Dilarang Liburan, Survive dengan Merencanakan Traveling Selanjutnya


Merencanakan liburan terbukti bisa mengurangi stres. (foto: 123RF/imtmphoto)
SUDAH merasakan stres akhir tahun karena dilarang bepergian akibat pandemi COVID-19? Jika iya, lakukan strategi survive. Caranya, rencanakan liburan selanjutnya. Sebuah penelitian psikologi positif menunjukkan strategi itu bagus untuk untuk merasa lebih bahagia.
Salah satu temuan kunci dari penelitian tentang ilmu kebahagiaan tersebut ialah orang lebih memilih pengalaman daripada harta benda. Jadi, jika kamu batal berlibur akhir tahun ini, mana yang akan dipilih? Kamu akan mengalokasikan dana wisata itu untuk membeli barang atau menyimpan uang untuk liburan selanjutnya? Pilihan pertama ialah jawaban yang tidak begitu bagus.
BACA JUGA:
Pada 2020, kita semakin sulit menghabiskan uang untuk pengalaman; tidak bisa ke bioskop, menghadiri konser, pertandingan sepak bola, apalagi berwisata ke luar negeri. Itulah salah satu alasan mengapa banyak dari kita merasa sangat stres selama musim liburan ini.
Apa gunanya menghabiskan uang untuk pengalaman? Menurut Manwell Family Professor of Life Sciences (Psychology) di Amherst College, AS, Catherine A Sanderson, PhD, dalam tulisannya di Psychologytoday.com (22/12), ada beberapa manfaat dalam 'membeli' pengalaman.

Pertama, mengantisipasi pengalaman terasa menyenangkan. Faktanya, penelitian empiris menunjukkan bahwa orang yang mengantisipasi sesuatu mengalami kenikmatan yang lebih besar daripada mereka yang tidak.
Peneliti dalam satu studi meminta mahasiswa untuk berpartisipasi dalam studi chocolate rating. Separuh siswa diminta untuk segera memakan Hershey's Kisses or Hugs, dan menilai kenikmatan mereka dengan cokelat ini. Siswa lain juga diminta makan dan menilai cokelatnya, tapi setelah menunggu 30 menit. Hasilnya, siswa yang harus menunggu 30 menit dilaporkan lebih menyukai coklat itu daripada mereka yang bisa langsung memakannya.

Penjelasan lain tentang manfaat membeli pengalaman adalah bahwa kita lebih mungkin berbagi pengalaman dengan orang lain. Sementara, kita cenderung memperoleh harta benda: dompet, laptop, jam tangan, untuk digunakan sendiri. Dan mungkin kecenderungan untuk berbagi pengalaman dengan orang yang kita sayangi ini menyebabkan dampak yang lebih besar pada kebahagiaan. Seperti yang ditulis oleh pendaki dan traveler terkenal Chris McCandless, "Kebahagiaan hanya nyata jika dibagikan."
Soliter Versus Sosial

Para peneliti dalam satu penelitian secara langsung menguji pertanyaan ini dengan membandingkan manfaat relatif pada kebahagiaan menghabiskan uang untuk pengalaman versus harta benda, serta membelanjakan uang untuk tujuan soliter versus sosial. Apa yang mereka temukan?
Pertama, pengeluaran sosial menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar daripada pengeluaran personal. Artinya, lebih banyak kebahagiaan dengan membeli televisi layar lebar baru yang dapat dinikmati seluruh keluarga daripada membeli dompet atau jam tangan baru yang akan kita gunakan sendiri.
Penemuan ini berlaku untuk membeli baik harta benda maupun pengalaman; orang yang menghabiskan uang untuk berbagi pengalaman secara sosial, seperti pergi ke konser dengan teman atau berlibur dengan pasangan, melaporkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada mereka yang menghabiskan uang untuk mendapatkan pengalaman sendiri, seperti menghadiri acara olahraga sendiri atau mengikuti solo trip.
Jadi, jika kamu merasa sulit untuk merasa bahagia selama musim liburan kala pandemi ini, berikut beberapa saran untuk memperbaiki suasana hati:
1. Rencanakan perjalanan untuk masa depan, saat aman untuk melakukan perjalanan lagi.
2. Beli buku panduan perjalanan, lihat situs web perjalanan.
3. Mulailah mempraktikkan beberapa keterampilan bahasa dasar yang kamu perlukan di destinasi wisata tersebut.
Ketika merencanakan perjalanan, kamu bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu (bahkan berbulan-bulan) memikirkan ke mana akan pergi, apa yang akan dikunjungi, dan sebagainya. Jenis antisipasi ini akan membuat kamu merasa baik. Itulah salah satu alasan mengapa orang yang merencanakan liburan lebih bahagia daripada mereka yang tidak. Orang Jerman bahkan memiliki ungkapan khusus untuk itu, "Antisipasi merupakan kegembiraan terbesar." (Aru)
Bagikan
Berita Terkait
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya

Kabar Gembira! Semua Motor Yamaha Gratis Masuk Ancol pada 4-6 Juli 2025
