CDC Eropa Waspadai Kasus Mpox dari Luar

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 23 Agustus 2024
CDC Eropa Waspadai Kasus Mpox dari Luar

Ilustrasi - Cacar monyet atau Mpox. (ANTARA/HO-Sutterstock)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - RISIKO penduduk Eropa tertular Mpox sangat rendah saat ini. Meskipun demikian, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mewaspadai kasus impor yang mungkun meningkat.

Hal itu terungkap dalam sebuah seminar daring yang dihadiri pakar ECDC Orlando Cenciarelli. Seperti dilansir ANTARA, CDC Eropa kini menekankan risiko lebih tinggi bagi orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien Mpox meski penyakitnya akan memiliki tingkat keparahan rendah.

Cenciarelli mencatat hanya orang-orang dengan penyakit lain yang mendasarinya dan kekebalan tubuh yang rendah yang akan mengalami penyakit ‘sedang dan atau tinggi’ jika terinfeksi. Ia tersebut menyoroti kemungkinan kasus impor yang lebih banyak setelah satu-satunya kasus di benua itu terdeteksi di Swedia pada 15 Agustus.

Ia menegaskan negara-negara Eropa perlu bersiap dalam menangani kasus-kasus tersebut dan mencegah penularan lebih lanjut. Meski begitu, Cenciarelli menyebut vaksin hanya boleh diberikan kepada orang-orang yang berisiko terinfeksi, yaitu mereka yang memiliki sakit parah dan mereka yang bepergian ke daerah yang kemungkinan terjadi penularan. Pemberian vaksin juga didasarkan pada penilaian risiko setiap individu.

Baca juga:

Cacar Monyet Melonjak, IFRC Serukan Dukungan Global



Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Marc-Alain Widdowson, yang juga menghadiri seminar tersebut, mengungkap, secara total, ada 27 ribu kasus serta 10 kematian ditemukan di benua itu pada musim panas 2022.

Widdowson menyatakan WHO meyakini bahwa Eropa bisa melindungi diri dari virus tersebut.

WHO dan Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit Afrika, pekan lalu, menyatakan bahwa Mpox dalam keadaan darurat kesehatan bagi masyarakat internasional dan kontinental. Angka terbaru CDC Afrika menyebut 17.541 kasus Mpox dan 517 kematian sejauh ini telah dilaporkan dari 13 negara Afrika.

Republik Demokratik Kongo (RDK), yang menjadi pusat wabah saat ini, menyumbang 96 persen dari semua kasus dan 97 persen dari semua kematian yang dilaporkan pada 2024. Kongo mencatat 16.700 kasus Mpox yang terkonfirmasi dan diduga, termasuk lebih dari 570 kematian.

Afrika Selatan mencatat 24 kasus terkonfirmasi, termasuk tiga kematian, dan Kamerun lima kasus terkonfirmasi, termasuk dua kematian. Burundi memiliki lebih dari 100 kasus, sedangkan Nigeria memiliki 39 kasus, Liberia mencatatkan lima, Rwanda empat, Pantai Gading dan Uganda masing-masing dua, dan Kenya memiliki satu kasus terkonfirmasi.(*)

Baca juga:

Kenali Gejala Klinis Khas yang Biasa Dijumpai Pengidap Mpox

#Kesehatan #WHO #Cacar Monyet
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Indonesia
Jakarta Panasnya Minta Ampun, Ahli WHO Desak Pemprov DKI Pasang Keran Air Gratis
Penyediaan fasilitas air minum ini bertujuan untuk memastikan setiap warga Jakarta dapat memenuhi kebutuhan cairan harian
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Jakarta Panasnya Minta Ampun, Ahli WHO Desak Pemprov DKI Pasang Keran Air Gratis
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Berita
Cukai Rokok Tak Naik 2026: Antara Kepentingan Ekonomi dan Ancaman Kesehatan Publik
Pemerintah tidak menaikkan cukai rokok di 2026. Keputusan ini menuai protes karena dinilai mengorbankan kesehatan publik demi industri. Simak data dan analisis lengkapnya di sini.
ImanK - Selasa, 30 September 2025
Cukai Rokok Tak Naik 2026: Antara Kepentingan Ekonomi dan Ancaman Kesehatan Publik
Bagikan