Butuh Kesepakatan Antar Anak dan Orangtua Dalam Penggunaan Internet


Buat perjanjian dengan anak (Foto: Pixabay/Peggy_Marco)
DI masa pandemi seperti sekarang, melakukan aktivitas di dalam rumah sangat disarankan. Tujuannya yakni mencegah penyebaran virus corona baru atau COVID-19. Beberapa kebijakan pemerintah juga dibuat untuk mendukung kediatan #DiRumahAja.
Kegiatan yang hampir seluruhnya dilakukan di rumah tentu membuat penggunaan internet semakin menjadi-jadi, termasuk bagi anak-anak. Oleh karena itu, Spesialis Perlindungan Anak, UNICEF Indonesia, Astrid Gonzaga Dionisio, mengatakan dibutuhkan kesepakatan bersama antara orangtua dan anak dalam penggunaan internet.
Baca juga:
"Sebaiknya orang tua membuat kesepakatan dengan anak, karena anak juga harus bersosialisasi dengan keluarga, melakukan kegiatan perilaku sehat bersih, waktu ibadah. Orang tua harus menentukan kapan anak dapat melakukan akses internet dan apa saja konten yang bisa diakses itu penting," kata Astrid dalam konferensi pers darling seperti dilansir Antaranews.com.

Astrid menjelaskan teknologi memang memberikan keuntungan terutama bagi anak terlebih di situasi seperti sekarang. Namun, di balik itu ada dampak yang perlu diantisipasi. Terlebih berdasarkan riset UNICEF tahun 2019, terdapat 98,3 persen anak dan remaja memiliki akses internet di perangkat seluler.
Baca juga:
Riset tersebut juga menyebutkan jika 90,7 persen anak dan remaja menggunakan perangkat cerdasnya untuk mengakses media sosial, bermain game online atau menonton film streaming. Mereka rata-rata menghabiskan lima jam dalam sehari saat hari biasa dan tujuh jam sehari saat hari libur. Angka ini diyakini meningkat selama masa pandemi.

Mudah dan seringnya anak mengakses internet meningkatkan risiko agresi kekerasan terhadap diri sendiri. Anak juga bisa terpapar kekerasan, termasuk kekerasan seksual, yang berujung pada eksploitasi terhadap anak, baik eksploitasi untuk mendapat keuntungan hingga komersil seperti pornografi.
Perjanjian batas penggunaan aplikasi juga perlu dilakukan. Sementara penyedia platform juga seharusnya memberikan pengaturan waktu yang bisa digunakan orangtua untuk mengontrol aplikasi. Misalnya TikTok yang menghadirkan fitur Family Pairing yang menghubungkan akun orangtua dengan akun anak mereka.
"Bagi orang tua tidak ada kata telat, terlambat atau gaptek mari belajar internet agar bisa mendampingi anak, dan jadilah pendengar teman bagi anak remaja, baik itu online atau offline, baik cerita permasalahannya sehari-hari, atau yang menyenangkan," tutur Astrid. (Yni)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Penjelasan Operator Sisa Kuota Internet Hangus Saat Beli Paket Anyar

YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data

Komisi VI DPR Bakal Panggil Telkom Group dan Telkomsel Buntut Kuota Internet Hangus

70% Lebih Sekolah dan Puskesmas di Indonesia Belum Punya Akses Internet

Tri Hadirkan Program Sedekah Kuota Ajak Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadan

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Mengenal VPN dan Panduan Lengkap Keamanan Internet di Indonesia

Apa Itu Fiber Optik? Solusi Kecepatan Internet Terbaik Saat Ini

Waspada Cyberbullying, Begini 5 Cara Menghentikannya

Cara Memberantas Pencuri Wi-Fi, Begini Triknya!
