Besok Koalisi Selamatkan Komnas HAM Serahkan Hasil Investigasi

Yohannes AbimanyuYohannes Abimanyu - Minggu, 02 Juli 2017
Besok Koalisi Selamatkan Komnas HAM Serahkan Hasil Investigasi

Sejumlah elemen Civil Society yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan KOMNAS HAM menggelar rilis hasil penelusuran 60 calon komisioner KOMNAS HAM. (Foto: MP/Fadli)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Sejumlah LSM/NGO yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan Komnas HAM berencana menyerahkan hasil penelusuran dan tracking calon komisioner Komnas HAM ke Panitia Seleksi (Pansel), Senin (3/7) besok.

Hasil penelusuran rekam jejak 60 komisioner ini diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan kepada Pansel dalam mengerucutkan pilihan.

"Upaya kami sebagai salah satu tahapan dari proses mengawal seleksi komisioner Komnas HAM, tujuannya adalah menguatkan dan reformasi KOMNAS HAM," ujar Ketua PBHI Totok Yulianto di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (2/7).

Ia mengatakan hasil penelusuran dan penilaian telah digelar sejak Pansel menetapkan 60 calon komisioner Komnas HAM, bulan Mei 2017 lalu.

"Besok sekitar jam 10 akan kita serahkan kepada Pansel, di Komnas HAM," kata Totok.

Diharapkan, Pansel memilih calon yang memiliki kompetensi dan kredibilitas baik pada tahap selanjutnya.

"Tahapan selanjutnya kan mengerucutkan nama menjadi sekitar 28-30 calon, dengan hasil tracking rekam jejak ini semoga menjadi bahan pertimbangan," ujarnya.

Sebelumnya, Koalisi Selamatkan KOMNAS HAM merilis hasil penelusuran 60 calon anggota Komisioner KOMNAS HAM yang dinilai dari segi independensi, integritas dan kapasitas.

Hasilnya, ditemukan 13 anggota berafiliasi dengan parpol, 13 orang berafiliasi dengan korporasi/industri, 9 orang terkait dengan kelompok radikal, 5 orang terkait masalah korupsi/gratifikasi dan 8 orang terkait kekerasan seksual.

Adapun, LSM/NGO yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan KOMNAS HAM adalah Arus Pelangi, ELSAM, HRWG, ICW, Kontras, Ikohi, Imparsial, Infid, Kapal Perempuan, KPA, KKPK, KPI, LBH Jakarta, PBHI, Setara, WALHI, YLBHI dan YPI. (Fdi)

#Komnas HAM #Komisioner Komnas HAM #HAM #Radikalisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Yohannes Abimanyu

Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia dan pesona gw adalah satu

Berita Terkait

Indonesia
Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
As SDM Kapolri, Irjen Anwar menyoroti munculnya fenomena “Polisi Cinta Sunah” (PCS)
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
Indonesia
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Putusan ini merupakan bentuk kehadiran negara melindungi korban.
Dwi Astarini - Kamis, 23 Oktober 2025
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Indonesia
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
BNPT meminta para orang tua, khususnya para ibu, untuk lebih aktif mengawasi aktivitas digital anak-anak.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
BNPT Minta Ibu Lebih Berperan Tangkis Upaya Kelompok Radikal Rekrut Anak Muda Lewat Game Online
Indonesia
Komnas HAM Sebut Restorative Justice tak Boleh Dipakai untuk Kasus HAM Berat dan TPKS
Komnas HAM menyebut restorative justice tak boleh dipakai untuk kasus HAM berat dan TPKS.
Soffi Amira - Senin, 22 September 2025
Komnas HAM Sebut Restorative Justice tak Boleh Dipakai untuk Kasus HAM Berat dan TPKS
Indonesia
Kemenkumham Soroti 10 Isu Krusial HAM dalam Pembahasan RUU KUHAP
Wamen HAM sebut standar HAM internasional wajib jadi acuan dalam pembahasan RUU KUHAP.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 22 September 2025
Kemenkumham Soroti 10 Isu Krusial HAM dalam Pembahasan RUU KUHAP
Indonesia
Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan
Definisi penghilangan paksa adalah adanya pihak yang memaksa untuk menghilangkan seseorang
Angga Yudha Pratama - Jumat, 19 September 2025
Misteri Hilangnya Peserta Demo, KemenHAM Tegaskan Jangan Terburu-buru Simpulkan 'Penghilangan Paksa' Sebelum Dua Orang Lainnya Ditemukan
Indonesia
Bentuk Tim Pencari Fakta Kerusuhan Demo, 6 Lembaga HAM Bantah Jalani Instruksi Prabowo
Keenam lembaga HAM negara itu juga menegaskan pembentukan tim pencari fakta ini bukan atas instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Wisnu Cipto - Jumat, 12 September 2025
Bentuk Tim Pencari Fakta Kerusuhan Demo, 6 Lembaga HAM Bantah Jalani Instruksi Prabowo
Indonesia
Kecam Penangkapan Delpedro Marhaen, Amnesty International: Negara Seharusnya Dengarkan Tuntutan Rakyat
Amnesty International Indonesia mengecam penangkapan Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen. Usman Hamid mengatakan, negara seharusnya mendengarkan tuntutan rakyat.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Kecam Penangkapan Delpedro Marhaen, Amnesty International: Negara Seharusnya Dengarkan Tuntutan Rakyat
Indonesia
Polda Metro Jaya Duga Direktur Lokataru Jadi Dalang di Balik Aksi Anarkis Pelajar dan Anak-anak
DMR juga diduga telah menyebarkan berita bohong
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polda Metro Jaya Duga Direktur Lokataru Jadi Dalang di Balik Aksi Anarkis Pelajar dan Anak-anak
Indonesia
Profil Delpedro Marhaen, Aktivis dan Direktur Lokataru Foundation yang Dijemput Paksa Polisi
Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, dijemput paksa polisi pada Senin (1/9) malam. Ia tercatat sebagai mahasiswa magister Ilmu Politik di UPN Veteran Jakarta (UPNVJ) dan magister hukum di Universitas Tarumanagara.
Soffi Amira - Selasa, 02 September 2025
Profil Delpedro Marhaen, Aktivis dan Direktur Lokataru Foundation yang Dijemput Paksa Polisi
Bagikan