Cegah Hoaks di Masyarakat, Kominfo Gencarkan Literasi Digital


Literasi digital sangat berguna untuk menangkal hoaks (Foto: pixabay/memyselfaneye)
DALAM rangka mencegah peredaran berita bohong atau hoaks di masyarakat, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus menggencarkan literasi digital.
Hingga tahun 2021 ini, Kementerian Kominfo sudah melakukan literasi digital pada sekitar 12,5 juta rakyat Indonesia di seluruh pelosok Tanah Air.
Baca Juga:
"Kami melakukan literasi digital itu sudah diikuti lebih dari 10 juta masyarakat Indonesia yang sudah berliterasi digital tahun ini," jelas Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Menurut Usman, dengan literasi digital, penyebaran hoaks bisa ditangkal. Selain itu, ruang digital pun akan menjadi lebih baik, lantaran masyarakat telah cakap dalam menggunakan media sosial.
Kominfo menanamkan empat materis dasar literasi digital pada masyarakat. Antara lain kecakapan berdigital, etika berdigital, budaya berdigital, serta keamanan berdigital.
Untuk kecapakan digital, mengajarkan masyarakat agar terampil dalam menggunakan teknologi digital. Sementara etika berdigital, mengedukasi masyarakat tentang bagaimana menggunakan teknologi digital dengan bijak serta beretika.
Kemudian, untuk budaya berdigital, yakni mengedukasi masyarakat agar bermedia sosial dengan mengedepankan nilai-nilai budaya, seperti nilai Pancasila, nilai keberagaman, dan nilai kebangsaan.
Keempat yakni digital safety atau keamanan berdigital. Menurut Usman, ini termasuk dalam konteks untuk mengedukasi bahwa ada hukum di dalam media digital seperti UU ITE.
"Jangan sampai tidak aman berdigital muncul tuntutan di belakang hari. selain itu kita meminta masyarakat untuk melindungi data pribadinya," ujar Usman.
Lebih lanjut Usman menambahkan, bahwa lewat empat materi tersebut, termasuk di dalamnya ada digital ethics, digital culture, digital safety, jangan menyebarkan hoaks.
"Kita edukasi ayo isi ruang publik dengan pesan-pesan yang baik," tambahnya.
Baca Juga:
Sedikit informasi, Kominfo menargetkan hingga akhir tahun 2024, sebanyak 50 juta penduduk Indonesia telah mendapat pelatihan digital tingkat dasar.
Kemudian, selain literasi digital, Kominfo pun terus melakukan pemantauan dan patroli siber di dunia maya, untuk menangkal peredaran konten negatif, termasuk hoaks.

Selain itu, Usman menuturkan, Kementerian Kominfo memanfaatkan teknologi kecerdasan artifisial yang bernama AIS, serta tim khusus yang bertugas untuk menjaring konten negatif.
Kominfo pun menerima laporan dari masyarakat, apabila mereka menemukan konten negatif. Bila menemukan konten negatif, Kominfo akan meminta penyelenggara platform digital, untuk menutup akses terhadap konten tersebut.
"Kita lakukan take down, umumnya yang kita lakukan adalah take down," jelas Usman. (Ryn)
Baca Juga:
Kominfo Berharap Industri Game Dalam Negeri Terus Berkembang
Bagikan
Berita Terkait
Nike hingga Lenovo Dapat Surat Peringatan dari Kominfo, Terancam Diblokir Karena Tak Penuhi Aturan

Modus Mantan Dirjen Kominfo Habiskan Duit Negara Ratusan Miliar Bangun PDNS Tak Layak hingga Akhirnya ‘Jebol’

Dituding Terima Jatah dari Judi Online, Budi Arie Merasa Namanya Dijual

Sosok Calon Tersangka Kasus Korupsi PDNS di Kominfo Diungkap Kejaksaan

Dugaan Korupsi Proyek PDNS di Kominfo Picu Kebocoran Data dan Serangan Ransomware

Aturan Turunan UU ITE Diserahkan ke Menteri Kabinet Prabowo

Peringatan Bencana Kini Dikirim dengan SMS Blast ke Semua Nomor

Kemenkominfo Bentuk Satgas Anti Hoaks Kawal Pilkada 2024

Pemerintah Ingin Jadikan Indonesia Destinasi Investasi Kecerdasan Artifisial

Layanan Pusat Data Nasional Sementara Diklaim Telah Pulih Setelah Diserang Ransomware
