Berangkat dari Keprihatinan, 6 Dokter Muda Asal Papua Daftar Jadi Perwira Polisi
Dokter muda asal Papua daftar jadi Perwira Polisi. (Dok. Polri)
MerahPutih.com - Kualitas para pendaftar anggota polisi mengalami peningkatan. Buktinya, sejumlah dokter muda berbondong-bondong mendaftar menjadi anggota Polri.
Enam dokter muda asal Papua saat ini tengah menjalani pendidikan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Gelombang I tahun 2025.
Mereka adalah Jack Johanes Pical, Ilham Aaas Hamka, Alex Stendly Nuburi, Herlambang Andreka Junior Dwi Putra, Arfinsasi Putra, dan Marlina Putri Purnama Sari Pekpekai.
Para dokter muda ini memiliki latar belakang dan pengalaman yang beragam, namun memiliki satu tujuan yang sama, yakni memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Papua. Mereka menyadari betul bahwa akses layanan kesehatan di Papua, terutama di daerah pelosok, masih sangat terbatas.
“Melalui SIPSS, saya berharap bisa menjadi dokter sekaligus polisi, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat,” ujar Jack Johanes Pical di Semarang, Jawa Tengah dikutip Minggu (9/3).
Hal senada disampaikan Alex Stendly Nuburi. Ia menceritakan kondisi alam Papua menjadi tantangan tersendiri pasien dan juga para tenaga medis.
Tahun lalu dia bekerja di puskesmas Arbaiz yang terletak di Kabupaten Sarmi yang waktu tempuhnya sekitar 10 jam dari kota Jayapura.
“Puskesmas saya itu merupakan puskesmas yang terpencil,” kata Alex.
Baca juga:
Polisi Gagalkan Rencana Tawuran Perang Sarung Jelang Sahur Ramadan di Solo
Minimnya tenaga medis dan fasilitas Kesehatan di Papua juga menjadi motivasi Herlambang Andreka Junior Dwi Putra. Menjadi dokter merupakan keinginan kecilnya untuk menolong keluarganya.
Beranjak besar, ia melihat bahwa tidak hanya keluarganya yang membutuhkan bantuan medis, tapi juga masyarakat di lingkungan tempatnya tinggal.
“Kini saya mendapat kesempatan untuk memberi manfaat kepada lebih banyak orang dengan menjadi siswa SIPSS yang nantinya disiapkan sebagai polisi dengan keahlian di bidang medis,”kata Herlambang.
Para dokter muda ini memiliki mimpi besar untuk mengembangkan karier mereka di bidang spesialisasi kedokteran. Beberapa di antaranya bercita-cita menjadi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, penyakit dalam, bedah, kandungan, dan saraf.
Seperti pengalaman Marlina. Ia melihat di daerahnya belum ada dokter ahli syaraf asal Merauke. Banyak lansia yang tidak mendapat perawatan yang layak karena kekurangan tenaga medis ahli di bidang syaraf termasuk kakeknya sendiri.
Baca juga:
Polisi Bongkar Pengiriman Pekerja Migran Ilegal dengan Modus Umrah
“Dari situ saya memiliki nilai sensitifitas terhadap bidang ini,” kata Marlina.
Keinginan untuk memberikan perawatan kepada masyarakat kurang mampu di Papua terutama lansia juga diutarakan Ilham Aaas Hamka. Setelah menjadi dokter polisi dia ingin melanjutkan lagi menjadi dokter spesialis terutama dokter spesialis penyakit dalam.
“Kenapa saya memilih spesialis penyakit dalam karena untuk penyakit dalam ruang lingkup pengetahuannya sangat luas. Misalnya pada saat ada pasien jantung dan pasien itu geriatri atau usia lanjut pasti akan dikonsulkan kepada spesialis penyakit dalam,” ujar Ilham.
Keinginan menjadi dokter spesialis internis juga disampaikan Arfinsasi Putra. Ia mengatakan kondisi ini jelas terlihat saat ia bertugas di Papua Pegunungan.
“Hal ini yang memotivasi saya untuk melanjutkan spesialisasi penyakit internis untuk menolong warga yang membutuhkan layanan Kesehatan penyakit dalam,” kata Arfin.
Sementara itu, Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo menyambut baik cita-cita enam dokter muda asal pengiriman Polda Papua ini.
Dedi menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan program kesehatan pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di daerah terpencil dan tertinggal.
“ Mereka nantinya akan kami tugaskan di tempat asal mereka di Papua,” imbuh Dedi. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Desak Negara Hadir Selamatkan Pendidikan 700 Ribu Anak Papua
Kejar Swasembada Energi, Prabowo Minta Papua Tanam Sawit hingga Singkong
Anggaran Makan Begizi Gratis di Papua Rp 25 Triliun, Lebih Mahal Dibandingkan Jawa
Presiden Larang Dana Otsus Papua Digunakan Buat Perjalanan Luar Negeri
Prabowo Ingatkan Kepala Daerah Papua tak Gunakan Dana Otsus untuk Jalan-Jalan
Belajar dari Bencana, Prabowo Dorong Pembangunan Lumbung Pangan di Papua
Prabowo Targetkan 2.500 SPPG di Papua Beroperasi Penuh pada 17 Agustus 2026
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Krisis Pembiayaan, Pemerintah Pusat Siap Selamatkan Mahasiswa Papua di Luar Negeri
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak