Berdamai dengan Duka Kehilangan


Ilustras berdamai dengan duka kehilangan (Sumber: Pexels/Ksenia)
SETIAP manusia yang hidup di muka bumi ini pasti akan berhadapan dengan kehilangan. Berduka untuk seseorang yang dicintai. Dan ternyata disetiap kedukaan menyisakan cerita, memori, dan berbagai emosi yang seringkali datang tiba-tiba.
Dalam kedukaan kita akan mengalami fase kesedihan yang berbeda-beda sebagai respon alami terhadap kehilangan. Beberapa orang menunjukkan kedukaan dengan meratapi kehilangan. Sementara yang lain coba mengekspresikan kesedihan menjadi sebuah karya. Salah satu yang cukup produktif dalam mengekspresikan duka kehilangan adalah Nirasha Darusman.
Baca Juga:
Inilah Buku-Buku Bacaan Favorit Presiden Indonesia Mulai Bung Karno Sampai Jokowi
Baru-baru ini ia meluncurkan buku yang telah ia ketik sejak 3 tahun lalu. Ia berbagi perjalanan berdukanya dalam buku yang berjudul Lost and Found: Sebuah Perjalanan Mengarungi Duka. Buku bergenre memoar ini secara artikulatif mengungkapkan perjuangan dan perjalanan panjang seorang Nirasha Darusman, atau yang akrab disapa Nira. Buku ini menceritakan usahanya untuk bangkit dari kesedihan karena kehilangan anggota keluarga dalam rentang waktu 7 tahun. Secara jujur, buku ini bercerita tentang kisahnya dalam mengarungi duka, sesuatu yang diyakininya menjadi perjalanan seumur hidup.
"Buku ini lahir karena sepanjang perjalanan duka saya, kurang lebih 11 tahun. Saya tidak berhasil menemukan buku berbahasa Indonesia yang membahas soal kematian dan berduka. Buku ini menyajikan pendekatan dan sudut pandang lain dari sebuah proses kehilangan dan berduka untuk kemudian dapat saling belajar dan membagikannya kepada sesama," ujarnya membahas latar belakang terciptanya buku tersebut.

"Saya ingin buku memoir ini dapat membantu teman-teman yang sedang berduka, yang baru saja merasakan pedihnya kehilangan,” lanjutnya penuh harap. Melalui buku ini, halaman demi halaman berbagi tentang berbagai pelajaran kedukaan yang luar biasa mulai dari menghadapi emosi demi emosi hingga kejadian demi kejadian yang dirasakannya dalam naik-turunnya ombak duka.
Baca Juga:
Lost and Found: Sebuah Perjalanan Mengarungi Duka terdiri dari 200 halaman dan 4 chapter: Chapter (1) Lost, Chapter (2) Grief, Chapter 3 (Found), dan Chapter 4 (Legacy). Tidak hanya bercerita tentang pengalaman pribadi, buku ini juga mengungkap dan mengajarkan mekanisme koping. Bagaimana cara untuk keluar dari stres dan trauma, serta berbagi pengalaman dalam mengelola emosi yang terkadang berat untuk dijalani.

"Berduka dan kehilangan itu bersifat pribadi, semua orang tidak sama. Saya seringkali mengalami emosi yang sulit dan seringkali tidak terduga. Ada rasa marah, menyesal, bersalah, ketidakpercayaan, sedih yang tak kunjung usai. Tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental, juga fisik. Ini adalah tantangan hidup yang harus saya hadapi, dan saya berupaya untuk mencari mekanisme kopingnya agar dapat berfungsi dengan baik untuk kehidupan kedepan," urai Nira.
Tidak hanya menuliskan buku, kurang lebih 2 tahun terakhir Nira menginisiasi sebuah komunitas support group “Let’s Talk Grief” yang digelar setiap 2 minggu sekali secara online ditujukan bagi mereka yang ingin berbagi seputar kehilangan dan membahas masalah kedukaan, dan kemudian mendirikan @GRIEFTALK.id.
Melalui dua wadah support group ini, mengundang teman-teman dari berbagai daerah dan latar belakang untuk berbagi cerita dan saling menguatkan satu sama lain. Membuka ruang dan hadir bersama untuk teman-teman yang membutuhkan dukungan, validasi dan semangat dalam menjalani proses duka. (avia)
Baca Juga:
Codex Leicester, Buku Termahal di Dunia Seharga Ferrari Langka
Bagikan
Berita Terkait
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Psikolog Bocorkan Cara Musik Melatih Otak Anak Jadi Super Cerdas Sejak Dini

Jangan Dipendam! Layanan Konsultasi Kesehatan Mental Gratis dan Rahasia Tersedia Nonstop di Jakarta, Bisa Kontak ke Nomor Ini

Maika Monroe Jadi Pengasuh Psikopat dalam "Victorian Psycho"

Psikolog UI Tekankan Pentingnya Berpikir Kritis di Era Kecerdasan Buatan, Jangan Biarkan Anak Terjebak Sesuatu yang Instan

Kesedihan Seringkali Berujung pada Impulsive Buying, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Alasan Psikologis Seseorang Jadi Fomo, Kenali Tanda-tandanya

Sering Berbicara Sarkas Berarti Punya Kecerdasan Tinggi? Simak Penjelasannya

Waspada, Ini 5 Tanda Pasangan Kamu Punya Sifat Patriarki

5 Manfaat Mengapresiasi Anak, Bekal Mereka Hadapi Kerasnya Hidup
