Cadangan Devisa Indonesia Menurun dan Utang BUMN Meningkat Tajam

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 08 Juni 2018
Cadangan Devisa Indonesia Menurun dan Utang BUMN Meningkat Tajam

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman di Jakarta (ANTARA FOTO)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Kondisi finansial Indonesia pada akhir Mei 2018 menampilkan dua kenyataan yang sama-sama mencemaskan. Pertama, cadangan devisa tergerus sekitar dua miliar dolar AS dan Kedua, utang BUMN mencapai Rp 4.800 triliun.

Tergerusnya cadangan devisa karena digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Meskipun menurun, Bank Sentral menyatakan bahwa cadangan devisa tersebut masih mencukupi, setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,2 bulan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

"Posisi cadangan devisa itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor, "kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman di Jakarta, Jumat (8/6).

Bank Indonesia
Bank Indonesia (Foto/Ist)

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Bank sentral memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang membaik, serta kinerja ekspor yang tetap positif," ujar dia.

Sebagaimana dilansir Antara, menilik data BI, posisi cadangan devisa sejak awal 2018 menunjukkan penurunan. Pada Januari 2018, cadangan devisa sebesar 131,9 miliar dolar AS yang kemudian turun di Februari 2018 menjadi 128,06 miliar dolar AS.

Selanjutnya cadangan devisa juga tergerus pada Maret 2018 menjadi 126 miliar dolar AS. Kemudian pada April 2018 cadangan devisa turun menjadi 124,9 miliar dolar AS. Di Mei 2018, cadangan devisa Indonesia menurun 1,1 miliar dolar AS menjadi 122 miliar dolar AS.

Rini Soemarno
Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan) saat pertemuan dengan pimpinan BUMN di Jakarta (Foto Antara/Yudhi Mahatma)

Sementara itu, terkait kenaikan utang BUMN menurut Menteri Rini Soemarno tidak perlu dirisaukan. Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan mengenai posisi utang BUMN yang saat ini mencapai Rp 4.800 triliun. Menurut Rini, selama ini total utang tersebut dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif yang dilakukan Kementerian BUMN.

"Semua pinjaman itu untuk membangun yang dimanfaatkan untuk aset produktif," kata Rini saat ditemui di acara buka puasa bersama BRI dan Himbara di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (8/6).

Rini juga memastikan jika perusahaan-perusahaan pelat merah dapat melunasi utang tersebut. Apalagi, kata dia, BUMN juga memiliki total aset yang cukup besar yaitu mencapai Rp 7.200 triliun.

"BUMN harus dilihat balance-nya secara total. Jangan dilihat utang gitu. Kami asetnya sampai Rp 7.200 triliun. Itu hanya dilihat dari aset dasar buku. Tapi kalau nilai pasarnya itu berapa?" tambah Rini.

Rini Seomarno juga mengaku akan terus mengawasi terkait kondisi kinerja keuangan perusahaan BUMN.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Kemkominfo Permudah Izin Penyelenggaraan Penyiaran

#Utang Luar Negeri #Cadangan Devisa #Bank Indonesia #Rini Soemarno
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Cadangan Devisa Indonesia Cukup Buat 6 Bulan Ekspor
Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 05 Desember 2025
Cadangan Devisa Indonesia Cukup Buat 6 Bulan Ekspor
Indonesia
Warga Makin Mudah Lakukan Pembayaran Digital, Transfer Capai Rp 25 Kuadriliun
Transaksi tersebut dengan volume mencapai 9,61 miliar transaksi sejak pertama kali diluncurkan pada Desember 2021 hingga September 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 13 November 2025
Warga Makin Mudah Lakukan Pembayaran Digital, Transfer Capai Rp 25 Kuadriliun
Indonesia
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Redenominasi rupiah merupakan penyederhanaan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli atau nilai tukar terhadap barang dan jasa.
Wisnu Cipto - Senin, 10 November 2025
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Indonesia
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Bank Indonesia menilai cadangan devisa ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Indonesia
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Kebijakan ini berlaku sejak Desember 2024. Sebelum aturan ini berlaku, pedagang dikenakan biaya Merchant Discount Rate (MDR) sebesar 0,3 persen untuk transaksi di atas Rp 100 ribu.
Wisnu Cipto - Jumat, 07 November 2025
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Indonesia
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Kebijakan makro prudensial dan sistem pembayaran tetap diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Indonesia
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Anggota DPR RI dari fraksi NasDem, Rajiv, mangkir dari panggilan KPK terkait kasus dugaan korupsi dana CSR Bank Indonesia dan OJK.
Soffi Amira - Selasa, 28 Oktober 2025
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Indonesia
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
koordinasi terkait data simpanan pemda di bank merupakan kewenangan BI sebagai bank sentral.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 23 Oktober 2025
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Indonesia
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
Dedi menjelaskan angka Rp 4,17 triliun yang dikutip Menkeu Purbaya merupakan data BI merujuk pada laporan keuangan per 30 September 2025, sehingga tidak mencerminkan kondisi terkini. Baca juga:
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
Indonesia
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS memperlemah kinerja perdagangan global, tercermin dari melambatnya ekspor dan impor di sebagian besar negara.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 22 Oktober 2025
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Bagikan