CDC Eropa Waspadai Kasus Mpox dari Luar
Ilustrasi - Cacar monyet atau Mpox. (ANTARA/HO-Sutterstock)
MERAHPUTIH.COM - RISIKO penduduk Eropa tertular Mpox sangat rendah saat ini. Meskipun demikian, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mewaspadai kasus impor yang mungkun meningkat.
Hal itu terungkap dalam sebuah seminar daring yang dihadiri pakar ECDC Orlando Cenciarelli. Seperti dilansir ANTARA, CDC Eropa kini menekankan risiko lebih tinggi bagi orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien Mpox meski penyakitnya akan memiliki tingkat keparahan rendah.
Cenciarelli mencatat hanya orang-orang dengan penyakit lain yang mendasarinya dan kekebalan tubuh yang rendah yang akan mengalami penyakit ‘sedang dan atau tinggi’ jika terinfeksi. Ia tersebut menyoroti kemungkinan kasus impor yang lebih banyak setelah satu-satunya kasus di benua itu terdeteksi di Swedia pada 15 Agustus.
Ia menegaskan negara-negara Eropa perlu bersiap dalam menangani kasus-kasus tersebut dan mencegah penularan lebih lanjut. Meski begitu, Cenciarelli menyebut vaksin hanya boleh diberikan kepada orang-orang yang berisiko terinfeksi, yaitu mereka yang memiliki sakit parah dan mereka yang bepergian ke daerah yang kemungkinan terjadi penularan. Pemberian vaksin juga didasarkan pada penilaian risiko setiap individu.
Baca juga:
Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Marc-Alain Widdowson, yang juga menghadiri seminar tersebut, mengungkap, secara total, ada 27 ribu kasus serta 10 kematian ditemukan di benua itu pada musim panas 2022.
Widdowson menyatakan WHO meyakini bahwa Eropa bisa melindungi diri dari virus tersebut.
WHO dan Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit Afrika, pekan lalu, menyatakan bahwa Mpox dalam keadaan darurat kesehatan bagi masyarakat internasional dan kontinental. Angka terbaru CDC Afrika menyebut 17.541 kasus Mpox dan 517 kematian sejauh ini telah dilaporkan dari 13 negara Afrika.
Republik Demokratik Kongo (RDK), yang menjadi pusat wabah saat ini, menyumbang 96 persen dari semua kasus dan 97 persen dari semua kematian yang dilaporkan pada 2024. Kongo mencatat 16.700 kasus Mpox yang terkonfirmasi dan diduga, termasuk lebih dari 570 kematian.
Afrika Selatan mencatat 24 kasus terkonfirmasi, termasuk tiga kematian, dan Kamerun lima kasus terkonfirmasi, termasuk dua kematian. Burundi memiliki lebih dari 100 kasus, sedangkan Nigeria memiliki 39 kasus, Liberia mencatatkan lima, Rwanda empat, Pantai Gading dan Uganda masing-masing dua, dan Kenya memiliki satu kasus terkonfirmasi.(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Jakarta Panasnya Minta Ampun, Ahli WHO Desak Pemprov DKI Pasang Keran Air Gratis
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Cukai Rokok Tak Naik 2026: Antara Kepentingan Ekonomi dan Ancaman Kesehatan Publik