BioNTech Yakin Vaksinnya dapat Mengatasi Varian Baru COVID-19


BioNTech mengklaim vaksinnya bekerja untuk melawan varian baru COVID-19. (Foto: Pexels/Miguel Á. Padriñán)
PRODUSEN BioNTech dengan percaya diri menyatakan vaksinya dapat bekerja pada varian baru COVID-19. "Sangat mungkin vaksin virus korona BioNTech bekerja melawan varian yang terdeteksi di Inggris," demikian pernyataan CEO BioNTech U?ur ?ahin kepada media internasional Jerman DW (23/12).
BioNTech-Pfizer akan memasok 12,5 juta dosis vaksin COVID-19 mereka ke UE pada akhir tahun ini. Jika perlu, perusahaan ini juga dapat mengadaptasi vaksin dalam waktu enam minggu sesuai varian baru jika nanti kembali ditemukan.
Baca Juga:
Dilarang Liburan, Survive dengan Merencanakan Traveling Selanjutnya

?ahin mengatakan, BioNTech memiliki keyakinan berdasarkan bukti ilmiah bahwa vaksin virus korona juga akan bekerja pada varian yang terdeteksi di Inggris. Dia menambahkan, protein pada bentuk virus yang bermutasi adalah 99% sama dengan virus yang ada.
Sahin dan timnya membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk menguji vaksinnya pada varian virus baru. "Kemungkinan vaksin kami bekerja ... relatif tinggi," katanya yakin.
Jika vaksin perlu disesuaikan untuk varian baru, perusahaan dapat melakukannya dalam waktu sekitar enam minggu, tambah Sahin, meskipun regulator mungkin harus menyetujui perubahan sebelum suntikan dapat digunakan.
Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan Jerman bersama dengan mitra AS Pfizer ini telah disetujui untuk digunakan di UE pada hari Senin. BioNTech mengatakan pengiriman akan segera dimulai.
Baca Juga:

Vaksin ini akan dipasarkan dengan nama COMIRNATY, dari gabungan kata yang berasal dari COVID-19, molekul pembawa pesan mRNA virus dan istilah komunitas dan kekebalan.
Jerman akan menerima batch pertama sebanyak 151.000 dosis pada hari Sabtu. Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan, setidaknya 670.000 dosis akan didistribusikan per minggu mulai Januari 2021.
Vaksin BioNTech-Pfizer juga telah memiliki lisensi di Inggris, Kanada dan Amerika Serikat. Perusahaan yang didirikan oleh Sahin dan pasangan serta istrinya, Özlem Türeci, adalah yang pertama menerima persetujuan untuk vaksin.
CEO menyebut persetujuan tersebut sebagai langkah penting untuk mengakhiri pandemi, dan dia memuji komunitas ilmiah pada umumnya dengan penemuan teknologi mRNA. “Kami tidak sendirian dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Jadi saya pikir seluruh komunitas ilmiah adalah pahlawan super," tutup ?ahin. (Aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pemerintah Jemput Bola Vaksinasi Ribuan Hewan Peliharaan, Jakarta Targetkan Bebas Rabies

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
