Benarkah Universitas Brawijaya Terpapar Radikalisme, Begini Jawaban Rektor

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 12 Juni 2018
Benarkah Universitas Brawijaya Terpapar Radikalisme, Begini Jawaban Rektor

Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Rektor Terpilih Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani mengaku langsung mengonfirmasi mahasiswanya melalui organisasi ekstra seperti PMII, HMI, GMNI dan IMM ketika mendengar kampus itu terpapar radikalisme.

Setelah mengonfirmasi kepada mahasiswa yang tergabung di organisasi ekstra maupun intra kampus, Nuflil meyakini tidak ada mahasiswanya yang terpapar radikalisme.

"Artinya kaderisasi di organisasi ekstra tidak ada. Kemudian saya coba organisasi intra, Insya Allah tidak ada yang sifatnya radikal. Masjid-masjid Insya Allah tidak ada. Memang dulu ada HTI, tapi sekarang sementara minggir dulu," kata Nuhfil dalam diskusi bertajuk "Strategi Kebangsaan Mengatasi Radikalisme di Universitas," di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (11/6).

Nuhfil menyatakan bakal menyaring benar mahasiswa baru yang masuk ke kampus Unibraw. Buku-buku yang masuk dan menjadi pegangan mahasiswa pun akan benar-benar disaring.

Universitas Brawijaya

"Itu mahasiswa baru yang dicegat, difasilitasi segala macamnya. Tapi ada juga organisasi halaqah yang bawa mahasiswa baru yang carikan kosan macam-macam. Itu buku jadi sangat penting disaring," ujarnya.

Nuhfil menjelaskan, dua penyebab yang menjadi latar belakang mewabahnya radikalisme di lingkungan kampus. Pertama, lunturnya nilai nasionalisme pada generasi muda. Kedua, adanya pemahaman Islam yang keliru tentang jihad.

"Kita bangga dengan negara-negara lain. Ini sudah mulai luntur pada generasi kita. Kita lihat mahasiswa di Jepang selalu diajarkan bagaimana heroiknya pahlawan mereka. Kedua, ada pemahaman Islam yang keliru tentang jihad. Jihad adalah berdimensi waktu. Disesuaikan," jelas dia.

Menurut Nuhfil faktor eksternal juga turut mempengaruhi merebaknya radikalisme, salah satunya adalah penindasan yang kerap dilakukan Amerika Serikat terhadap bangsa Palestina.

"Bangsa Palestina diinjak terus sama Amerika, benci kita. Kemudian, ada doktrin jihad dari luar negeri, ada beberapa orang datang ke sini," tuturnya.

Sedangkan faktor internal, lanjut dia, adanya kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat. Menurut dia, radikalisme tidak selalu berkaitan dengan fundamentalis agama.

"Teori mengatakan, tidak harus radikalisme dari Islam, bisa lain karena kesenjangan ekonomi. Ada juga yang mengatakan, tidak terlepas dari latar belakang orang tersebut. Kalau latar belakangnya tidak bahagia sangat mudah jadi radikalisme," pungkasnya.

Universitas Brawijaya

Untuk menanggulangi hal itu, Polisi harus melakukan pendekatan yang berbeda di lingkungan kampus. Menurut dia, pendekatan sosiologis sangat penting dalam menanggulangi paham radikal tersebut.

"Pendekatan keamanan tolong deteksi dini, pelatihan bela negara. indonesia itu kan salah satu yang selalu bela negara," ujarnya.

Pendekatan kedua, sambung dia, melalui pendekatan akademik. Namun bukan kurikulum yang bersifat doktriner seperti Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) pada zaman Orde Baru.

"Sekarang eranya sudah beda, diajak diskusi dan sebagainya. Kemudian pendekatan psikologis bagi yang mereka rawan kejiwaannya, ini perlu ada konseling. Unbraw sedang siapkan peraturan rektor. Mahasiswa adalah anak-anak yang kita bina," pungkas dia.

Sebelumnya, BNPT membeberkan setidaknya ada tujuh kampus PTN yang terpapar radikalisme. Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), hingga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB) disebut BNPT sudah disusupi paham radikal. (Pon)

#Universitas Brawijaya #Radikalisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Isi konten radikal remaja anggota ISIS di Gowa ditangkap. Remaja itu aktif menyebarkan propaganda melalui media sosial dan membahas aksi bom bunuh diri.
Soffi Amira - Minggu, 25 Mei 2025
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Indonesia
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Menurut Nasarudin, budaya maritim terbiasa menghargai perbedaan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 April 2025
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Indonesia
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Satgas Operasi Madago Raya melibatkan 253 personel termasuk anggota TNI/Polri.
Wisnu Cipto - Rabu, 02 Oktober 2024
Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
Indonesia
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Tahapan paparan paham radikal dimulai dari kegagalan menyikapi perbedaan hingga berpotensi menjadi radikalisme.
Dwi Astarini - Kamis, 25 Juli 2024
Penyebaran Radikal di Depan Mata, Semua Orang Bisa Direkrut ke Jaringan Teror
Indonesia
Muhammadiyah Sebut Kontrol Tempat Ibadah oleh Pemerintah Picu Dampak Negatif
Zulfikar Sy - Jumat, 08 September 2023
Muhammadiyah Sebut Kontrol Tempat Ibadah oleh Pemerintah Picu Dampak Negatif
Indonesia
Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos
Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengingatkan warga untuk menghindari radikalisasi di media sosial dengan menerapkan metode berpikir kritis.
Mula Akmal - Jumat, 04 Agustus 2023
Mafindo Imbau Masyarakat Hindari Radikalisasi di Medsos
Indonesia
ASN DKI Diharapkan Terhindar dari Paham Radikalisme Jelang Pemilu 2024
ASN lingkungan Pemprov DKI Jakarta mendapat arahan khusus terkait pencegahan penyebaran paham radikalisme menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Zulfikar Sy - Senin, 06 Maret 2023
ASN DKI Diharapkan Terhindar dari Paham Radikalisme Jelang Pemilu 2024
Indonesia
Universitas Brawijaya Anugerahkan Gelar Doktor Honoris Causa kepada Erick Thohir
Prosesi pengukuhan tersebut dilangsungkan di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Jumat (3/3).
Andika Pratama - Jumat, 03 Maret 2023
Universitas Brawijaya Anugerahkan Gelar Doktor Honoris Causa kepada Erick Thohir
Indonesia
BNPT Sebut Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024
Suhu perpolitikan tanah air mulai memanas jelang Pemilu 2024. Badan Nasional Penanggulangan terorisme (BNPT) mengingatkan seluruh elemen bangsa soal potensi peningkatan gerakan radikal menjelang Pemilu Serentak 2024.
Mula Akmal - Minggu, 20 November 2022
BNPT Sebut Ada Potensi Munculnya Kelompok Radikal di Pemilu 2024
Indonesia
Perempuan Mencoba Terobos Istana Bukti Radikalisme Masih Ada
Mahfud mengatakan tindakan tersebut membuktikan bahwa radikalisme masih ada di Indonesia.
Andika Pratama - Jumat, 28 Oktober 2022
Perempuan Mencoba Terobos Istana Bukti Radikalisme Masih Ada
Bagikan