Belum Satupun Negara di Dunia yang Mampu Temukan Vaksin Corona
Jubir Pemerintah Achmad Yurianto (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menegaskan hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk melawan virus corona.
Dia menerangkan, pakar-pakar diseluruh dunia masih melakukan penelitian terkait dengan virus ini, sehingga pada ujungnya nanti akan tersedia obat ataupun vaksin.
Baca Juga:
Pilkada Serentak Ngotot Digelar Desember 2020 Sebab Peluang Petahana Menang Besar
"Masih belum ada satu pun obat ataupun vaksin yang digunakan sebagai standar dunia," kata Yuri, sapaan akrabnya, dalam Konferensi Pers di Graha BNPB, Selasa (19/5).
Oleh sebab itu, dalam situasi seperti ini, pemerintah pun menegaskan bahwa satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah menekan penyebaran virus Covid-19.
"Ini sudah menjadi isyarat yang harus kita yakini, bahwa cara inilah yang bisa digunakan untuk mengendalikan pandemi Covid-19 ini," lanjut Yuri.
Karena itu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo daerah-daerah yang sudah menjalankan PSBB atau pembatasan sosial lainnya akan terus menjalankannya.
Pemberlakuan PSBB tetap dilakukan karena sampai sekarang cara untuk mengatasi penyakit yang menyerang pernapasan itu adalah memutuskan rantai infeksi, mengingat belum ada vaksin maupun obat yang beredar untuk COVID-19.
Jika pembatasan sosial dan protokol kesehatan dijalankan dengan taat maka diyakini maka tidak akan terjadi penambahan kasus dalam jumlah yang besar.
Kalau hal itu terjadi, kata Yurianto, maka angka infeksi akan bisa dikendalikan dan diturunkan yang akan berpengaruh pada tingkat kematian.
Karena itu semua pihak diharapkan dapat beradaptasi dengan tata kelola kehidupan yang baru atau normal baru di mana harus hidup berdampingan dengan pandemi.
Baca Juga:
Perusahaan Pers Dalam Bahaya, DPR Ingatkan Pemerintah Tidak Tutup Mata
"Ini menjadi harapan kita agar kerja sama yang terus-menerus kita lakukan, kerja sama yang secara konsisten tidak terputus kita lakukan, saling melindungi, gotong royong dan kemudian saling peduli menjadi karakter baru yang akan kita munculkan," tegas dia.
Karakter tersebut, kata pria yang menjabat sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan itu, akan dikombinasikan dengan melakukan protokol kesehatan sebagai normal yang baru.(Knu)
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden Jokowi Sebut Minum Micin Jadi Jenius
Bagikan
Berita Terkait
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Profil Benjamin Paulus Octavianus, Sosok Dokter Spesialis Paru yang Dipercaya Prabowo Jabat Wamenkes
Presiden Prabowo Lantik Benjamin Paulus Octavianus Jadi Wakil Menteri Kesehatan
Kasur Pasien RSUD Cut Meutia Dipenuhi Belatung, DPR Desak Kemenkes Tindak Tegas
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Kurikulum Baru untuk Bidan Diluncurkan, Kado untuk Hari Bidan Nasional 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia