Bima Arya Berikan Tiga Petunjuk Siapa Calon Wakilnya
                Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Foto: Instagram/Bima Arya
MerahPutih.com - Bima Arya Sugiarto memastikan dirinya akan maju pada Pilkada 2018, hanya saja belum mau membeberkan siapa calon wakil yang akan mendampinginya bertanding mempertahankan kursi sebagai Wali Kota Bogor.
Bima dalam bincang akhir tahun bersama wartawan memberikan tiga petunjuk siapa calon yang akan mendampinginya maju di Pilkada 2018.
"Inshaa Allah untuk calon sudah ada namanya, mungkin hari ini namanya akan beredar, dan hari ini akan diumumkan namanya. Barang kali saya kasih clue aja dulu," kata Bima seperti dilansir Antara.
Petunjuk pertama, calon wakilnya adalah orang asli Bogor, karena Bima mencari orang yang asli Bogor untuk mendampinginya sebagai wakil.
"Orang asli Bogor itu, orang tuanya orang Bogor, kakek neneknya juga orang Bogor, jadi bukan imigran," katanya.
Petunjuk berikutnya, calon wakil tersebut adalah sosok yang berintegritas, dan bukan berasal dari partai politik.
"Inisialnya D, tapi bukan Dul Samson," kata Bima disambut tawa.
Menurut Bima, belum terbangunnya koalisi antar partai politik di Kota Bogor dengan waktu pendaftaran yang kian dekat adalah sebagai salah satu dampak dari Pilkada serentak yang belum terukur oleh banyak pihak.
Situasi yang terjadi adalah realitas politik saat ini, dan ia mengira sebagai dampak Pilkada serentak yang tidak dihitung oleh semuanya.
"Ketika dulu diusulkan Pilkada serentak supaya lebih murah, lebih efektif dan hemat, namun sekarang ada efeknya," kata politisi PAN tersebut.
Efek yang dimaksudkan adalah semua partai politik saling mengunci. Misalnya pimpinan partai partai politik ketika ditanya, jawabannya sama, semua saling mengunci.
"Ayo dukung di situ, tapi kita di sini yah, kita sama-sama ke sini ya, boleh tapi di sana sama-sama sama juga yah. Inilah efek saling mengunci yang terjadi secara nasional, tidak hanya di Jabar saja," katanya.
Menurut Bima, yang situasi politik yang terjadi saat ini bukan "PHP" (pemberi harapan palsu) tapi dampak dari saling mengunci di Pilkada serentak saat ini. Menjadi lebih rumit, karena ada keinginan dari pimpinan partai untuk satu barisan semua, baik nasional, provinsi maupun lokal.
Sementara itu jika dipaksakan untuk sama, situasi di lokal berbeda, sehingga ketika berbeda akan mencari lagi posisi tawar menawar.
"Ini jadi rumit. Jadi bayangkan bagaimana kondisi di lapangan, tahun depan dan tahun belakang," katanya.
Tapi, lanjutnya masa-masa itu akan segera berakhir, sudah di penghujung waktu, koalisi di Kota Bogor segera terbentuk, tinggal menghitung jam, dan menghitung hari.
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Bupati Pati Sudewo Batal Dimakzulkan, Kemendagri: Ini Pelajaran Mahal bagi Kepala Daerah
                      Pemkot Solo Terapkan WFA ASN akibat TKD Dipangkas, Wamendagri Bima Minta Kaji Ulang
                      Purbaya Soroti Realisasi Belanja Daerah, Wamendagri Bima Arya Perintahkan Pemda Jadi Penggerak Roda Ekonomi
                      Wamendagri Bima Arya Acungi Jempol Langkah Berani Pemprov DKI Ubah Perilaku Warga Bertransportasi
                      Kemendagri Tepis Rumor Gubernur Sumut Bobby Ingin Ambil Alih 4 Pulau Aceh
                      Kemendagri Bantah ada Kepentingan Politik Dibalik ‘Penyerahan’ 4 Pulau Baru untuk Sumut
                      Kemendagri Perintahkan Kepala Daerah Tindak Tegas Ormas Pelanggar Aturan
                      Kerap Bermasalah, Wamendagri Minta Kepala Daerah Turun Tangan Awasi Program MBG
                      Liburan ke Jepang tanpa Izin, Lucky Hakim Disanksi 3 Bulan Magang di Kemendagri
                      Wamendagri Sentil Wali Kota Depok Izinkan ASN Mudik Pakai Mobil Dinas: Bikin Negara Rugi!