asal Jawa Timur itu.
LaNyalla mengingatkan pemda akan potensi lonjakan kasus COVID-19 usai libur Lebaran akibat banyaknya pemudik yang berhasil lolos dari penyekatan. Apalagi lebih dari 50% pemudik yang diketahui positif virus COVID-19.
Untuk diketahui, sekitar 4.000 atau 61 persen pemudik terkonfirmasi positif COVID-19 lewat tes acak di 381 lokasi. Daerah-daerah yang didatangi para pemudik pun diperkirakan terkena getahnya dari tingginya jumlah pemudik yang terkonfirmasi Corona ini. Oleh karenanya, LaNyalla meminta pemda bersiap terhadap segala kemungkinan.
“Kepala daerah bersama Satgas harus segera menyusun strategi menangani potensi pertambahan kasus setelah diketahui banyak pemudik yang lolos penyekatan dengan kondisi positif Covid. Tingkatkan penanganan medis kasus Corona di daerah dan perbanyak okupansi tempat perawatan di fasilitas kesehatan,” paparnya.
LaNyalla juga mengingatkan agar kepala daerah memfungsikan PPKM Mikro di tingkat RT semua desa atau kelurahan daerah tujuan mudik. Kemudian sosialisasi kepada masyarakat harus digencarkan agar seluruh keluarga selamat dari ancaman penyebaran COVID-19. (Pon)
Baca Juga:
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
