Berhenti Percaya Mitos Tentang Panjang Umur Jika Ingin Hidup Lebih Lama


Sejumlah mitos soal panjang umur perlu dihentikan. (Foto: freepik/freepik)
ORANG tertua di dunia baru ditetapkan kembali oleh Guinness World Records. Dia merupakan biarawati berusia 118 tahun yang tinggal di panti jompo di Prancis Selatan. Dikatakan Suster Andre menikmati cokelat dan segelas wine setiap hari di panti wreda.
Namun, tentunya bukan cokelat dan wine yang membuatnya panjang umur. Malah ternyata suster itu merasa dia seharusnya sudah 'tenang' di alam sana. Suster Andre tidak tahu mengapa dia bisa sampai usia selanjut ini, tapi sebaiknya kamu tahu bahwa ada beberapa kesalahpahaman tentang umur panjang yang perlu diluruskan.
Baca juga:
Mitos 1: Ceria dan optimisme panjangkan usia

Kepribadian yang optimistis tidak akan membantu kamu berumur panjang. Sebuah studi Longevity Project yang diikuti lebih dari 1.500 orang selama 80 tahun menemukan, bahwa orang-orang yang ceria dan optimistis sebenarnya hidup lebih pendek.
Orang-orang yang hidup paling lama yaitu tipe gigih dan bijaksana. Orang-orang yang berhati ringan, berdasarkan filosofi segalanya akan berhasil dan baik-baik saja, cenderung mengambil lebih banyak risiko dengan kesehatan mereka (seperti melewatkan pemeriksaan yang direkomendasikan) seiring bertambahnya usia.
Itu tidak berarti kamu harus murung atau khawatir untuk melewati lebih banyak ulang tahun. Tertawa sebenarnya adalah obat yang baik. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang dewasa usia lanjut yang tertawa setiap hari memiliki tingkat penyakit jantung dan stroke yang lebih rendah. Cobalah untuk menyeimbangkan kenikmatan hidup dengan pendekatan serius untuk menjaga kesehatanmu.
Mitos 2: Bekerja terlalu keras bikin cepat meninggal

Pekerja keras sebenarnya memiliki risiko kematian dini 20-30 persen lebih rendah, menurut studi Longevity Project. Namun, jika tempat kerja menyebabkan kamu membawa pulang stres, itu tetap buruk bagi kesehatan.
Umumnya, keterlibatan sosial dan stimulasi mental dalam bekerja membawa manfaat nyata. Satu studi menemukan bahwa orang sehat yang bekerja setahun lebih lama sebelum pensiun memiliki risiko kematian 11 persen lebih rendah selama masa studi 18 tahun.
Penelitian lain di Psychological Science menekankan pentingnya memiliki tujuan hidup yang membantu memperpanjang umur. Kamu dapat menemukan tujuan dalam hampir semua jenis kegiatan, mulai dari menjadi sukarelawan hingga membantu merawat cucu hingga melakukan hobi sosial. “Ini tentang pentingnya komunitas dan melayani orang lain,” kata Catherine Johnson, M.D., pendiri dan direktur medis Precision Medical Care di Clarendon Hills, Illinois, AS.
Baca juga:
Mitos 3: Kalau keluarga ada yang mati muda, kamu juga akan mengalaminya

Genetika hanya menyumbang sebagian kecil dari umur panjangmu. Memang, DNA penting. Menurut penelitian, jika kamu memiliki setidaknya satu orang tua yang hidup melewati usia 70 tahun, peluangmu untuk hidup lebih lama akan meningkat.
Namun, kebiasaan gaya hidup dan lingkungan, keduanya memengaruhi bagaimana DNA kamu diekspresikan. Dan hal ini memainkan peran yang jauh lebih besar, kata Johnson.
Ketika para peneliti mempelajari lebih dari 123.000 orang, mereka menemukan bahwa lima kebiasaan gaya hidup khususnya: menjaga berat badan yang sehat, tidak pernah merokok, berolahraga, mengikuti diet sehat, dan konsumsi alkohol hanya dalam jumlah sedang, sangat meningkatkan harapan hidup pada usia 50 tahun. Selain itu, akses ke udara dan air bersih juga berperan, kata direktur medis Princeton Longevity Center David Fein, MD seperti diberitakan Prevention.
Namun, bicarakan dengan dokter tentang riwayat keluargamu jika ada yang dapat menunjukkan risiko lebih besar untuk penyakit terkait genetik, sehingga kamu dapat memanfaatkan pemeriksaan kesehatan dan menemukan cara untuk menurunkan risiko tersebut, pesan Fein.
Mitos 4: Menghindari penuaan

Tidak diragukan lagi beberapa aspek penuaan memang menyebalkan dan sebisa mungkin dihindari atau dikurangi efeknya. Namun, tidak semuanya buruk dan harus dihindari. Penelitian menemukan bahwa orang yang menerima prosen penuaan pada tubuhnya, rata-rata hidup 7,5 tahun lebih lama daripada mereka yang takut akan penuaan.
Ini mungkin sebagian karena orang yang memiliki pandangan yang lebih suram tentang bertambahnya usia kurang proaktif dalam mencari perawatan kesehatan ketika masalah muncul. Mereka mungkin hanya menganggapnya sebagai penuaan dan gagal mengatasinya.
Jadi, bahkan jika kamu berpikir setiap sendi kaku atau penurunan energi adalah karena kamu tidak semuda dulu, ada baiknya membicarakan semuanya dengan doktermu.
Sebagai contoh: Memang benar bahwa respons kekebalan tubuh melemah seiring waktu, yang dapat membuat tubuh berada dalam keadaan peradangan kronis, dan itu terkait dengan penyakit jantung dan beberapa jenis kanker.
Namun, dengan makan lebih sedikit gula, berolahraga lebih banyak, menghabiskan lebih banyak waktu di luar, mengelola stres, dan mengonsumsi makanan yang kaya asam lemak omega-3, kamu dapat mengurangi peradangan, kata Johnson.
“Saya biasa memberi tahu pasien saya, 'Oh, itulah yang terjadi ketika kamu bertambah tua,' tetapi saya sudah berhenti mengatakan itu. Saya percaya kita bisa mengatur bagaimana tubuh kita menua," demikian Catherine Johnson. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
