Catatan Fadli Zon di HUT TNI ke-75

Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon (MP/Ponco Sulaksono)
Merahputih.com - Anggota DPR dari Partai Gerindra, Fadli Zon menyampaikan sejumlah catatan mengenai Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 TNI pada Senin (5/10) hari ini. Dengan usianya yang ke-75, TNI dikatakan Fadli telah memiliki sejarah dan kontribusi panjang.
Melalui berbagai embrio pembentuknya, termasuk laskar-laskar rakyat, TNI bahkan telah berkontribusi sejak sebelum Republik ini lahir.
"Kontribusi TNI untuk bangsa dan negara kita bukan hanya berada di lapangan militer, melainkan juga dalam berbagai lapangan kehidupan lainnya," tutur Fadli dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (5/10).
Baca Juga:
5 Bela Diri yang Dikuasai Prajurit TNI dan Bikin Kagum Dunia
Di tengah tarik-ulur ini, Ia berharap agar TNI bisa menjaga profesionalitasnya, tidak tergiur menjadi alat kekuasaan. "TNI harus menyadari jika dirinya tumbuh dan berkembang sebagai tentara rakyat, sehingga tak boleh dibenturkan dengan rakyat," jelas Fadli Zon.
Selain itu, TNI juga harus bisa menjaga diri agar tak terjerat oleh kekuatan politik manapun, termasuk para oligarki ekonomi.
"Sesuai Sapta Marga, TNI adalah alat negara, bukan alat politik golongan tertentu dan menghadapi dua tantangan tadi, kita sekali lagi berharap TNI tak kehilangan orientasi strategisnya sebagai penjaga pertahanan dan kedaulatan negara. Kita ingin TNI yang kuat menjaga Indonesia Raya," jelas dia.
TNI, misalnya, selalu berada di garda depan dalam berbagai penanganan bencana di tanah air, termasuk saat ini. Di tengah pandemi COVID-19, selain para tenaga kesehatan, TNI juga menjadi elemen penting dalam Satgas.
Namun, ia berharap peran utama TNI tentulah tetap berada di lapangan pertahanan. Fadli mengungkapkan saat ini ada dua tantangan besar yang sedang dihadapi TNI.

Pertama, tantangan global. Pandemi ini, bukan hanya telah berdampak pada masalah kesehatan dan ekonomi, tapi juga turut mengubah dinamika hubungan internasional. Saat ini tak ada lagi kepemimpinan global yang dominan.
Terbukti, menghadapi pandemi ini semua negara cenderung mencari jalan keluar sendiri-sendiri. Tak ada kerja sama internasional. Paling jauh hanya kerja sama multilateral. Dari sisi militer, kian terkikisnya peran lembaga-lembaga internasional tentu saja harus dicermati.
"Ada sejumlah konflik yang saya kira tidak akan pernah bisa diselesaikan tanpa kerja sama internasional yang luas. Misalnya saja konflik Laut Cina Selatan, yang ada di pekarangan kita sendiri. Di tengah perang urat saraf antara Amerika dengan Cina di Laut Cina Selatan," ungkap dia.
"Kami berharap TNI tidak kehilangan orientasi strategisnya," tutur politikus Gerindra ini.
Menurutnya, kontribusi TNI untuk bangsa dan negara bukan hanya berada di lapangan militer, melainkan juga dalam berbagai lapangan kehidupan lainnya.
"TNI, misalnya, selalu berada di garda depan dalam berbagai penanganan bencana di tanah air, termasuk saat ini (pandemi)," kata dia. Fadli Zon menilai ada dua tantangan besar yang sedang dihadapi TNI. Pertama, tantangan global.
Baca Juga:
Sangat Cocok dengan Medan di Indonesia, ini Spesifikasi MV-22 Osprey
Di mana pandemi ini bukan hanya telah berdampak pada masalah kesehatan dan ekonomi, tapi juga turut mengubah dinamika hubungan internasional.
"Saat ini tak ada lagi kepemimpinan global yang dominan. Terbukti, menghadapi pandemi ini, semua negara cenderung mencari jalan keluar sendiri-sendiri. Tak ada kerjasama internasional. Paling jauh hanya kerjasama multilateral," katanya.
Dari sisi militer, kata dia, harus dicermati terkikisnya peran lembaga-lembaga internasional. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Indonesia Tetapkan Hari Komedi Nasional Dirayakan Tiap 27 September

Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia

Rayakan HUT Ke-80 RI, Kembud Cetak Prangko Edisi Pendiri Bangsa secara Terbatas

Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata

Fadli Zon Ingatkan Pentingnya Musyawarah dan Keseimbangan Menyikapi Fenomena Sound Horeg

Uji Publik Penulisan Buku Sejarah Dilakukan 20 Juli 2025, Bentuknya Diskusi dan Seminar

2 Legislator PDIP Menangis Dengar Penjelasan Fadli Zon tentang Korban Perkosaan 1998

Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto

Fadli Zon Sebut Jambore Nasional Keris Solo Bagian Pelestarian Budaya, Janjikan Gelontorkan Dana untuk Ajang Serupa
